Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | M Fuad Shulkhan Tsania
Pemain depan Real Madrid Prancis Karim Benzema (kanan) bersaing dengan gelandang Sheriff Ghana Edmund Addo selama pertandingan sepak bola grup D putaran pertama Liga Champions antara Real Madrid dan Sheriff Tiraspol di stadion Santiago Bernabeu di Madrid, pada 28 September 2021. JAVIER SORIANO / AFP

Matchday kedua gelaran Liga Champions Eropa telah menyelesaikan semua laga yang dijadwalkan. Tim-tim kontestan yang berjuang sekuat tenaga, telah menuai hasil laga yang mereka jalani. Kemenangan, seri dan kekalahan, menjadi penghias pertarungan klub terbaik di ajang paling bergengsi antar-klub benua Eropa ini. Namun, dari sekian banyak laga yang telah disajikan, manakah yang menjadi kejutan terbesar di matchday kedua ini?

Induk sepak bola Eropa, UEFA melalui laman mereka, uefa, merilis satu laga yang menjadi kejutan terbesar di matchday kedua gelaran. Jika banyak yang mengira kemenangan telak Liverpool atas tuan rumah Porto, atau dihantamnya Barcelona tiga gol tanpa balas oleh Benfica merupakan kejutan terbesar, ternyata kurang tepat. Pasalnya, UEFA merilis kejutan terbesar itu adalah terjungkalnya raksasa Eropa asal Spanyol, Real Madrid kala melawan tim asal Moldova, Sheriff Tiraspol dengan skor 1-2.

Setidaknya, ada beberapa alasan mengapa laga ini dinobatkan oleh UEFA sebagai kejutan terbesar matchday kedua Liga Champions Eropa. Apa saja itu?

1. Beda kekuatan yang sangat mencolok

Hal pertama yang membuat pertandingan ini menjadi sebuah kejutan besar adalah perbedaan kekuatan yang dimiliki oleh kedua kesebelasan. Ketika Real Madrid dihuni oleh para pemain kelas satu dunia macam Karim Benzema, Eden Hazard, Casemiro atau Tibaut Courtois, di kubu lawan mereka mengandalkan pemain yang masih sangat asing saat namanya terdengar di telinga kita.

2. Beda Sejarah kedua kesebelasan di ajang Liga Champions

Siapa yang meragukan sejarah Real Madrid di ajang Liga Champions Eropa? Dikutip dari laman news24, Real Madrid adalah pemegang juara terbanyak di ajang ini dengan 13 kali rengkuhan gelar. Sementara Sherifff Tiraspol? Masuk ke babak grup Liga Champions Eropa saja sudah merupakan sebuah kebanggaan bagi mereka.

3. Laga dimainkan di kandang Real Madrid

Memainkan laga di kandang sendiri merupakan sebuah keuntungan besar. Apalagi bagi tim sekelas Real Madrid yang harus berhadapan dengan “klub antah-berantah” bernama Sheriff Tiraspol.

Namun, hal tersebut tampaknya tak berlaku di matchday kedua Liga Champions ini. Di luar dugaan, Madrid justru terjungkal di hadapan fans mereka oleh klub yang sama sekali tidak diunggulkan.

4. Real Madrid menguasai jalannya pertandingan

Berdasarkan statistik yang dirilis oleh laman uefa, pertandingan ini mutlak dikuasai oleh Madrid dengan 68 persen penguasaan bola dibandingkan dengan 32 persen possession yang dimiliki oleh Sheriff. Namun sayangnya hal tersebut tak diiringi dengan hasil akhir yang memihak pada kubu tuan rumah.

5. Real Madrid lebih banyak menciptakan kesempatan

Berbanding lurus dengan penguasaan bola, el Real juga tercatat mampu menciptakan jauh lebih banyak peluang daripada tim tamu. Mereka melepaskan hingga 30 tembakan dengan 11 dia ntaranya mengarah ke gawang, berbanding dengan 4 tembakan milik Sheriff yang 3 diantaranya mengarah ke gawang.

Sayangnya, dari puluhan tembakan itu, Madrid hanya mampu menuai 1 gol, sementara Sheriff Tiraspol mampu menjaringkan 2 gol dari 3 tembakan yang mengarah ke gawang.

Setidaknya, dari Real Madrid kita bisa belajar bahwa apapun bisa terjadi dalam sepak bola. Tak hanya mengandalkan nama besar, sepak bola harus juga diiringi dengan perjuangan keras, dan tentu saja, pantang untuk mempunyai pikiran meremehkan lawan meskipun mereka bukan sebuah tim yang diunggulkan.

M Fuad Shulkhan Tsania