Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) Gelombang XVIII, resmi diberangkatkan pada tanggal 26 November 2021 ke desa-desa guna melakukan pengabdian dan melaksanakan program kerja sesuai dengan tujuan dan arahan dari panitia KKN.
Masa KKN mahasiswa Unsulbar untuk angkatan 2021, gelombang XVIII berlangsung selama 40 hari, dan harapannya segala program yang telah disusun dapat direalisasikan kepada masyarakat dan menghasilkan output yang jelas.
Seperti mahasiswa KKN Unsulbar lainnya, mahasiswa KKN di desa Pamboborang juga tak kalah saing dengan program yang telah disusunnya. Salah satunya program pengenalan Ekobrik.
Sedikit gambaran, mahasiswa Unsulbar yang KKN di desa Pamboborang Gelombang XVIII berjumlah 9 orang, teridiri dari enam jurusan Hubungan Internasional (HI), satu jurusan Matematika, dan satu jurusan Agribisnis.
Meski demikian, background jurusan tak membatasi mereka untuk menyusun program kerja yang sesuai dengan kondisi masyarakat.
KKN Unsulbar di desa Pamboborang melaksanakan program kerja berupa pengenalan Ekobrik kepada anak-anak di desa Pamboborang, khususnya di dusun Galung Paara. Kegiatan Ekobrik dilaksanakan bersama dengan anak-anak Galung Paara dengan penuh antusias dan semangat.
Hal mendasar dalam pelaksanaan Ekobrik sebagai bentuk edukasi kepada anak-anak agar peduli terhadap lingkungan dengan memungut sampah, termasuk sampah plastik. Hal itu dapat dimulai dari lingkungan rumah, sekolah, dan di lingkungan kampung. Setelah itu, sampah plastik yang sudah dikumpulkan agar dimasukkan di botol gelas yang nantinya akan dijadikan kerajinan tangan atau Ekobrik.
Kegiatan Ekobrik berjalan selama satu minggu di akhir-akhir penarikan, namun pelaksanaan Ekobrik diupayakan agar dapat diteruskan, terutama kepada para pemuda desa dan anak-anak.
Meski demikian, output dari program Ekobrik oleh KKN Unsulbar desa Pamboborang, hanya bisa membuat perhiasan/pot bunga di salah satu pekarangan rumah warga di dusun Galung Paara. Hal itu disebabkan karena keterbatasan waktu, di samping itu pula sampah-sampah plastik di Galung Paara sudah sulit ditemukan, kecuali harus ke tempat sampah yang jorok dan berbau.
Terkait dengan manfaat Ekobrik, tentu dapat mengurangi jumlah sampah plastik, peduli lingkungan, dan memicu terciptanya kerajinan tangan yang terbuat dari sampah plastik.
Tag
Baca Juga
-
Kolaborasi Tim Peserta Pilkada Polewali Mandar 2024 Melalui Gerakan Pre-Emtif dalam Pencegahan Politik Uang
-
Estafet Jokowi ke Prabowo, Bisakah Menciptakan Rekrutmen Kerja yang Adil?
-
6 Alasan Kenapa Banyak Orang Lebih Memilih WhatsApp Dibanding yang Lain
-
6 Pengaturan di Windows yang Dapat Memaksimalkan Masa Pakai Baterai Laptop
-
7 Fitur Keamanan Android yang Bisa Lindungi Data Pribadi Kamu
Artikel Terkait
-
Kawal Program Makan Bergizi Gratis, BGN Tempatkan Ahli Gizi di Seluruh Indonesia
-
Mengintip TPA Tamangapa, TPA Terbesar di Pulau Sulawesi
-
Mengintip Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis di Lingkungan Sekolah Lanud Halim Perdanakusuma
-
Bajaj Skincare Keliling di Bali, Kampanyekan Kesadaran Lingkungan Lewat Gaya Hidup Berkelanjutan
-
Pandam Adiwastra Janaloka Peduli Lingkungan dengan Beralih ke Pewarna Alami
News
-
Satukan Dedikasi, Selebrasi Hari Guru di SMA Negeri 1 Purwakarta
-
Dari Kelas Berbagi, Kampung Halaman Bangkitkan Remaja Negeri
-
Yoursay Talk Unlocking New Opportunity: Tips dan Trik Lolos Beasiswa di Luar Negeri!
-
See To Wear 2024 Guncang Industri Fashion Lokal, Suguhkan Pengalaman Berbeda
-
Harumkan Indonesia! The Saint Angela Choir Bandung Juara Dunia World Choral Championship 2024
Terkini
-
Timnas Putri Indonesia Segel Tiket Semifinal AFF Wanita usai Bekuk Malaysia
-
3 Varian Sunscreen dari Azarine dengan SPF 50, Ada Tone Up dan Bentuk Spray
-
Tes Open Book: Senjata Latih Critical Thinking atau Malah Bikin Malas?
-
Pyo Ye Jin Muncul Jadi Cameo di Drama Brewing Love, Saingan Kim Se Jeong?
-
3 Sheet Mask Korea yang Mengandung Bambu, Ampuh Menjaga Kelembapan kulit