Di Pondok Cabe Ilir, Kota Tangerang Selatan, ada satu tempat yang menawarkan edukasi dikemas dengan kreativitas. Saung Art Gallery namanya. Tempat ini menjual dan memproduksi berbagai celengan dan patung lukis karakter.
Sejak awal tahun 2020, Cefi Heriansyah mulai menekuni usaha kerajinan berbahan gypsum ini sebagai media edukasi kepada anak-anak. Ada banyak karakter dunia fantasi seperti Spiderman, Doraemon, Micky Mouse dan lain-lain sudah dibuat olehnya.
“Kita buat celengan dan pajangan patung berbagai bentuk karakter dari bahan gypsum”, ujar Heri.
Bukan hanya sekedar celengan, namun Heri menawarkan konsep yang berbeda dari celengan pada umumnya. Dimana daya kreativitas anak-anak akan bertambah dengan melukis langsung celengan tersebut sesuai dengan imajinasi dan kreasi tiap anak. Hal inilah yang menjadi nilai lebih dari produk kerajinan Heri.
“Disini yang kita jual itu edukasinya, nilai edukasi dengan konsep celengan lukis ini. Jadi ketertarikan dan kreativitas anak-anak akan bertambah dengan melukis langsung”, ujarnya.
Sebelum pandemi melanda, Heri sempat menjadi tutor dan memberikan praktek secara langsung diberbagai sekolah. Jadi anak-anak tidak hanya melukis, melainkan dapat mengetahui proses pembuatan celengan tersebut dari awal hingga akhir.
“Sebelumnya sudah banyak kerjasama ke berbagai sekolah, tapi pas pengumuman pandemi bulan Maret langsung distop kegiatannya”, katanya.
“Kalau disekolah itu biasanya mereka langsung membuat. Taulah caranya, jadi bener-bener dapat ilmunya, bikin dari awal sampai jadi”, lanjutnya.
Heri menawarkan produk kerajinannya dengan sistem paket. Dalam satu kotak, anak-anak akan mendapatkan 1 buah celengan gypsum, cat warna, palet dan kuas. Paket kerajinan ini dijual mulai dari harga 25 ribu rupiah per kotak.
“Terus kita disini jualnya biasanya paketan, isinya ada celengan, cat warna, palet, dan kuas. Harga mulai dari 25 ribu hingga ratusan ribu, tergantung ukurannya”, ujarnya.
Kerajinan celengan dan patung lukis karakter ini dibuat secara manual tanpa bantuan mesin. Dalam pembuatannya, Heri memberdayakan anak muda ditempat tinggalnya untuk membantu membuat produk kerajinan ini. Butuh proses dan waktu yang cukup lama untuk membuat satu produk jadi.
“Orang ngeliatnya kaya pabrikan, padahal ini dibuat handmade dan homemade satu persatu, dan kita berdayakan anak muda disini dalam proses pembuatannya”, ujarnya.
“Satu jam keras dicetakan, terus dijemur selama 4 hari, baru abis itu finishing diamplas dan siap untuk dicat’, lanjutnya.
Dalam pemasaran produknya, Heri memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Facebook. Selain itu dia juga memiliki puluhan reseller yang tersebar diberbagai kota di Indonesia untuk memasarkan produknya.
“Reseller kita ada banyak, puluhan orang dan tersebar dibanyak kota. Biasanya minimal order 30 buah baru kita kirim”, tutupnya.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
AI Mengguncang Dunia Seni: Kreator Sejati atau Ilusi Kecerdasan?
-
Pentingnya Desain Interior yang Tepat dalam Perkembangan dan Kreativitas Anak
-
Bermimpi Lewat Seni Bersama Komunitas Dreamity Indonesia: Buka Akses Anak Untuk Asah Kreativitas
-
Keseruan NMAA Great of Indonesia di Osaka Auto Messe 2025, Gebrakan Besar Menuju IMX 2025: "8VOLUTION"
-
Jadi Ruang Kreativitas dan Aktualisasi, Mahasiswa Ilkom UNAS Gelar Pameran Media Cetak Digital
News
-
Record Store Day Yogyakarta 2025, Lebarannya Rilisan Fisik Kini Balik Ke Pasar Tradisional
-
Kode Redeem Genshin Impact Hari Ini, Hadirkan Hadiah Menarik dan Seru
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
-
Bukan Hanya Kembali Suci, Ternyata Begini Arti Idulfitri Menurut Pendapat Ulama
-
Contoh Khutbah Idul Fitri Bahasa Jawa yang Menyentuh dan Memotivasi
Terkini
-
Nova Arianto Capai Tonggak Sejarah Baru, Bukti Nyata Talenta Pelatih Lokal?
-
Kim Soo-hyun Kembali Bantah Tuduhan Pedofilia kepada Kim Sae-ron
-
Dari Ratu Rom-Com ke Horor, Kim Hye Yoon Digaet Bintangi Film Salmokji
-
Langgam 'Kuncung' Didi Kempot, Kesederhanaan Hidup yang Kini Dirindukan
-
xikers 'Breathe,' Tak Gentar Raih Tujuan di Tengah Situasi Sulit