Scroll untuk membaca artikel
Dany Garjito | Xandra Junia Indriasti
Tolak Bahasa Melayu, Warga Malaysia Ini Larang Indonesia Menonton Upin-Ipin

Upin Ipin masuk jajaran trending usai seorang warga negara Malaysia mencuit terkait Indonesia yang menolak bahasa Melayu dijadikan bahasa resmi ASEAN.

Dalam cuitannya pada Kamis (7/4/2022), pemilik akun @erdina_nadya menyampaikan bahwa warga Indonesia dilarang menonton serial animasi populer asli Malaysia, Upin Ipin.

"Kalau indonesian takmo (tidak mau) guna (memakai) bahasa melayu sebagai bahasa rasmi ASEAN ni senang je. Jangan tengok (nonton) upin ipin lagi dah ok?" tulisnya.

Dalam sekejap, cuitan tersebut menerima ribuan respon dari warganet Indonesia yang tidak menganggapnya sebagai masalah besar jika memang dilarang untuk menonton Upin-Ipin. Berikut beberapa diantaranya.

"Jangan nonton sinetron dan film kami, jangan pernah juga dengar lagu-lagu kami, setuju??

Upin ipin, HAH! Makan tuh upin ipin

Serius, malaysia tanpa industri entertaiment indonesia, bakal jadi apa??? Siti nurhaliza doang lmaoooo," - @**ing.

"Btw, Indonesia nggak butuh Upin-Ipin tapi Upin-Ipin BUTUH Indonesia sebagai pasar terbesar mereka, bayangin, kamu matikan saja bisnisnya," - @**ing.

"Ok. Minta tolong juga pulangkan susanti kembali ke indonesia," - @d**a*******o.

"Yah kalo stop upin-ipin yg rugi ya Malaysia lah, pasarnya gede banget disini sampe episode baru aja tayang duluan di indonesia," - @****hid**.

Di sisi lain, tidak sedikit juga yang terlihat kesal dengan warga Malaysia yang bersikeras ingin bahasa Melayu menjadi bahasa resmi ASEAN. Terlebih banyak masyarakat lokal sana yang justru terbiasa menggunakan bahasa Inggris untuk sehari-hari.

"Kalau kalian benar-benar punya keinginan menjadikan bahasa melayu sebagai bahasa resmi ASEAN kenapa kalian memilih menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar di sekolah. Dan setidaknya bila benar yakin bahasanya layak, kenapa tidak yakin menggunakannya sendiri?" - @ap******ba.

"Mbak, "senang je" aja saya nggak tau artinya apa: Senang aja (seneng ngapain, marpuaaaah)? Santai aja? Terserah aja? Gimana saya mau dipaksa setuju b. Indonesia persis sama dgn b. Melayu. Bahasa Indonesia ada kemiripan dgn b. Melayu, tapi sudah berkembang tdk sama lagi," - @**is***a.

Munculnya cuitan viral ini diduga karena kabar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim yang menolak bahasa Melayu sebagai bahasa resmi ASEAN.

Meski sudah mengaku hanya bergurau, warganet Indonesia mengatakan jika hal tersebut tidak pantas disampaikan di tengah momen serius seperti ini. Terbukti dengan banyaknya orang yang merasa kesal.

Alasan Nadiem menolak karena Bahasa Indonesia dianggap lebih layak untuk diutamakan dengan mempertimbangkan keunggulan sejarah, hukum, serta linguistik. Ini disampaikan langsung saat Menteri Malaysia Dato Sri Ismail Sabri Yaakob melakukan kunjungan ke Indonesia.

"Dengan semua keunggulan yang dimiliki bahasa Indonesia dari aspek historis, hukum, dan linguistik, serta bagaimana bahasa Indonesia telah menjadi bahasa yang diakui secara internasional, sudah selayaknya bahasa Indonesia duduk di posisi terdepan, dan jika memungkinkan menjadi bahasa pengantar untuk pertemuan-pertemuan resmi ASEAN,” jelas Nadiem, Senin (4/4/2022) lalu.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

Xandra Junia Indriasti