Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rozi Rista Aga Zidna
Ilustrasi bara api (Pixabay.com/adonyig)

Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan kelakuan Kang Santri yang tengah makan bara api. Bara api yang dimakan itu langsung dipungut dari tungku yang ada di hadapannya. Seolah makan keripik singkong, santriwan berpeci hitam dan berkaus putih tersebut melahapnya dengan sangat nikmat, tanpa rasa panas. Benar-benar seperti keripik singkok yang gurih. 

Dalam tayangan video tersebut, pria bersarung itu tampak memakan bara api di dapur tempat para santri memasak. Sementara teman santri di sebelahnya memandang penuh takjub. Dalam batin barangkali temannya berbisik, "Panasnya api dunia tidak ada apa-apanya bagi dia, apalagi panasnya api cemburu. Wahahaha...."

Belum puas dengan adegan yang diperagakan si santri berkaus putih, teman yang di depannya malah menyodorkan kayu kering yang ujungnya telah tersulut api ke arahnya. Tanpa basa-basi, si santri itu menerima dengan begitu enteng, dan dalam sekejap ia pun memakannya pula tanpa ampun. Riuh sorak-sorai dari teman-teman santri yang menyaksikannya itu semakin membuatnya semangat.

Bukan tidak ada lagi makanan yang mau dimakan oleh santri sehingga ia memakan bara api. Bukan. Namun, beginilah kehidupan para santri. Mereka suka unjuk kesaktian. Lebih-lebih ilmu kanuragan yang baru saja didapatnya. Mereka penasaran untuk mencoba kemujarabannya.

"Yoopo lek sahur arek arek iki?" demikian tajuk video yang diunggah oleh @dagelansantri di akun instagramnya.

Jangan tiru adegan ini

Santri makan bara api. (Instagram/@dagelansantri)

Video yang dipost di reels instagram @dagelansantri 1 hari yang lalu ini telah mendapat 2.697 suka dan 76 komentar dari warganet.

"Sombong amat," begini komentar salah satu mereka setelah menontonnya.

"Sombong dari mana ya?" warganet yang lain menanggapi.

"Hiburane santri itu kang," terang yang lain.

"Nabi Ibrahim tahan api. Ini ilmu apa yang dipakai sampai tahan api?" warganet lainnya bertanya tak habis pikir.

"Pati geni gan. Puasanya 7 hari 7 malam," jelas yang lain.

"Kalau anak pondok pasti tahu. Keren kang, teruskan bakatmu," di antara mereka menyemangati.

"Kerjaan saya pas mondok di Banten," beber yang lain.

"Lagi ngirit minyak goreng," salah satu dari mereka menyimpulkan.

"Hebat sekali, seperti Master Limbad," timpal yang lain, merasa kagum.

Rozi Rista Aga Zidna