Detik-detik lebaran akan menghampiri kita, kini suasana di kampung halaman sudah mulai digencarkan untuk persiapan menyambut Hari Raya Idul Fitri. Tepat hari ini (30/4/2022), di Desa Todang-Todang, Kecamatan Limboro, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, masyarakat setempat sudah mulai sibuk membuat makanan untuk menu saat momen lebaran tiba.
Mungkin hampir terjadi di semua daerah, 2 hari sebelum hari lebaran masyarakat sudah gencarkan persiapan agenda dan menu yang akan disajikan saat lebaran. Tentu tak lekas dengan adanya tradisi menu ketupat, buras, dan berbagai jenis makanan lain yang akan menemani pada saat Hari Raya.
Seperti di desa Todang-Todang, Ibu Nia bersama keluarga telah membuat buras sebagai menu makanan untuk lebaran. Buras salah satu makanan khas di desa Todang-Todang yang tak pernah alpa ketika perayaan hari lebaran. Ia akan menjadi teman setia yang lezat disantap dan tentu akan lengkap dengan menu-menunya yang lain.
Sekitar pukul 08.00 Wita, Ibu Nia mulai membuat buras di rumah kediamannya. Sedikit gambaran, buras adalah makanan yang terbuat dari beras dicampur santan lalu dimasak sedikit matang.
Beras sudah dimasak setelah matang itu, selanjutnya dibungkus daun pisang dengan model persegi panjang. Usai semuanya dibungkus, selanjutnya dimasukkan ke dalam air yang sudah mendidih dan nanti setelah masak, berarti buras sudah siap santap. Tetapi bagi Ibu Nia, buras yang sudah dibuat itu dimasukkan dulu ke dalam kulkas dan menunggu esok baru dimasak, demi mencegah buras cepat basi.
Buras juga sangat cocok disantap jika bersama sambal, terlebih kalau sama Indomie. Sederetan dengan menu ketupat dan opor ayam, buras juga menjadi pelengkap untuk menyambut lebaran dengan penuh kegembiraan.
Untuk waktu pembuatan buras tidaklah terlalu lama, begitupun dengan alat dan bahan yang digunakan juga terbilang sederhana. Meski begitu, pembuatan buras sangat direkomendasikan agar dapat dikerjakan secara bersama-sama dengan anggota keluarga.
Pembuatan buras di keluarga Ibu Nia juga terlihat nuansa gotong royong, Ibu Nia bersama anak dan menantunya masing-masing ambil peran dalam pembuatan buras. Tradisi pembuatan buras selalu meriah pada setiap rumah di desa Todang-Todang, bahkan juga biasa terjadi saling membantu antar tetangga.
Di kampung Todang-Todang, masyarakatnya masih mempertahankan untuk membuat buras sendiri, beda halnya kalau di perkotaan yang kadang mengandalkan membeli buras atau memesannya dari penjual. Mungkin karena di daerah kota sibuk dan tak punya waktu untuk membuat buras, sehingga memilih simpel dengan membeli buras. Lagi-lagi tidak semuanya juga begitu sih.
Dengan begitu, tradisi buras akan selalu menyamai warga masyarakat di desa Todang-Todang, tanpa buras di hari lebaran seakan ada yang kurang, karena buras adalah tradisi lama yang terjadi secara turun temurun di desa Todang-Todang. Hingga hari ini pembuatan hingga buras siap santap, ia selalu menghiasi saat perayaan Hari Raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha.
Baca Juga
-
Review ASUS Zenbook S16 OLED: Otak Einstein & Bodi Supermodel untuk Profesional
-
Generasi Z, UMKM, dan Era Digital: Kolaborasi yang Bikin Bisnis Naik Level
-
Bung Hatta, Ekonomi Kerakyatan, dan Misi Besar Membangun Kesejahteraan
-
Rengasdengklok: Peristiwa Penting Menuju Kemerdekaan Indonesia
-
Lopi Sandeq: Perahu Runcing yang Menjaga Napas Mandar
Artikel Terkait
-
Menparekraf Sandiaga Uno Sebut Destinasi Wisata Jakarta Siap Sambut Pengunjung Saat Libur Lebaran
-
Pemudik Blokir Akses Tol Cipularang Arah Jakarta-Bandung Akibat Sistem One Way, Netizen: Susah kok Ngajak-Ngajak
-
Mau Mudik? Simak 6 Tips Tinggalkan Sepeda Motor dari Honda
-
5 Momen Lebaran yang Paling Ditunggu-tunggu, Kalau Kamu Bagaimana Nih?
-
Viral Ultraman Ikut Mudik Naik Kapal Feri sambil Bawa Ember, Publik Heboh
News
-
Demo 25 Agustus: Lautan Manusia dari Mahasiswa, Pelajar hingga Ojol Geruduk Gedung DPR RI
-
Polisi Nangis Histeris di Ternate Bikin Kita Mikir Ulang soal Kesehatan Mental Seragam Coklat
-
IHR-Merdeka Cup 2025: Perpaduan Serunya Pacuan Kuda dengan Indahnya Samudra Hindia
-
Demo Chaos di Senayan: Kronologi dari Saling Sindir Sampai Hujan Bambu di Jalan Tol
-
Di Sini Kawin Lari Cuma Bikin Ortu Ngambek, di Pakistan Bisa Berakhir Ditembak Mati
Terkini
-
FYP Lagi Aneh, Muncul Tren 'Mama Muda' Menor dan Perang Fans Dadakan di TikTok
-
Dari Lapangan ke Lifestyle: Futsal sebagai Bahasa Gaul Anak Muda
-
Sinopsis New Tokyo Coast Guard, Drama Terbaru Ryuta Sato dan Shigeaki Kato
-
Jurus Slow Living Paling Mudah: Kenapa Membaca Bikin Hidup Lebih Tenang?
-
5 Hal Berharga Dibahas dalam Buku Life is Yours, Hidup Bukan Perlombaan!