Kalimat bijak mengatakan jika setiap masa punya cerita. Kalimat bijak tersebut benar adanya sebab masa anak-anak, sekolah, dewasa, tua mempunyai cerita masing-masing.
Cerita masa sekolah dasar (SD) menarik untuk dibahas. Kali ini ada cerita tentang rapor siswa SD yang memperoleh peringkat 1 pada tahun pelajaran 1994-1995.
Isi rapor tersebut diunggah oleh akun media sosial Instagram anak90anpastitau. Unggahan tersebut berupa sebuah foto nilai rapor dari siswa SDN Cendrawasih I yang bernama Iksan.
Ketika itu Iksan menerima rapor hasil belajar pada catur wulan pertama kelas 1. Iksan dituliskan dalam rapor berhasil meraih juara satu dari empat puluh tiga siswa.
Hal yang bikin rapor siswa tahun 90an ini menarik gara-gara nilainya. Nilai setiap mata pelajaran yang didapat juara satu kelas tersebut bisa dikatakan kecil.
Apabila dibandingkan dengan nilai siswa SD peringkat satu sekarang. Nilai yang didapatkan oleh Iksan sebagai peraih peringkat pertama semuanya 7 kecuali mata pelajaran Kesenian Daerah mendapatkan nilai 6.
Nilai dari Iksan apabila dirata-rata memperoleh 5,2. Sementara nilai rata-rata siswa di kelas Iksan adalah 41,5.
Nilai Rapor
Setiap mata pelajaran rata-rata siswa di kelas 1 tersebut mampu mendapatkan nilai sekitar 6. Untuk penilaian kepribadian diri, Iksan mendapatkan nilai B.
Wali kelas yang mengisi rapor siswa peringkat 1 itu memberikan catatan bagi orangtua, 'Makin giatlah belajar di rumah'. Pada bagian bawah tertulis tempat penyerahan rapor di Ujung Pandang tanggal 18 November 1994.
Unggahan Instgaram tentang rapor siswa SD kelas 1 yang menjadi peringkat satu mencuri perhatian warganet. Para warganet dibikin salfok dengan nilai rapor siswa SD tahun 90an tersebut.
"Woo peringkat 1 saja walau nilainya minim, he he he," komentar salah satu warganet.
"Lah kalau rangking 1 nya nilainya cuma segini, terus yang rangking-rangking berikutnya berapa nilainya?" sahut yang lain.
"Zaman dulu nilainya ori. Benar-benar sesuai sama pencapaian siswa," ujar lainnya.
"Rapor dahulu nilainya sesuai dengan kemampuan sang murid dari pada nilai rapor murid sekarang. Jadi zaman dulu dari nilai kita bisa mengukur kemampuan sang murid," tanggapan warganet yang lain.
Baca Juga
-
Ganteng Kali Mas Dhimas Prasetyo, Kru Denny Caknan saat Cek Sound Bikin TerDhimas-Dhimas
-
Trend Sound 'Aku Ada Type' di TikTok, Profil Meerqeen Si Aktor Tampan yang Bikin Candu Gegara Konten Swipenya
-
Wanda Hamidah Tiba-Tiba Tulis Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi, Ada Apa?
-
Petinggi Dunia Kenakan Batik Dihina saat Jamuan Gala Dinner KTT G20, Netizen Pasang Badan: Ini Pakaian Indonesia
-
Cek Besar Belanjaan Dewi Perssik, Aurel, dan Nagita Slavina di Shopee, Fuji: Wih Borong Abis Ibu-Ibu
Artikel Terkait
-
Ibu Ngakak Baca Jawaban Ujian Sekolah Anaknya, Publik: Untung Gak Dijawab Makanya Mata itu Dipakai
-
Pengakuan Geraldine Beldi, Guru SD Temukan Jasad Eril: Warga Bern Tahu Tentang Berita Eril, Kami Turut Berduka
-
Heboh Aksi Bocil Ganggu Pemotor Cewek saat Tunggu Kemacetan Lalu Lintas, Sempat Cium Bagian Terlarang Boncengers
News
-
5 Potret Kenangan Ira Wibowo di Lokasi Jatuhnya Juliana Marins di Gunung Rinjani
-
Tanpa Ahmad Dhani, Ketua AKSI dan VISI Akhirnya Bertemu, Bahas Apa?
-
Rumah DAS Menjaga Eksistensi Seniman Melalui Pameran BOX TO BOX
-
Gemakan #SuaraParaJuara Versimu! Ikuti Kompetisi Menulis AXIS Nation Cup 2025, Menangkan Hadiahnya!
-
Berkesan! Angga Fuja Widiana Ubah Momen Bagi Rapor Jadi Ajang Perenungan
Terkini
-
Diterpa Rumor Naturalisasi Ilegal, Pejabat FAM Ramai-Ramai Berikan Klarifikasi! Panik?
-
Ulasan Film Narik Sukmo: Ketika Tarian Jawa Jadi Gerbang Kutukan!
-
Dari Iklan ke Film: Bagaimana Media Membentuk Citra Perempuan?
-
Tayang 2027, Vin Diesel Ingin Paul Walker 'Muncul' di Fast and Furious 11
-
Momen Langka, Liga Indonesia All Star Diminta All Out Lawan Oxford United