Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Haqia Ramadhani
Ilustrasi guru sedang mengajari muridnya. (Unsplash.com/ Husniati Salma)

Menjadi hal lumrah jika guru akan membanggakan muridnya yang sudah sukses. Biasanya guru akan menceritakan kesuksesan mantan murid kepada murid sekarang yang diajar supaya jadi motivasi mereka. 

Namun, ketika guru membanggakan muridnya yang sudah sukses. Apakah sikap muridnya juga demikian jika bertemu di jalan?

Dalam unggahan video dari akun media sosial Instagram memomedsos memperlihatkan seorang guru yang membagikan pengalaman berbeda saat bertemu dua mantan muridnya, Senin (27/06/2022). Satu mantan murid yang berprestasi di sekolah dan dikenal pintar. 

Satunya lagi mantan murid yang biasa saja dari sisi akademik. Guru ini bercerita suatu hari bertemu dengan si pintar yang telah sukses menjadi dokter. 

Guru tersebut dengan perasaan senang menyapa si pintar yang kini sudah sukses menjadi dokter. Namun, guru itu mendapatkan respons yang mengejutkan dari si pintar. 

Ternyata, si pintar yang selam ini dibanggakannya lupa dengan sang guru. 

"Aduh siapa lupa saya," ucap si pintar. 

"Ibu Sri Rahayu," kata sang guru mengingatkan si pintar.

Guru itu kecewa dengan muridnya yang pintar selalu dielu-elukan ternyata melupakannya. Sementara, ada satu momen dimana guru tersebut bertemu dengan mantan muridnya yang lain. 

Mantan murid itu dulu sewaktu sekolah bukanlah siswa yang akademiknya menonjol. Mantan muridnya tersebut tidak sengaja melihat sang guru di jalan meminta tolong karena sepeda motor mogok. 

Si Pintar Lupa dengan Gurunya

Guru ini terkejut dengan sikap mantan muridnya yang pintar. (Instagram/ memomedsos)

Mantan murid ini menyapa sang guru dan menceritakan sedikit tentang dia semasa sekolah. Mantan murid itu tanpa basa basi membantu sang guru.

Sepeda motor gurunya yang rusak diperbaiki sekaligus dicuci bersih. Keesokan harinya saat sepeda motor sudah bisa dipakai kemudian diberikan kembali kepada sang guru. 

Melihat perbedaan sikap dua mantan muridnya tersebut membuat guru ini sadar.  

"Ternyata benar apa yang dikatakan ahli itu mencetak karakter siswa yang bagus, mencetak jiwa siswa yang bagus,  kedisiplinan siswa yang bagus akhirnya menjadi bagus. Tetapi mencetak siswa hanya dalam angka selembar kertas itu belum tentu bisa begitu," kata guru ini. 

Kolom komentar unggahan video cerita guru tentang perbedaan sikap dua mantan muridnya menuai berbagai tanggapan dari warganet. 

"Itulah pentingnya adab dulu ketimbang ilmu," ujar warganet. 

"Makanya mengutamakan adab daripada kepintaran itu lebih penting untuk prinsip hidup," sahut yang lain. 

"Ingat buk cuma siswa yang degil yang akan negur saat jumpa di jalan," komentar lainnya.  

Haqia Ramadhani