Benarkah perang antara Rusia dan Ukraina menjadi penyebab harga mie instan jadi mahal? Secara tidak langsung invasi yang dilancarkan Rusia pada Ukraina mempengaruhi pasokan gandum ke seluruh dunia yang merupakan bahan baku utama dalam membuat mie instan.
Untuk diketahui, sekitar 40% kebutuhan gandum dunia didatangkan dari kedua negara tersebut. Dengan demikian, perang kedua negara menghambat hampir separuh pasokan kebutuhan gandum bagi warga seluruh dunia. Terlebih, beberapa negara eropa masih menolak pembelian komoditas dari Rusia sebagai hukuman atas kekejaman perang.
Dengan kondisi ini produksi dan distribusi gandum jadi terganggu. Pasokan yang melambat membuat stok gandum makin sedikit di tengah kebutuhan yang tetap bahkan cenderung melonjak.
Dengan demikian, harga gandum di pasar internasional pun akan naik. Imbasnya adalah kenaikan harga bahan pangan berbasis gandum di seluruh dunia, termasuk mie instan di Indonesia.
Kenaikan ini diprediksi bakal terjadi untuk semua merek mie instan. Mulai dari Indomie, Supermie, Mie Sedap hingga Sarimi. Pantauan di situs e-commerce Tokopedia, Kamis (21/7/2022), harga mie instan berbagai merek masih berada di kisaran Rp2.500. Sebagai contoh Indomie goreng instan kemasan 85 gram dijual dengan harga Rp2.700. Kemudian Mie Sedap rasa soto Rp2.510.
Merek mie instan lainnya adalah Mie Sedap goreng kemasan 5 pax yang dijual Rp16.200, Indomie ayam bawang 69 gram Rp2.600, kemudian Mie ABC akan dijual Rp2.500 per bungkus.
Kendati prediksi kenaikan harga mie instan dilontarkan sejumlah pihak, kalangan produsen dan distributor belum mengkonfirmasi soal kenaikan ini. Termasuk jika akan dinaikkan, seberapa besar kenaikannya. Namun, kenaikan itu tetap akan terjangkau oleh masyarakat pada umumnya.
Invasi Rusia kepada Ukraina juga sampai saat ini masih terus berlanjut. Total, serangan telah berlangsung sekitar lima bulan atau 150 hari.
Saat ini upaya rekonsiliasi konflik masih belum menampakkan hasil. Sebaliknya Rusia mendapatkan dukungan dari Iran sementara Ukraina tidak ingin perang berlangsung hingga musim dingin tahun ini.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Konflik Suriah dan Ekspor Gandum Ukraina Jadi Sorotan KTT Iran-Rusia-Turki
-
Efek Konflik Ukraina, Pemerintah Disarankan Ganti Gandum dengan Komoditas Lokal
-
Indonesia Diminta Mulai Antisipasti Kelangkaan Gandum dengan Komoditas Lokal Seperti Singkong Hingga Sagu
-
Harga Gandum Naik Gara-gara Perang Rusia-Ukraina, Jokowi Ingatkan Penggemar Roti dan Mie: Hati-hati
-
Ke Mana Rusia Membawa Hasil Rampasan Gandum dari Para Petani Ukraina?
News
-
Khutbah Idul Adha: Dosen UNY Serukan Kemandirian Pangan
-
Kelas Semesta UNJA Gelar Workshop Inklusif Bareng Teman Disabilitas Jambi
-
Pesta Bebas Berselancar (PBB) Kembali Hadir di Bogor, Ada Opick, Juicy Luicy hingga Yura Yunita
-
Tingkatkan Literasi Finansial, Komunitas Cademine Gelar Edukasi di Kasang
-
Komunitas Perlitas Membingkai Semangat dan Kreativitas Penghuni Panti Laras
Terkini
-
Jennie BLACKPINK Tembus Daftar Album Terbaik Rolling Stone 2025
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
6 Drama China yang Dibintangi Pan Meiye, Beragam Peran
-
Novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad: Uji Moral dan Permainan Psikologis
-
4 Ide OOTD Stylish ala Shin Soo Hyun untuk Gaya Nyaman Saat City Trip!