Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Syiva PBA
Kelas produksi konten media sosial yang diperagakan langsung oleh staf suara.com di Lab public relations UPN Veteran Yogyakarta, Minggu 7 Agustus 2022. (dok. pribadi/Syiva PBA)

Suara.com kembali menggelar program inkubasi mengenai jurnalisme digital dan content creation melalui program Suara Community Institute (SCI). Acara pada batch 2 kali ini dilaksanakan secara tatap muka di Kampus II UPN Veteran Yogyakarta dan secara daring melalui aplikasi Zoom.

Program ini dilaksanakan selama dua minggu dengan total empat kali pertemuan. Pada minggu pertama dilaksanakan secara tatap muka pada tanggal 6,7 dan 20 Agustus 2022. Kegiatan dilanjutkan pada tanggal 13 Agustus secara daring.

Adelaide Nabila Azalia, selaku Ketua Panitia SCI berharap dengan adanya program SCI batch 2 akan terbentuk adanya komunitas dari Suara.com. Selain itu, juga menjadi tempat untuk belajar mengenai jurnalistik dan mengembangkan relasi. “Sebenarnya pertama kita ingin memperluas jaringan, kedua karena pandemi sudah mulai menurun kami ingini memperkuat komunitas offline,” ungkapnya dalam press conference SCI, Sabtu (6/8/2022).

“Kita juga ingin memberi wadah bagi mahasiswa untuk mereka belajar langsung dari para professional di bidang-bidang tersebut. Agar mereka juga tau bagaimana  gambarannya menjadi seorang jurnalis dari ahlinya tidak hanya di kelas, karena biasanya antara kelas dan praktik  akan beda,” imbuh Adelaide.

Melihat pada periode sebelumnya, kegiatan SCI sudah pernah digelar di awal tahun 2022. Total peserta saat itu ada sebelas orang dengan dua materi utama yaitu digital journalism dan content creation. Sedangkan untuk program SCI batch 2 sendiri memiliki perbedaan yang terletak pada jumlah peserta dengan total 20 orang dan adanya penambahan materi untuk creative thinking dan social media.

“Semakin ke sini sosial media di kalangan anak muda semakin naik, apalagi Tiktok dan Instargram. Kita ingin teman-teman di sini belajar tetang social media dan menggunakannya dengan cara-cara yang efektif dan trendy. Sedangkan, untuk creative thinking dipilih karena lebih mengarah pada belajar berproses untuk berfikir. Kan pasti untuk sosial media dan content sangat perlu berfikir kreatif,” paparnya pada awak media.

Dari kegiatan SCI mahasiswa tidak hanya diberikan kesempatan belajar melalui materi dari mentor-mentor profesional tetapi juga dengan penugasan langsung. Output dari penugasan selama masa inkubasi berupa proposal kampanye media sosial, video feature, artikel dan konten untuk kampanye.

Selama acara berlansung pun para peserta difasilitasi untuk konsultasi dan review dengan para mentor.Adanya inkubasi jurnalisme digital sendiri dirasa penting di tengah ekosistem jurnalisme digital masa kini. Menyikapi banyaknya hoax ataupun berita clickbait yang sering kali ditemui dengan penanaman pengetahuan jurnalisme dapat membantu mahasiswa untuk lebih memahami kerja media saat ini.

“Adanya SCI ini secara tidak langsung juga membentuk mahasiswa untuk mengetahui bagaimana untuk memproduksi berita yang baik. Misalnya dengan melakukan cek fakta atau menulis berita yang bahkan belum terkonfimasi dengan benar,” jelas Dany Garjito selaku Plt Kabiro Suarajogja.

SCI merupakan program inkubasi yang tidak hanya edukatif tetapi juga seru. Hal ini terbukti dari antusias para peserta selama mengikutinya. Contohnya saja Hayuning Ratri salah seorang alumni SCI yang pertama. “Acaranya seru. Kita belajar banyak hal, jurnalistik dasar, fotografi,videografi waktu itu juga belajar gimana terjun langsung di lapangan,” tutur Hayuning Ratri. (Syiva PBA)

Syiva PBA

Baca Juga