Sakuma Drops adalah permen beku dari Jepang dengan aroma jus buah asli. Permen ini sangat populer dan mudah dikenali di Jepang karena sudah ada sejak periode Meiji dari tahun 1908.
Sakuma's drops menjadi sangat terkenal hingga keluar Jepang setelah kemunculannya di film anime studio Ghibli yang rilis tahun 1988 berjudul Grave of the Fireflies (Hotaru no Haka). Permen ini sangat ikonik dan menjadi bagian penting dalam film terutama yang berhubungan dengan salah satu karakter utama bernama Setsuko.
Pada tanggal 9 November, Sakuma Seika (Toshima-ku, Tokyo), yang memproduksi dan menjual permen "Sakuma Drops" dalam kaleng merah membuat sebuah pengumuman, bahwa perusahaan permen tersebut akan ditutup pada tanggal 20 Januari 2023.
BACA JUGA: Sinopsis Glass Onion: A Knives Out Mystery, Film Garapan Netflix yang Bakal Temani Libur Nataru
Pandemi Corona yang melanda menjadi penyebab perusahaan tidak bisa melanjutkan proses produksi. Selain itu perusahaan juga sempat merugi sekitar 150 juta yen tahun lalu. Pengiriman terakhir diperkirakan selesai pada akhir bulan Desember sehingga penjualan akan mulai berhenti pada Januari 2023.
Pada tahun 1908, Sojiro Sakuma, seorang pria kelahiran Prefektur Chiba, berhasil memproduksi permen drops dalam negeri yang pertama. Perusahaan sempat menghentikan proses produksi selama Perang Dunia 2 karena kekurangan gula dan kerusakan pabrik, tetapi setelah perang dibangun kembali dan penjualan meningkat.
Setelah perang, karyawan perusahaan asal mendirikan dua perusahaan baru yang terus memproduksi permen. Perusahaan kedua memiliki merek dagang dengan nama "Sakuma Drops" (ditulis dalam huruf katakana, bukan kanji) yang menjual permen mereka dalam kaleng hijau. Permen ini diproduksi dan dijual oleh perusahaan lain bernama Sakuma Confectionery (Meguro-ku, Tokyo) dan dibangun oleh mantan staf yang lama.
BACA JUGA: 5 Drama Populer Jo Jung Suk, Bintang Hospital Playlist yang Hari Ini Ulang Tahun ke-42
Sementara itu, yang asli menggunakan nama "Sakuma's Drops" yang menggunakan kaleng berwarna merah dan dijual oleh perusahaan Sakuma Seika (Toshima-ku, Tokyo). Meskipun kedua perusahaan memiliki asal yang sama, mereka adalah perusahaan yang berbeda karena didirikan secara terpisah oleh pihak-pihak terkait setelah perang.
Keputusan penutupan usaha tersebut karena adanya masalah seperti kenaikan harga bahan baku dan energi serta kesulitan dalam menangani kekurangan tenaga kerja. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, persaingan dengan produk yang lebih murah telah meningkat, dan penjualan menurun karena efek virus corona baru.
Dalam penyelesaian akun perusahaan untuk tahun fiskal yang berakhir September tahun lalu, laba rugi akhir mencatat defisit lebih dari 150 juta yen untuk tahun tersebut.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Nijiro Murakami Akan Bergabung dalam Film Live-Action Tokyo Revengers 2
-
Gantungan Kunci Karakter Anime Jadi Alat Pembayaran di Jepang, Kok Bisa?
-
Konpeito, Permen Tradisional Jepang yang Berusia Ratusan Tahun
-
Selain Fotogenik, 7 Alasan Kenapa Kucing Adalah Hewan Peliharaan Terbaik
-
6 Fakta Menarik Anime Chainsaw Man, Terinspirasi dari Film Amerika
Artikel Terkait
News
-
Rayakan Hari Keluarga Sedunia, TFR News Perkenalkan Festival LittleDoodle
-
Kembang Goyang Luna Maya Patah Detik-Detik Sebelum Akad, Pertanda Apa?
-
Sharing Karier, Psikologi UNJA Tempa Wisudawan Siap Kerja
-
Dialog Suara.com x CORE Indonesia: Dampak Tarif AS Bagi Ekonomi Indonesia
-
Bangun Kesadaran Self-Compassion, Psikologi UNJA Adakan Lomba dan Seminar
Terkini
-
Netflix Buka Suara Soal Yeji ITZY Gabung Alice in Borderland Season 3
-
4 Klub Unggas Sudah Berjaya di Tahun 2025, tapi Masih Ada Satu Lagi yang Harus Dinantikan!
-
Haechan akan Merilis Lagu The Reason I Like You, OST Second Shot At Love
-
Film Animasi KPop Demon Hunters Umumkan Jajaran Pengisi Suara dan Musik
-
Wacana BRI Liga 1 Tambah Kuota 11 Pemain Asing, Ini 3 Dampak Negatifnya