Beberapa waktu yang lalu baru saja dihebohkan dengan berita pembunuhan yang dilakukan oleh dua anak remaja terhadap seorang anak. Remaja tersebut AD (17) dan MF (14), dan korban adalah FS (11).
Melansir dari Yoursay.id Sabtu, (14/1/2023) bahwa motif pembunuhan tersebut adalah keinginan pelaku untuk mendapatkan uang milyaran rupiah dengan menjual organ melalui situs online.
BACA JUGA: CEK FAKTA: Tangis Keluarga Pecah Dengar Ferdy Sambo Dijatuhi Vonis Hukuman Mati, Benarkah?
Keluarga pelaku menawarkan sogokan atas ganti rugi kematian FS. Orangtua pelaku menawarkan nyawa FS agar ditukar dengan 10 gram emas sebagai biaya kompensasi dan tidak membawa permasalahan tersebut ke ranah hukum.
Menanggapi hal tersebut, keluarga korban menolak dengan tegas dan menginginkan kasus ini ditangani dengan seharusnya.
"Mamanya bilang waktu tersangka baru ditangkap dia bilang tenang Bu jangan maki terlalu ribut saya bisa ganti nyawa anak ta dengan emas 10 gram." kata Erni, selaku tante korban.
Lalu bagaimana pandangan psikolog tentang hal ini? Melansir dari postingan instagram seorang psikolog parenting, Febrizky Yahya, S.Psi, M.Si, @ebifebrizky, Sabtu (14/1/2023).
Ia mengutip pernyataan seorang kriminolog , Prof. Elizabeth Yardley, bahwa ada tiga tipe orangtua yang berpotensi menghasilkan anak yang menjadi pembunuh dan pelaku kriminal berat. Apa saja?
1. Anti Mother
Anti mother yaitu orangtua yang mengasuh anak dengan penuh kekerasan. Anak-anak yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, atau anak-anak yang menyaksikan orangtuanya menjadi korban KDRT satu sama lain.
Anak-anak akan sulit mengendalikan diri dan menganggap kekerasan adalah hal yang normal untuk melampiaskan emosi.
2. Uber Mother
Uber mother yaitu sikap mengekang dan otoriter terhadap anak. Orangtua khususnya Ibu yang menuntut anaknya untuk mencapai ekspektasi sesuai lingkungan sekitarnya.
Mereka mengatur dan merancang anak- anak, membatasi dengan dunia luar, dan terlalu mengikat anak-anak mereka sehingga perilaku mereka perlahan menjadi menyimpang.
3. Passive Mother
Passive mother biasanya adalah orangtua normal yang taat hukum. Hanya saja, saat anak mereka mulai melakukan perilaku menyimpang, mereka merespon dengan 2 hal yaitu denial (tidak percaya anaknya melakukan hal tersebut), dan mendiamkan, seperti acuh dan pura-pura tidak ada yang terjadi.
Mereka percaya mendiamkan akan membuat perilaku anak membaik karena hanya kenakalan anak biasa, padahal tingkat kejahatannya akan semakin meningkat jika tidak didisiplinkan sejak dini.
Dalam kasus ini orangtua pelaku adalah tipe Passive, yang bahkan berusaha menutupi kejahatan anaknya. Orangtua pelaku bahkan tidak merasa bersalah atau menyesal pada keluarga korban. Bahkan mereka menawarkan uang atas kompensasi dan sogokan.
Pemicu terjadinya kejahatan memang bukan hanya semata-mata karena dampak dari pola asuh yang salah. Kejahatan juga bisa terjadi karena pengaruh lingkungan.
Bagaimanapun, pendidikan karakter dan moral tetap dimulai dari keluarga, agar bisa meminimalisir pengaruh lingkungan.
Cek berita dan artikel yang lain di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Rilis Teaser Perdana, Drama Korea 'Crushology 101' Siap Tayang April 2025
-
Jadi Comeback Seo Kang Joon, Drama Undercover High School Raih Popularitas
-
Rating Merosost, Gong Hyo Jin Ungkap Pemikiran Ending When the Stars Gossip
-
Tayang April, Kim Hye Ja dapat Hadiah dari Surga di Drama Korea 'Heavenly Ever After'
-
Sidang Usai, Yoo Ah In Comeback Lewat Film 'The Match' dengan Lee Byung Hun
Artikel Terkait
-
Geram Ulah Dokter Priguna Rudakpaksa Keluarga Pasien, Arzeti PKB Minta Pihak RS Juga Tanggung Jawab
-
Bantu Pelaku Usaha, Prabowo Akan Hapus Kuota Impor
-
Kasus Rudapaksa Keluarga Pasien di RS Hasan Sadikin, Singkap Fakta Ambiguitas Status Dokter PPDS
-
Murka Puan Maharani Soal Aksi Mesum Dokter Priguna: Pengkhianatan Serius Terhadap Etika Kemanusiaan!
-
Warga Pendulang Emas di Papua Diserang TPNPB-OPM, TNI Bantah Anggotanya Ikut Jadi Korban
News
-
Jobstreet by SEEK presents Mega Career Expo 2025: Temukan Peluang Kariermu!
-
Sungai Tungkal Meluap Deras, Begini Nasib Pemudik Sumatra di Kemacetan
-
Record Store Day Yogyakarta 2025, Lebarannya Rilisan Fisik Kini Balik Ke Pasar Tradisional
-
Kode Redeem Genshin Impact Hari Ini, Hadirkan Hadiah Menarik dan Seru
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
Terkini
-
Asyik Buat Dance, Kai EXO Bagikan Detail 2 B-side Track di Album Wait On Me
-
Rilis sejak Libur Lebaran, Box Office Indonesia Diisi Pabrik Gula dan Jumbo
-
Malut United akan Kerja Cerdas Hadapi Persis Solo, Persiapan Sudah Matang?
-
Ulasan Novel 14 Ways to Die: Mencari Pembunuhan Berantai 'Magpie Man'
-
Fakta Unik 4 Wakil Asia Tenggara di Piala Asia U-17: Semua Hasil Terwakili!