Negeri Gingseng mencetak rekor baru dunia yang mengkhawatirkan, yakni krisis demografis setelah dilaporkan rendahnya tingkat kesuburan di negara tersebut. Tingkat kelahiran di Korea turun di bawah 250.000 per tahun untuk pertama kalinya dalam catatan sejarah. Angka ini mengalami penurunan 50% dari sepuluh tahun yang lalu.
Menyadur Allkpop dari laporan yang dikeluarkan oleh Kantor Statistik Korea, sebanyak 249.000 bayi yang lahir pada 2022 silam mengalami penurunan sebanyak 4,4 persen dari tahun sebelum-sebelumnya. Bahkan total angka kelahiran pada tahun 2022 tidak mencapai 0,8. Artinya, hanya ada 5 kelahiran untuk setiap 1.000 penduduk di Korea.
Ini merupakan rekor terendah yang pernah dialami sejak tahun 1970, menjadikan Korea Selatan satu-satunya negara di dunia dengan tingkat kesuburuan di bawah satu.
BACA JUGA: Hendra Kurniawan 'Geng Sambo' Dihukum 3 Tahun Bui, Hakim: Terdakwa Tak Ada Rasa Penyesalan!
Jumlah kelahiran di negera asal boy grup BTS ini telah menurun selama tujuh tahun sejak 2015 selama berturut-turut. Tercatat pula ini merupakan tahun ketiga angka kematian telah melampaui angka kelahiran di negara tersebut.
Populasi yang menurun memicu kekhawatiran dapat merusak pertumbuhan ekonomi Korea Selatan karena kurangnya tenaga kerja dan membengkaknya anggaran kesejahteraan karena jumlah lansia yang meningkat dan pembayar pajak yang menurun.
Setelah diselidiki, pandemi COVID-19 menjadi salah satu alasan penurunan drastis dalam pernikahan dan peningkatan usia rata-rata orang yang melahirkan.
Usia wanita melahirkan pada tahun sebelumnya adalah 33,5 tahun. Sementara tahun ini meningkat 0,2 tahun. Artinya, wanita Korea melahirkan pada usia yang lebih tua 4 tahun dari rata-rata usia kelahiran Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yaitu 29,3 tahun.
Selain itu alasan anak muda yang enggan berkeluarga juga mempengaruhi hal tersebut. Mengutip Al Jazeera, menurut anak-anak muda Korsel, mereka tidak merasakan kewajiban untuk berkeluarga.
BACA JUGA: Skema Baru Free Fire Esports 2023 Hadir Lebih Menantang
Hal ini dipicu karena prospek pekerjaan yang buruk di tengah perlambatan ekonomi, kenaikan harga real estate, ketidaksetaraan gender dan sosial, tingkat mobilitas sosial yang rendah, hingga biaya besar yang harus dikeluarkan untuk membesarkan anak.
Pilihan untuk melahirkan oleh wanita juga terhambat karena budaya patriarki yang menuntut mereka untuk mengasuh anak sambil menanggung diskriminasi di tempat kerja.
Oleh karena itu, wanita di Korea Selatan memilih untuk memprioritaskan kebebasan pribadinya dan mengesampingkan pernikahan dan kehamilan.
Meskipun begitu, Korea Selatan tidak sendirian dalam menghadapi isu global penurunan angka kelahiran, kebanyakan negara maju di dunia juga mengalami hal serupa. Tetapi Korea menjadi satu-satunya negara di antara 38 negara anggota OECD dengan tingkat kesuburan total di bawah 1.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Makin Blak-blakan, Aaliyah Massaid Akui Bucin Ke Thariq Halilintar: Kamu Juara di Hati Aku
-
Mengenal Li Ran, Princess Eropa dari Asia Pertama, Istri dari Pangeran Charles Belgia
-
Fans Fuji Kecewa Konten Eksklusif Tersebar: Jadi Percuma Bayar
-
Nyanyi 'Cundamani' di Hadapan Happy Asmara, Celetukan Niken Salindry Bikin Ngakak Satu Venue
-
ARMY Next Level! Wanita Ini Pamer Rumah Berkonsep BTS, Semua Serba Ungu
Artikel Terkait
News
-
Tiga Pilar Kedamaian: Solusi Atasi Emosi di Lapas Narkotika Muara Sabak
-
Balap Liar Bukan Tren Keren: Psikologi UNJA Ajak Siswa Buka Mata dan Hati
-
MIMPI di Belantara Jambi: Mahasiswa Ubah Harapan Masyarakat Suku Anak Dalam
-
Di Desa Pulau Pandan, Komunitas MAGA Ajak Remaja Rancang Masa Depan Unik
-
Grantha Dayatina Eratkan Kebersamaan Lansia Lewat "Romansa Estetika"
Terkini
-
Ulasan Novel Marbel Hall Murders: Pembunuhan Keluarga dalam Naskah Misterius
-
Wataru Endo Ingin Jepang Jadi Tim Terkuat, Langkah Indonesia Makin Berat?
-
Son Suk Ku Bahas Peluang Nine Puzzles 2 Usai Jadi Drakor Terpopuler
-
Nilai Nomor Sekian! Yang Penting Tetap Waras dan Tugas Kelar, Setuju?
-
Transformasi Pola Komunikasi Keluarga dari Telepon Rumah ke Chat dan Video Call