Peristiwa Great Smog, juga dikenal sebagai The Big Smoke, terjadi di London pada akhir tahun 1952, di mana kondisi kabut tebal dan beracun menutupi kota selama empat hari yang mengerikan, dari 5-9 Desember. Kabut tersebut disebabkan oleh kombinasi dari cuaca yang buruk dan polusi udara yang sangat tinggi, khususnya dari industri, transportasi, dan rumah tangga yang menggunakan bahan bakar fosil.
Kabut tebal dan beracun ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, dan banyak orang yang terkena dampaknya. Dalam empat hari tersebut, Menurut laporan resmi dari pemerintah Inggris, jumlah kematian langsung akibat Great Smog mencapai 4.000 orang.
Namun, menurut sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Environmental Health Perspectives pada tahun 2004, jumlah kematian akibat Great Smog dapat mencapai lebih dari 12.000 orang, termasuk kematian jangka panjang akibat paparan partikel udara yang berbahaya. Kebanyakan korban adalah orang yang sudah sakit atau lemah, serta anak-anak dan orang tua.
Siddhart Singh dalam bukunya berjudul "The Great Smog of India" berkata bahwa tragedi Great Smog di London merupakan bencana yang merubah pandangan kita mengenai polusi udara.
Peristiwa Great Smog ini menjadi titik awal perubahan besar dalam kebijakan lingkungan di Inggris. Pemerintah mulai menyadari bahwa polusi udara yang tinggi sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Setelah peristiwa Great Smog, Inggris mulai mengambil tindakan untuk mengurangi polusi udara, antara lain:
- Clean Air Act 1956: Pada tahun 1956, pemerintah Inggris mengesahkan undang-undang Clean Air Act, yang bertujuan untuk mengurangi polusi udara di kota-kota besar di Inggris. Undang-undang ini melarang penggunaan batu bara dalam rumah tangga di kota-kota besar, dan mendorong pabrik dan industri untuk beralih ke bahan bakar yang lebih bersih.
- Penutupan pabrik dan pembatasan lalu lintas: Pemerintah Inggris juga memutuskan untuk menutup pabrik-pabrik yang memproduksi banyak polusi dan membatasi lalu lintas kendaraan bermotor di pusat kota. Pembatasan ini dilakukan dengan memperkenalkan sistem zona hijau, di mana kendaraan tertentu dilarang masuk ke kawasan pusat kota.
- Pembangunan jaringan transportasi umum yang lebih baik: Pemerintah Inggris juga membangun jaringan transportasi umum yang lebih baik, seperti sistem kereta api yang lebih efisien dan transportasi berbasis bus yang lebih ramah lingkungan.
Peningkatan teknologi pengendalian polusi Pemerintah Inggris berinvestasi dalam pengembangan teknologi pengendalian polusi, seperti sistem filter pada cerobong asap dan teknologi pengendalian emisi kendaraan bermotor.
Semua tindakan ini diambil dengan tujuan untuk mengurangi polusi udara dan meningkatkan kualitas udara di kota-kota besar di Inggris. Tindakan ini telah berhasil mengurangi tingkat polusi udara dan menjaga kesehatan masyarakat dari dampak negatifnya.
BACA JUGA: CEK FAKTA: Penyakit Lesti Kejora Berhasil Sembuh Berkat Ida Dayak, Benarkah?
Dikarenakan tragedi ini, masyarakat dunia semakin sadar akan bahaya polusi udara dan pentingnya perlindungan lingkungan. Hal ini memicu lahirnya beberapa konvensi internasional, antara lain:
- Konvensi Udara Bersih (Clean Air Convention) tahun 1955: Konvensi ini mengharuskan negara-negara untuk mengambil tindakan untuk mengurangi polusi udara, termasuk mengatur emisi dari industri dan transportasi. Konvensi ini menjadi dasar bagi negara-negara untuk mengadopsi undang-undang dan peraturan untuk mengurangi polusi udara.
- Protokol Montreal tahun 1987: Protokol ini mengatur tentang penggunaan bahan kimia yang merusak lapisan ozon, khususnya CFC (chlorofluorocarbon). Protokol ini merupakan hasil dari perhatian global akan lubang ozon di Antartika yang semakin melebar.
- Protokol Kyoto tahun 1997: Protokol ini mengatur tentang pengurangan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Protokol ini mengharuskan negara-negara maju untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 5,2% dibandingkan dengan tingkat tahun 1990.
Great Smog juga menjadi peristiwa penting dalam sejarah lingkungan global, yang memperkuat kesadaran dunia tentang pentingnya menjaga lingkungan dan kesehatan manusia dari dampak negatif polusi.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Akhir Perjalanan 10 Tahun Kevin De Bruyne di Manchester City
-
Liverpool Menang Derby Merseyside, Arne Slot Akui Lakukan Eksperimen
-
Manchester United Dipermalukan Mantan, Ruben Amorim: Begitulah Sepak Bola
-
Link Live Streaming Nottingham Forest Vs Manchester United Dini Hari Ini, 2 April 2025
-
Innalillahi! Manchester City Kehilangan Erling Haaland
News
-
Kode Redeem Genshin Impact Hari Ini, Hadirkan Hadiah Menarik dan Seru
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
-
Bukan Hanya Kembali Suci, Ternyata Begini Arti Idulfitri Menurut Pendapat Ulama
-
Contoh Khutbah Idul Fitri Bahasa Jawa yang Menyentuh dan Memotivasi
-
Hikmat, Jamaah Surau Nurul Hidayah Adakan Syukuran Ramadhan
Terkini
-
Novel The Good Part: Makna Perjuangan yang Menjadikan Hidup Lebih Sempurna
-
Lee Jung-eun Siap Jadi Bibi Kim Ji-won dalam Drama Baru 'Doctor X'
-
Jadi Couple di 'The Haunted Palace', Chemistry Yook Sungjae dan Bona Dipuji
-
NCT Wish Ekspresikan Gaya Y2K di Comeback Album Terbaru 'Poppop'
-
Jackie Chan Kembali! Ini Sinopsis dan Pemain Film 'Karate Kid: Legends'