Program REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) adalah sebuah inisiatif global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan. Program ini bertujuan untuk melawan deforestasi dan degradasi hutan, serta meningkatkan pengelolaan hutan secara berkelanjutan dan mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan di sekitar hutan.
Berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh PBB, deforestasi menyebabkan sekitar 10% dari emisi gas rumah kaca global. Oleh sebab itu, menjaga kelestarian hutan dan mengurangi deforestasi dan degradasi hutan merupakan salah satu cara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan membantu mencegah perubahan iklim yang semakin parah.
Program REDD+ pertama kali muncul pada tahun 2005 oleh PBB dan menjadi salah satu bagian penting dari Climate Change Paris Agreement pada tahun 2015. Program ini bertujuan untuk menciptakan dorongan bagi negara-negara yang memiliki hutan tropis untuk menjaga kelestarian hutan dan mengurangi deforestasi dan degradasi hutan.
Dalam program REDD+, negara-negara yang memiliki hutan tropis akan menerima dukungan finansial dari negara-negara mitra untuk membiayai program-program pengurangan deforestasi dan degradasi hutan. Selain itu, program ini juga akan meningkatkan pengelolaan hutan secara berkelanjutan dan mendukung pengembangan ekonomi berkelanjutan di sekitar hutan.
BACA JUGA: Mengulik Penerapan Budaya Masyarakat Jawa yang Menetap di Suriname
Norwegia merupakan salah satu negara yang sangat peduli dengan isu lingkungan dan iklim, dan telah berkomitmen untuk mendukung program REDD+. Norwegia telah menandatangani perjanjian dengan beberapa negara seperti Brasil dan Indonesia untuk memberikan dukungan finansial dalam upaya menjaga kelestarian hutan dan mengurangi deforestasi.
Sebagai bagian dari dukungan finansialnya, Norwegia telah menjanjikan hingga USD 2,7 miliar kepada negara-negara mitra dalam program REDD+ hingga tahun 2030. Dana tersebut digunakan untuk membiayai program-program pengurangan deforestasi dan degradasi hutan, serta meningkatkan pengelolaan hutan secara berkelanjutan dan mendukung pengembangan ekonomi berkelanjutan di sekitar hutan.
Tidak hanya Norwegia, negara-negara lain seperti Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat juga telah berkomitmen untuk mendukung program REDD+. Selain itu, lembaga-lembaga internasional seperti World Bank dan IMF juga memberikan dukungan finansial dan teknis untuk program ini.
Program REDD+ memiliki manfaat yang signifikan bagi lingkungan, masyarakat, dan ekonomi. Dalam hal lingkungan, program ini dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, menjaga keanekaragaman hayati, dan meningkatkan kualitas udara dan air. Dalam hal masyarakat, program ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dan keamanan pangan masyarakat, serta memberikan manfaat sosial
Berikut manfaat sebelum dan sesudah mengimplementasikan program REDD+:
Sebelum mengimplementasikan program REDD+, Indonesia dan Brazil memiliki tingkat deforestasi yang tinggi. Namun, setelah mengimplementasikan program REDD+, kedua negara berhasil menurunkan tingkat deforestasi secara signifikan.
Indonesia
Di Indonesia, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2003-2006, rata-rata luas hutan yang hilang akibat deforestasi mencapai 1,08 juta hektar per tahun. Namun, setelah mengimplementasikan program REDD+ pada tahun 2010, tingkat deforestasi di Indonesia menurun menjadi sekitar 450 ribu hektar per tahun pada tahun 2016. Ini menunjukkan penurunan tingkat deforestasi sekitar 58% setelah program REDD+ diluncurkan.
Brazil
Di Brazil, menurut data dari Global Forest Watchadun 2004-A2012, rata-rata luas hutan yang hilang akibat deforestasi mencapai 6,5 juta hektar per tahun. Namun, setelah mengimplementasikan program REDD+ pada tahun 2008, tingkat deforestasi di Brazil menurun menjadi sekitar 4,6 juta hektar per tahun pada tahun 2016. Ini menunjukkan penurunan tingkat deforestasi sekitar 29% setelah program REDD+ diluncurkan.
Program REDD+ terbukti menjadi solusi bagi permasalahan mengenai deforestasi dan degradasi hutan yang dialami oleh beberapa terutama, negara dengan hutan tropis dan program ini juga membantu dalam menjaga ekosistem bagi hewan dan tumbuhan yang saat ini kebanyakan dari mereka kehilangan tempat tinggal mereka dikarenkan deforestasi dan degradasi hutan. Program ini juga membantu mengurangi emisi gas rumah, yang membuat program ini menyelesaikan beberapa masalah lingkungan dan menjaga bumi lebih baik.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
Artikel Terkait
-
ID FOOD Jalin Kolaborasi Bersama BGN untuk Program Makan Sehat Bergizi
-
Wamendagri Bima Arya Ajak Pemprov Gorontalo Jaga Stabilitas Politik dan Keamanan Jelang Pilkada Serentak 2024
-
Ayah Rozak Ditawari Jadi Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Menentang Keras: Kalau Ketua RT Gak Apa
-
Gerakan Pemilih Cerdas, Literasi Politik Agar Semua Orang Bisa Jadi Pemilih yang Rasional
-
55.200 Nasabah Telah Miliki Debit Card BTN Prospera dengan Total AUM Rp 10,6 Triliun
Ulasan
-
3 Mantra Kehidupan untuk Raih Cita-cita dalam Trilogi Novel Negeri 5 Menara
-
Ulasan Novel Ganjil - Genap: Kisah Pencarian Jodoh dengan Banyak Tikungan
-
Ulasan Novel The Case We Met: Kisah Cinta Dari Ruang Sidang ke Ruang Hati
-
Review Novel Four Seasons in Japan, Mencari Tujuan Hidup dalam Empat Musim Jepang
-
Review Novel The Lantern of Lost Memories, Kisah Studio Ajaib bagi Jiwa yang Pergi
Terkini
-
Usai Imbang Lawan Australia, Arab Saudi Target 3 Poin Saat Jumpa Indonesia
-
Merayakan 3 Dekade: RumahSakit Siapkan Tour Spesial, Catat Kota Mana Saja!
-
Ditelikung Leong Jun Hao, Jonatan Christie Kembali Buat Kecew Penggemar
-
4 Varian Sunscreen dari NPURE, Ada Bentuk Spray hingga Powder
-
Nantikan! Film Mendiang Song Jae-rim Dijadwalkan Rilis pada Januari 2025