Indonesia kaya akan sumber daya alam bahkan dikenal sebagai tanah surga karena memiliki beragam keindahan yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Bukan hanya dikenal sebagai negara yang kaya akan destinasi wisatanya saja, Indonesia juga dikenal dengan negara besar yang memiliki keanekaragaman budaya, suku dan bahasa. Sebagai warga negara Indonesia sudah semestinya kita melestarikan dan menjaga kekayaan bangsa seperti budaya dan bahasa, salah satunya adalah Bahasa Jawa.
Sikap melestarikan budaya Jawa pun telah ditunjukan oleh Siswa dan Siswi Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 02 yang berhasil mendapatkan juara tingkat Kota Salatiga dalam lomba Macapat dalam kompetisi MAPSI 2023 (Lomba Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Seni Islam).
Tembang macapat ini sendiri merupakan salah satu karya sastra Jawa yang berbentuk tembang atau puisi tradisional Jawa yang bahkan hampir serupa dengan tembang jawa dalam kebudayaan Jawa, ada pula karya sastra yang serupa di daerah lain seperti Bali, Sasa, Sunda, dan Madura.
Pada hari Sabtu (16/09/23) lalu, Siswi bernama Pritta Masayu L.P yang merupakan siswi kelas 6 ini pun berhasil mendapatkan juara 2 dalam bidang macapat islami kategori putri tingkat Kota Salatiga. Kemudian, Siswa bernama Sabata Fabian yang merupakan siswa kelas lima ini pun juga berhasil mendapatkan juara 1 dalam bidang macapat Islami kategori putra tingkat Kota Salatiga yang mana siswa yang mendapatkan juara 1 inilah yang nantinya akan mewakili MAPSI 2023 Provinsi Jawa Tengah dalam cabang macapat Islami.
Untuk lomba MAPSI 2023 Provinsi Jawa Tengah dalam cabang macapat Islami ini akan dilaksanakan pada 28-30 September 2023 mendatang di Kota Magelang. Yang mana ini menjadi hal paling membanggakan bagi pihak SD Negeri Sidorejo Lor 02 Kota Salatiga. Hal ini juga turut disampaikan oleh Pak Trias, selaku Guru sekaligus Waka Kurikulum SD Negeri Sidorejo Lor 02 pada Upacara bendera hari Senin (18/9/23) pagi ini, “Semoga Bian bisa mendapatkan hasil yang terbaik di lomba MAPSI Provinsi nantinya.”
Sementara itu, hal ini juga menjadi salah satu ajang bagi anak-anak Sekolah Dasar untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya daerahnya. Karena budaya adalah identitas bangsa. Jika bukan kita yang menjaganya maka siapa lagi yang akan menjaga? ***
Baca Juga
-
Bukan Sekadar Lagu, '24H' Jadi Simbol Cinta Tanpa Batas dari SEVENTEEN
-
Review Lagu iKON 'Killing Me': Pura-Pura Bahagia Tak Bisa Sembuhkan Luka
-
BOYNEXTDOOR di Lagu Step By Step: Kenangan, Cinta, dan Musim Panas
-
TWICE di Lagu 'BDZ': Cinta Harus Diungkapkan, Bukan Disimpan Dalam Diam
-
Terkurung Ekspetasi, Lagu ENHYPEN Shout Out Jadi Simbol Kebebasan Gen Z
Artikel Terkait
-
Potret Budaya Baca di Indonesia, Masih Memprihatinkan?
-
Kompleks Makam Kuno Muncul di Waduk Gajah Mungkur yang Kekeringan
-
Azizah Salsha Susul Pratama Arhan ke Jepang, Ini 3 Perbedaan Budaya yang Bakal Dialami
-
Daftar Kantor BPJS Ketenagakerjaan di Jawa Tengah, Lengkap dengan Lokasinya
-
Perayaan Robo-Robo di Mempawah, Begini Sejarah dan Tradisinya
News
-
Gemakan #SuaraParaJuara Versimu! Ikuti Kompetisi Menulis AXIS Nation Cup 2025, Menangkan Hadiahnya!
-
Berkesan! Angga Fuja Widiana Ubah Momen Bagi Rapor Jadi Ajang Perenungan
-
Mahasiswa AMIKOM Yogyakarta Angkat Kisah Desa Wunut Klaten Lewat Dokumenter
-
Dari Kampus ke Desa: Langkah Awal Mahasiswa UMBY Lewat Pembekalan KKN 2025
-
Tari dan Diplomasi Akademik di Medan, Beginilah AP2TPI Disambut
Terkini
-
Xiaomi Mix Flip 2, HP Lipat Pakai Engsel Dragon Bone yang Sangat Fleksibel hingga 200.000 Kali Lipat
-
Xiaomi Pad 7S Pro Resmi Meluncur, Usung Chip Baru Xring 01 dan Fast Charging 120 Watt
-
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Amikom Promosikan Mahika Villas Sleman
-
Webtoon ke Anime: Mercenary Enrollment Resmi Dapatkan Adaptasi
-
4 Inspirasi Look Elegan ala Lee Sung Kyung yang Pas untuk Momen Spesialmu!