Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Lilis Anggraeni
Deretan usaha tempat penitipan motor di Jalan Sayuti No. 22 tepat depan Stasiun Parung Panjang, Kab. Bogor, Jawa Barat. Diambil pada Jum'at (29/12/2023). (Doc/Lilis Anggraeni)

Tampak deretan usaha tempat penitipan motor berjejer di Jalan Sayuti No. 22, tepatnya di depan Stasiun Parung Panjang. Belum lagi masih di sekitar stasiun, terdapat pula usaha penitipan motor meski terbilang cukup jauh karena harus melewati tangga JPO (Jembatan Penyebrangan Orang).

HALBET J.P, salah satu usaha jasa penitipan motor yang sudah dirintis sejak tahun 2017 lalu di atas tanah seluas 322 meter persegi. Bangunan berlantai dua ini, berlokasi tepat di depan Stasiun Parung Panjang, Jalan Sayuti No. 22, dengan jarak sekitar 25 meter dari stasiun.

Saepul (28), seorang karyawan yang bekerja di HALBET J.P menuturkan, dalam sehari terutama di hari Senin-Jum’at setidaknya terparkir 230-250 motor dan di hari Sabtu-Minggu sekitar 100-150 motor.

“Di hari-hari biasa, Senin-Jum’at ada sekitar 230-250 motor terparkir di tempat ini. Sedangkan di hari Sabtu-Minggu lebih sedikit sekitar 100-150 motor,” tutur Saepul, seorang karyawan yang bekerja di tempat penitipan motor saat diwawancarai di depan tempat usaha penitipan motor milik majikannya, Rabu (27/12/2023).

Dalam menjalankan pekerjaannya, pria yang berusia 28 tahun ini mulai membuka tempat penitipan motor dari pukul 04.00-24.00 WIB. Adapun tarif harga per-motor Rp4.000 untuk semua tipe motor. Apabila motor yang terparkir sudah melewati pukul 24.00 WIB maka harga menjadi Rp8.000 karena itu sudah termasuk menginap.

Dalam sehari, usaha yang berjarak 25 meter ke stasiun ini, bisa meraup pendapatan paling banyak menyentuh angka Rp1.000.000 dan paling kecil kisaran Rp800.000-900.000. Maka tak heran bila dalam kurun sebulan total pendapat bisa menyentuh angka kisaran Rp25.000.000-28.000.000.

Sementara itu, di lokasi berbeda terdapat pula usaha penitipan motor yang berjarak 400 meter dari stasiun. Budi (54), pemilik usaha penitipan motor tersebut yang sudah dirintis sejak tahun 2002 silam di atas tanah seluas 150 meter persegi. 

Saat diwawancarai di tempat usaha penitipan motor miliknya, Budi mengungkapkan lokasi yang dekat dengan stasiun sangat menguntungkan. Namun, setelah tangga JPO diresmikan pada tahun 2018 jumlah pelanggannya cenderung menurun.

“Kebanyakan orang yang nitipin motor di tempat saya itu pekerja dan pelajar. Biasanya mereka pulang-pergi gitu naik KRL. Kebetulan sebelum JPO di sini dibangun, tempat saya lebih dekat ke stasiun sehingga pelanggan lebih banyak,” ujar Budi, pemilik usaha penitipan motor, Rabu (27/12/2023).

Sehari-hari, Budi membuka jasa penitipan motornya dari mulai pukul 05.00-24.00 WIB. Mengenai tarif, Budi menaksir harga per motor Rp3.000 dan itu berlaku untuk semua tipe motor. Namun, jika motor yang terparkir melewati pukul 24.00 WIB maka harga menjadi Rp7.000.

Usaha yang berlokasi di jalan Ciparai Purba ini, menaksir harga yang lebih murah dibandingkan tempat penitipan motor di depan stasiun. Budi menjelaskan bahwa ia menaksir harga yang lebih murah karena jarak tempat penitipan motor miliknya cukup jauh ke stasiun. Oleh sebab itu, jumlah pelanggan di tempat Budi cenderung sedikit.

Dalam sehari, terutama di hari Senin-Jum’at terhitung paling sedikit 15 motor dan paling banyak sekitar 70-120 motor. Sedangkan di hari Sabtu-Minggu biasanya lebih sedikit, yaitu 10 motor terparkir. Lebih lanjut, Budi menerangkan tempat penitipannya ramai terlebih jika jalan utama menuju stasiun macet.

Adapun pendapatan per hari paling sedikit kisaran Rp30.000-50.000 dan paling banyak menyentuh angka Rp200.000. Apabila dihitung dalam kurun sebulan, pendapatan menyentuh kisaran Rp8.00.000-900.000.

Baik Budi dan Saepul mengakui meski usaha penitipan motor banyak berseliweran di sekitar stasiun, tetapi loyalitas pelanggan tidak terputus. Hal ini Saepul ungkapkan, pelayanan yang memuaskan merupakan kunci menjaga loyalitas pelanggan.

“Kalo untuk menjaga minat pelanggan menurut saya harus dari pelayanan. Biasanya saya selalu memarkirkan motor pelanggan sehingga mereka bisa langsung masuk ke stasiun tanpa susah payah parkir. Terus kalo pulang nanti saya akan ambilkan motornya,” ungkap Saepul.

Disisi lain Budi menambahkan, kunci menjaga loyalitas pelanggan adalah sikap keramahtamahan sehingga terbangun interaksi dengan pelanggan. 

“Ramah tamah sama pelanggan penting sekali supaya mereka merasa percaya karena kan sudah saling mengenal,” ungkap Budi.

Muhamin (20), mahasiswa Sosiologi semester 5 UIN Jakarta yang merupakan salah seorang dari banyaknya pelanggan jasa penitipan motor. Saat diwawancarai di jalan Sriwijaya 12 No. 26, Parung Panjang, ia menjelaskan bahwa ada tiga faktor yang menjadikan tempat penitipan motor di luar lebih menarik.

“Pertama dari segi harga di luar cenderung murah. Kedua, dari segi tempat di luar lebih tertutup jadi aman dari panas matahari dan air hujan, Ketiga, dari segi pelayanan di luar lebih enak karena gak usah ribet-ribet parkir dulu. Justru di luar itu dari mulai nyampe udah diparkirin terus mau ngambil ya di ambilin,” jelas Muhamin, Kamis (28/12/2023).

Sama halnya dengan Imran (37), seorang karyawan swasta lebih memilih tempat penitipan motor di luar stasiun karena dari segi harga cenderung murah dan juga dari segi pelayanan sangat memuaskan.

“Kalo tempat penitipan motor di luar kan gak dihitung per jam tapi per hari, jadi cenderung murah. Terus di luar juga pelayanannya lebih memudahkan saya kalo mau buru-buru ngejar kereta karena gak usah ribet-ribet parkir,” jelas Imran saat diwawancarai di dalam tempat penitipan motor di jalan Ciparai Purba, Kamis (28/12/2023).

Lilis Anggraeni

Baca Juga