Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Duwi Puspitasari
Sesi Dokumentasi (DocPribadi/Tim Grantha Dayatina)

Siswa dan mahasiswa adalah dua nama yang paling dekat dengan permasalahan stres akademik. Selain itu, mereka juga kerap dihantui oleh perasaan-perasaan mengganggu dan tidak nyaman terkait performa mereka selama pendidikan. Hal ini tentu saja dikhawatirkan akan memberikan dampak buruk seperti penurunan motivasi dan prokratinasi, atau malah memudarkan target akademik yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Grantha Dayatina, merupakan komunitas yang fokus pada pemberdayaan perempuan dan berdedikasi menjadi ruang aman bgi perempuan untuk mengekspresikan diri serta meredakan gejala psikologis ringan untuk kemudian lebih mampu dalam proses pengoptimalan diri. Setelah meluncurkan program dengan tajuk 'Ruang Bincang' dan 'Tangkupan Asa' di tahun lalu, tahun ini Grantha Dayatina kembali meluncurkan program dengan nama "Relung Rasa" di MAN 2 Kota Jambi pada tanggal 5 Juni 2024. Program ini bertujuan untuk memberikan ruang aman bagi pelajar perempuan untuk mengekspresikan diri, membangun kepercayaan diri, dan meningkatkan pemahaman mereka terkait strategi coping stres akademik.

Didirikan pada tahun 2023, Grantha Dayatina telah aktif dalam berbagai program pemberdayaan perempuan, termasuk edukasi kesehatan mental. "Relung Rasa" merupakan salah satu program unggulan mereka di tahun 2024 yang dirancang khusus untuk membantu pelajar perempuan di Jambi menghadapi tantangan dan tekanan yang mereka rasakan dalam proses akademik. 'Relung' memiliki makna bagian yang tersembunyi atau terdalam, dan 'Rasa' bermakna perasaan atau emosi. Jadi, "Relung Rasa" dapat diartikan sebagai sisi terdalam dari perasaan atau emosi seseorang atau ruang batin yang menyimpan kenangan, pengalaman, dan perasaan yang paling mendalam.

Pembukaan dan pelaksanaan Program "Relung Rasa" di MAN 2 Kota Jambi dihadiri oleh para pelajar perempuan dan guru. Acara ini diisi dengan berbagai kegiatan menarik, seperti psikoedukasi yang membahas berbagai aspek stres akademik, mulai dari definisi, faktor penyebab, gejala, hingga strategi coping yang efektif, diskusi kelompok, dan permainan edukatif. Para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk saling berbagi cerita dan pengalaman mereka serta saling memberikan umpan balik.

Psikoedukasi 'Atasi Stres, Raih Prestasi!'

Sesi Psikoedukasi (DocPribadi/Tim Grantha Dayatina)

Mahasiswa dan mahasiswi yang merupakan bagian dari tim Grantha Dayatina memberikan materi tentang definisi hingga aspek stres akademik, serta strategi coping yang dapat diimplementasikan di kehidupan sehari-hari kepada 32 orang peserta. Psikoedukasi berjalan lancar dan aktif. Beberapa peserta mengacungkan tangan dan mengajukan pertanyaan kepada pemateri. Sesuai dengan tujuan diadakannya psikoedukasi ini, peserta menjadi lebih memahami bahwa perasaan-perasaan tidak nyaman yang mereka rasakan selama ini adalah karena tekanan akademik. Selain itu, peserta menjadi lebih sadar bahwa setiap kali merasa lelah dan tertekan dengan proses akademik, mereka lebih banyak melarikan diri daripada menyelesaikan tugas-tugas dan hambatan tersebut dengan strategi coping yang tepat.

Dari psikoedukasi ini, kami secara mantap mengatakan bahwa stres yang peserta alami dapat diatasi dengan cara yang tepat dan prestasi gemilang di masa depan sedang menanti mereka.

Focus Group Discussion: Mosaic of Mindfullnes!

Sesi Diskusi (DocPribadi/Tim Grantha Dayatina)

Diskusi ini berisi 5 peserta dan 1 anggota tim Grantha Dayatina, bertujuan memberikan ruang aman dalam lingkup kecil bagi para pelajar perempuan MAN 2 Kota Jambi untuk menceritakan permasalahan akademik mereka dengan nyaman dan terarah. Hal ini memungkinkan peserta untuk lebih menyadari pikiran dan perasaan mereka terkait tekanan selama proses akademik yang selama ini tidak disadari.

Sesi diskusi ini juga diselingi dengan kegiatan menyusun puzzle. Kegiatan penyusunan puzzle dimaksudkan untuk membantu para pelajar perempuan MAN 2 Kota Jambi untuk mampu mengatasi satu persatu masalah akademik yang datang dengan cara yang sistematis dan kreatif. Potongan puzzle diibaratkan berbagai kendala dan tekanan akademik yang dirasakan, lalu keberhasilan peserta menyusun potongan puzzle tersebut menjadi utuh dapat dimaknai bahwa peserta dapat memecahkan masalah dan kendala yang dialami dalam proses akademik lewat kreativitas, kepercayaan diri, dan strategi yang tepat.

Kartu Coping Berpasangan

Sesi Kartu Coping Berpasangan (DocPribadi/Tim Grantha Dayatina)

Permainan Kartu Coping Berpasangan akan melatih para pelajar perempuan MAN 2 Kota Jambi untuk mampu memilih strategi coping yang tepat untuk menghadapi berbagai situasi stres dalam proses akademik. Cara bermainnya mudah. Peserta diberikan satu kartu stres, seperti kartu bertuliskan 'beban tugas berlebihan', 'kesulitan memahami materi', 'takut gagal di masa depan',dan lain-lain. Kemudian, masing-masing peserta diberikan kesempatan untuk maju dan memilih kartu coping apa yang akan ia gunakan untuk menyelesaikan hambatan di kartu stres. Setelahnya, peserta diminta untuk menceritakan alasan pemilihan kartu coping tersebut. Hasilnya didapatkan masing-masing peserta memilih beragam kartu coping untuk kartu stres yang ia dapat. Hal ini dimaknai bahwa peserta telah memahami lebih dari satu strategi coping yang dapat digunakan ketika menghadapi situasi stres tersebut di proses akademik mereka.

Papan Harapan 'Ruah Persona'

Peserta menulis target akademik di Papan Harapan (DocPribadi/Tim Grantha Dayatina)

'Ruah' memiliki arti mencurahkan, dan 'Persona' berarti orang. Papan Harapan Ruah Persona dapat diartikan sebagai ruang yang dapat peserta jadikan tempat mencurahkan segala hal dalam dirinya, termasuk keluhan, harapan dan target akademik.  'Ruah Persona' akan membantu para pelajar perempuan MAN 2 Kota Jambi untuk tetap fokus pada target akademik mereka dan termotivasi untuk mencapai tujuan, meskipun dalam prosesnya seringkali menghadapi banyak kendala dan tekanan.

Papan dibagi menjadi dua bagian. Sisi sebelah kanan ditempel sticky note yang berisi keluhan akademik, dan di sisi kirinya sticky note yang berisi target akademik. Papan Harapan ini tim Grantha Dayatina berikan kepada peserta agar para peserta dapat melihat tulisan mereka masing-masing dan termotivasi untuk meraihnya.

Grantha Dayatina Ke Depannya ...

Sesi Dokumentasi Bersama Guru Bimbingan Konseling MAN 2 Kota Jambi (DocPribadi/Tim Grantha Dayatina)

"Melalui program 'Relung Rasa', kami ingin membantu para pelajar perempuan di MAN 2 Kota Jambi untuk berkembang dan mencapai potensi penuh mereka," kata Thoriequl Haq, Ketua Komunitas Grantha Dayatina. "Kami percaya bahwa dengan memberikan mereka ruang aman dan dukungan yang mereka butuhkan, kami dapat membantu mereka untuk mengatasi stres, membangun rasa percaya diri, dan mencapai kesuksesan di masa depan."

Program ini pun diapresiasi oleh para peserta yang telah mengikuti rangkaian acara hingga selesai.

"Acara ini sangat bermanfaat. Awalnya galau jadi happy karena acara ini, senang dapat ilmu tentang stres akademik, jadi tau solusi penyelesaiannya bagaimana. Makasih banget kakak-kakak dari Psikologi UNJA sudah berbagi waktu. Intinya sosialisasinya seru, asyik, dan tidak bosan apalagi untuk kami yang pertama kali ikut sosialisasi," ujar salah satu pelajar perempuan MAN 2 Kota Jambi yang mengikuti rangkaian Program Relung Rasa.

Edukasi yang Grantha Dayatina laksanakan diharapkan mampu memberikan memori baru kepada peserta Siswi Man 2 Kota Jambi terkait stres akademik dan strategi copingnya. Di kemudian hari, selama perjalanan kehidupan mereka, kami berharap peserta Program Relung Rasa hari ini akan mengingat segala edukasi yang kami sampaikan, mengimplementasikannya dan mendapatkan kemudahan.

Grantha Dayatina juga berharap tidak akan berhenti memberikan edukasi kepada seluruh perempuan di Jambi, untuk memberikan edukasi-edukasi lain yang bermanfaat dan menumbuhkan kepercayaan diri pada perempuan di Provinsi Jambi.

Ayo jadi bagian Kawan Grantha! Tunggu kami di program selanjutnya, ya!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Duwi Puspitasari