Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memanfaatkan potensi lokal, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (Kukerta) MBKM Universitas Riau menggelar pelatihan pembuatan nugget tutut. Kegiatan yang dipusatkan di Kantor Desa Sepotong ini diikuti oleh 34 anggota PKK dan mendapat dukungan penuh dari dosen pembimbing lapangan, Rina Susanti, S.Sos., M.Si.
Tutut, sejenis siput sawah yang melimpah di daerah ini, selama ini kurang dimanfaatkan secara optimal. Melalui pelatihan ini, mahasiswa Kukerta ingin memperkenalkan inovasi pengolahan tutut menjadi produk olahan yang bernilai ekonomis tinggi. Diharapkan, keterampilan baru ini dapat mendorong tumbuhnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Desa Sepotong, Bengkalis.
Antusiasme peserta sangat tinggi. Selain mendapatkan materi teori, mereka juga berkesempatan mempraktikkan langsung proses pembuatan nugget tutut untuk memperkenalkan cara baru dalam mengolah tutut, sebagai salah satu potensi yang melimpah di Desa Sepotong.
Biasanya tutut ini jarang diolah menjadi produk makanan sehingga mahasiswa kukerta mencoba mengolah tutut tersebut menjadi olahan nugget yang bisa mendapatkan nilai jual.
"Kami berharap kegiatan ini dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih kreatif dalam mengolah bahan pangan lokal," ujar Anjelika Karolina, Ketua Kukerta MBKM Universitas Riau.
Senada dengan Anjelika, salah seorang peserta pelatihan mengungkapkan rasa terima kasihnya. "Pelatihan ini sangat bermanfaat. Kami jadi punya ide baru untuk mengembangkan usaha rumahan," ungkapnya.
Keberhasilan pelatihan ini tidak lepas dari kerja sama tim Kukerta MBKM yang terdiri dari Anjelika Karolina, Dhea Anastasya Putri Faye, Nadia Dwi Putri, Aurelia Marsha, Irni Puspita Sari, Nivandra Zulfah Maftukhah, Mita Apriliani, Fitra Ayu Lestari, Adinda Mulya, dan Rafli Nanda Utama.
Pelatihan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan diskusi mengenai peluang usaha serta strategi pemasaran produk nugget tutut. Mereka berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat Desa Sepotong dalam mengembangkan produk olahan tutut dan memasarkannya.
Dengan adanya inovasi nugget tutut, diharapkan Desa Sepotong dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengelola potensi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Artikel Terkait
-
5 Daftar Student Exchange Buat Tahun 2025: Syarat, Benefit dan Deadline
-
Kuliah S2 di Australia dengan Biaya Lokal, Bagaimana Caranya?
-
Akui Politik Uang di Pemilu Merata dari Sabang sampai Merauke, Eks Pimpinan KPK: Mahasiswa Harusnya Malu
-
5 Sumber Belajar Online Terpercaya untuk Mahasiswa Kedokteran
-
Inspiratif! Mahasiswa Indonesia Ini Sabet Juara Stacks Harvard Hackathon di Universitas Harvard AS
News
-
See To Wear 2024 Guncang Industri Fashion Lokal, Suguhkan Pengalaman Berbeda
-
Harumkan Indonesia! The Saint Angela Choir Bandung Juara Dunia World Choral Championship 2024
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Kampanyekan Gapapa Pakai Bekas, Bersaling Silang Ramaikan Pasar Wiguna
-
Sri Mulyani Naikkan PPN Menjadi 12%, Pengusaha Kritisi Kebijakan
Terkini
-
Byeon Woo Seok Nyanyikan Sudden Shower di MAMA 2024, Ryu Sun Jae Jadi Nyata
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua