Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus
Yoursay Talk Unlocking New Opportunity.[Yoursay]

Yoursay Talk kembali digelar secara daring pada Jumat 22 November 2024 bersama Pionir Muda Indonesia dengan mengangkat tema pendidikan di luar negeri. Pada kesempatan kali ini dibedah secara gamblang bagaimana caranya untuk menempuh pendidikan dari jalur beasiswa di luar negeri dengan tema "Unlocking New Opportunity: Tips dan Trik Dapat  Beasiswa di Luar Negeri".

Bersama Mifstah Hanif, alumni National University of Singapore (NUS) Summer Program 2024, ia menjelaskan tips dan trik lolos beasiswa pada progam tersebut. Ia juga saat ini masih aktif menjadi mahasiswa Institute Teknologi Bandung jurusan Teknik Geologi. 

Mifstah menjelaskan jika NUS Summer merupakan program tahunan dan mereka bekerjasama dengan beberapa kampus di Indonesia. "Belajarnya seputar entrepreneurship selama 2 minggu di NUS," ungkapnya. 

Mahasiswa yang juga menjadi co-founder Pionir Muda Indonesia ini menjelaskan jika motivasi awal untuk belajar di luar negeri untuk meningkatkan diri sendiri dan keluar dari zona nyaman. "Dari penggunaan bahasa dan proses seleksi yang ketat, jadi kita harus belajar lebih giat," sambungnya. 

Ia menambahkan dengan ikut program tersebut jadi lebih terbuka wawasan tentang negara lain seperti Singapura, belajar mengenai negara tersebut dan menjadi alumni NUS."Dengan ikut program itu, kita sudah diakui sebagai alumni NUS. 

Mifstah mengatakan jika tidak ada kata telat untuk mempersiapkan diri belajar di luar negeri. "Untuk persiapan kalau bisa sedini mungkin, apalagi untuk mahasiswa baru. Persiapkan berkas dan dicicil, dan jangan dadakan." jelasnya. 

Salah satu persyaratan untuk mengikuti NUS Summer Program ini adalah membuat bisnis plan dan membuat video presentasi. Mifstah juga mengungkapkan bagaimana ia membuat video yang baik. 

"Kita menjelaskan perkenalkan diri, kemudian bisnis plan, dan bagaimana model bisnisnya selama 3 menit," jelaskan. Dia juga mengungkapkan jika video yang dibuat harus jelas konteksnya dan tidak bertele-tele langsung pada intinya.

"Jadi intinya Kita menjelaskan seberapa kuat keinginan kita untuk belajar tentang entrepreneur dan komitmen untuk menyelesaikan program hingga akhir," jelasnya.

Mifstah juga mengungkapkan jika ada satu tantangan ketika membuat CV untuk program NUS Summer Program ini. "Jadi harus seimbang antara kita mencantumkan akademik dan non akademik. Untuk non akademik aku cantumkan pengalaman di bidang entrepreneur," jelasnya. 

Menurut Mifstah, seleksi beasiswa sebenarnya prosesnya hampir semua sama, tinggal kita bagaimana mempersiapkan. "Kita kadang-kadang suka kelewatan untuk cicil persyaratannya," jelasnya.

Disinggung soal polemik yang belakangan ini banyak dibahas soal pelajar di luar negeri, Mifstah menjelaskan jika itu merupakan bonus. "Sebenarnya itu haknya masing-masing, asal tahu porsinya saja dan jangan lupa prioritasnya untuk belajar, jadi hal ini tidak usah diperdebatkan lagi," jelasnya.

Di akhir sesi Mifstah memberikan pesan agar lebih aktif untuk mencoba belajar di luar negeri dan berusaha lebih giat untuk mencobanya. "Kesempatan itu untuk semua orang, tapi keberhasilan untuk orang-orang yang siap," pungkasnya. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.