Dikutip dari jurnal berjudul Peningkatan Kualitas Pangan Rumah Tangga dengan Warung Hidup (2016) oleh Isti Khomah dan Rhina Uchyani Fajarningsih, tersedianya bahan pahan yang beragam dan mudahnya mendapatkan bahan pangan oleh setiap rumah tangga dapat menentukan ketahanan pangan ditingkat rumah tangga. Tujuan utama dari ketahanan pangan rumah tangga untuk memperoleh pangan yang cukup sehari-harinya. Ketahanan pangan rumah tangga tersebut dapat dibentuk dengan pemanfaatkan lahan pekarangan rumah.
Dalam jurnal Isti Khomah dan Rhina Uchyani Fajarningsih (2016) tersebut mengatakan, disebut warung hidup karena di pekarangan rumah ditanam berbagai macam sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, dan obat-obatan yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi keluarga sehari-hari. Konsep dari “Warung Hidup” mempunyai manfaat yang besar bagi rumah tangga, yaitu sebagai pemenuhan perbaikan gizi keluarga, terjaminnya bahan pangan yang bermutu dan higenis. Hal itu dapat diperoleh ketika rumah tangga memanfaatkan lahan pekarangan rumah dengan mempraktikkan konsep “Warung Hidup”. Konsep tersebut sangat baik untuk kesehatan di rumah tangga karena lebih terjamin kualitasnya. Hal itu dikarenakan kita sendiri yang menanam, merawat, dan memanennya, sehingga kita mengetahui setiap prosesnya dari awal hingga akhir, sampai dengan penggunaan alat dan bahan yang aman untuk merawat tumbuhan yang ditanam.
Untuk membangun generasi muda mengenal dunia pertanian, Komunitas Petani Muda Jogja bersama Agro Mulya membuat berbagai macam program yang menarik dan dapat diikuti oleh semua kalangan tanpa ada pemungutan biaya. Program-program tersebut berfokus pada pemberdayaan generasi muda dengan pengetahuan tentang pertanian yang sehat dan berkelanjutan.
“Program kegiatannya ada kelasnya, jadi kayak workshop. Kita mulai workshop olahan, kemudian workshop pembuatan pupuk organik cair, fase vegetatif maupun fase generatif. Kemudian ada workshop pembuatan bakteri fotosintesis, insektisida abadi, sampai workshop yang kaitannya sama branding, marketing, dan lainnya” kata Ipunk sebagai inisiator terbentuknya Komunitas Petani Muda Jogja.
Salah satu program yang diusung adalah workshop “Warung Hidup”. Program tersebut dibentuk untuk memperkenalkan konsep ketahanan pangan keluarga, seperti berkebun di pekarangan rumah yang berfokus pada pemanfaatan lahan pekarangan rumah. Konsep tersebut sebagai upaya penghematan pengeluaran biaya rumah tangga, bahkan dari segi ekonomi dapat menjadi penghasilan tambahan ketika tumbuhan yang ditanam dapat dijual, serta mempercantik lingkungan rumah dengan berbagai macam tumbuhan yang ditanam.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Dari Kebun Menuju Pasar Nasional, Kisah Sukses Petani Jeruk Gerga Curup Binaan BRI
-
Per 1 Januari 2025, Pupuk Subsidi Sudah Siap Disalurkan
-
Mentan Amran Pangkas Regulasi Pupuk Subsidi, LaNyalla: Peta Jalan Ketahanan Pangan Kian Terarah
-
Kementerian Pertanian Siapkan Langkah Strategis di Tahun 2025 untuk Wujudkan Swasembada Pangan
-
Merauke Menyala! Swasembada Pangan Bangkit dari Timur Indonesia
News
Terkini
-
Fans Malaysia Sindir Timnas Indonesia usai Gagal Lolos ke Semifinal AFF
-
3 Rekomendasi Face Mist Solusi Praktis untuk Cerahkan dan Lembapkan Kulit
-
Menjalani Kehidupan dengan Lebih Bahagia dalam Buku Happiness is Now
-
4 Game Anime dari HoYoverse yang Bikin Ketagihan!
-
Ulasan Buku Forty: Awal Perjalanan Menuju Kesuksesan di Usia 40 Tahunan