Setiap Tahun Baru Imlek tiba, lagu "Gong Xi Gong Xi" hampir selalu terdengar di berbagai tempat. Lagu ini menjadi salah satu lagu yang paling populer selama perayaan Imlek. Namun ternyata, banyak orang yang mungkin belum mengetahui makna mendalam di balik liriknya.
Tak perlu bingung, karena artikel ini akan membahas lirik lagu "Gong Xi Gong Xi", sejarahnya, serta makna yang terkandung di dalamnya. Simak ulasan di bawah ini sampai akhir, ya!
Sejarah Lagu "Gong Xi Gong Xi"
Lagu "Gong Xi Gong Xi" diciptakan oleh Chen Gexin pada tahun 1945, ternyata bukan sebagai lagu Tahun Baru Imlek, melainkan sebagai lagu yang merayakan kemenangan rakyat Tiongkok atas penjajahan Jepang dalam Perang Dunia II. Seiring berjalannya waktu, lagu ini lebih dikenal sebagai lagu perayaan Imlek karena liriknya yang penuh dengan harapan dan kegembiraan.
Chen Gexin sendiri merupakan seorang komposer terkenal yang menciptakan banyak lagu klasik Tiongkok. Meskipun lagu ini awalnya memiliki konteks sejarah yang serius, namun nada ceria dan lirik yang menggambarkan kegembiraan membuatnya mudah diterima sebagai lagu Tahun Baru Imlek.
Lirik Lagu Gong Xi Gong Xi
(Mi tiáo dà ji xio xiàng)
(Mi gèrén de zu l)
(Jiànmiàn dì y jù huà)
(Jiùshì gngx gngx)
(Gngx gngx gngx n ya)
(Gngx gngx gngx n)
Terjemahan dalam bahasa Indonesia:
Di setiap jalan besar dan gang kecil
Di mulut setiap orang
Ucapan pertama saat bertemu
Adalah “Selamat, selamat!”
Selamat, selamat untukmu
Selamat, selamat untukmu!
Lirik lagu "Gong Xi Gong Xi" yang sederhana namun bermakna dalam memiliki beberapa pesan penting. Lirik lagu ini mencerminkan harapan untuk kehidupan yang lebih baik, sesuai dengan semangat Imlek yang penuh keberuntungan dan kemakmuran.
Meskipun awalnya diciptakan untuk merayakan kemenangan melawan penjajah, namun lagu ini kini lebih dikenal sebagai ungkapan syukur atas tahun yang telah berlalu dan optimisme untuk tahun yang baru. Dalam budaya Tionghoa, Tahun Baru Imlek merupakan momen untuk berkumpul dengan keluarga, merayakan keberhasilan, serta berbagi kebahagiaan dengan orang-orang terdekat.
Makna Warna Merah dalam Tradisi Imlek
Salah satu elemen yang tidak pernah terlewatkan dalam perayaan Imlek adalah warna merah. Mulai dari lampion, amplop angpao, pakaian, hingga dekorasi rumah, warna merah memang selalu mendominasi suasana perayaan.
Warna merah diyakini mampu membawa energi positif dan keberkahan bagi siapa saja yang menggunakannya. Tidak heran, merah menjadi warna utama yang mendominasi setiap elemen dalam perayaan Imlek. Makna warna merah dalam perayaan Imlek juga erat kaitannya dengan legenda Nian, yang merupakan sebuah cerita rakyat yang sering dikisahkan selama perayaan ini.
Kemudian, merah juga diasosiasikan dengan kesuksesan dan kemakmuran dalam tradisi Tionghoa. Amplop merah atau angpao yang diberikan saat Imlek, misalnya, melambangkan harapan akan rezeki yang melimpah dan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
Tidak hanya melambangkan keberuntungan dan perlindungan saja, warna merah juga memiliki makna yang lebih mendalam dalam hal hubungan sosial. Pada saat perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa berkumpul dengan keluarga besar, sahabat, dan kerabat untuk merayakan momen penuh kebahagiaan ini. Nah, warna merah yang mendominasi suasana perayaan mampu menciptakan nuansa hangat dan harmonis, sehingga mempererat hubungan antarindividu.
Lalu dalam ilmu feng shui, warna merah mewakili elemen api yang melambangkan energi, keberanian, dan transformasi. Elemen ini dianggap mampu mengusir hal-hal negatif sekaligus meningkatkan semangat hidup. Itulah mengapa, dekorasi merah dalam perayaan Imlek tidak hanya mempercantik suasana, tetapi juga dianggap dapat memperbaiki energi dalam rumah dan lingkungan sekitar.
Menurut prinsip feng shui, warna merah juga dipercaya mampu menarik kekayaan dan kesuksesan. Banyak orang yang sengaja mengenakan pakaian merah atau menggunakan aksesori berwarna merah selama Imlek sebagai cara untuk meningkatkan peluang baik di tahun yang baru.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama
Artikel Terkait
-
Sejarah Cap Go Meh, Tradisi 2000 Tahun dari Ritual Kuno Hingga Festival Lampion
-
Semarak Perayaan Pawai Cap Go Meh di Pecinan Glodok
-
Intip Nasib Shio Ayam, Kerbau, dan Tikus yang Dibilang Gibran Paling Beruntung di 2025, Apa Benar?
-
Meriahkan Penutupan Imlek 2025 Bersama Nasabah di Jakarta, Bank Mandiri Perkuat Layanan dan Inovasi Digital
-
Tak Hanya Komitmen Jaga Keberagaman Umat, Untar Ingin Berikan Kontribusi dan Melangkah Maju di Dunia Pendidikan
News
-
Lawson Ajak Jurnalis dan Influencer Kenali Arabika Gayo Lebih Dekat
-
Resmi Cerai, Ini 5 Perjalanan Rumah Tangga Baim Wong dan Paula Verhoeven
-
Mahasiswa PPG FKIP Unila Asah Religiusitas Awardee YBM BRILiaN Lewat Puisi
-
Jobstreet by SEEK presents Mega Career Expo 2025: Temukan Peluang Kariermu!
-
Sungai Tungkal Meluap Deras, Begini Nasib Pemudik Sumatra di Kemacetan
Terkini
-
Review Film Muslihat: Ada Setan di Panti Asuhan
-
Belajar Pendidikan dan Pembangunan Jati Diri Masyarakat dari Taman Siswa
-
5 Rekomendasi Film Baru Sambut Akhir Pekan, Ada Pengepungan di Bukit Duri
-
Perantara Melalui Sang Dewantara: Akar Pendidikan dan Politik Bernama Adab
-
Mengenal Chika Takiishi, Antagonis Wind Breaker Terobsesi Kalahkan Umemiya