Komunitas Film Anak Kampung, atau akrab disebut dengan 'KFAK', merupakan komunitas film yang berbasis di Surabaya. Komunitas ini melabeli dirinya sebagai komunitas “anak kampung” dan "nirlaba". Sebagaimana arti dari komunitas, KFAK tidak membatasi individu untuk boleh bergabung dengan mereka.
Berawal dari sekumpulan orang-orang yang hobi membahas dan membedah film, kini mereka berhasil mencatatkan sejarah yang tertanam dibenak pikiran individu-individu pecinta film dengan torehan-torehan penghargaannya.
Menjadi cerita yang unik ketika KFAK mengangkat aspek "anak kampung" dan "nirlaba" sebagai identitas yang mereka bawa kemana-mana. Setelah ini, penulis akan melampirkan hasil wawancara pribadinya dengan ketua sekaligus penggagas dari Komunitas Film Anak Kampung itu sendiri, yang dimana akan membahas seluk beluk dan tujuan dibentuknya komunitas film ini.
Melihat KFAK Dari Kacamata Penggagasnya
Dalam sesi wawancara pribadi bersama penulis, Sam Muarif Setiawan, atau akrab dipanggil 'Sam' berbicara secara mendalam mengenai asal muasal KFAK, hingga harapan terbesar untuk komunitas film nirlaba ini.
"Awalnya itu cuman sekumpulan orang-orang yang sama-sama suka film. Karena sering kumpul bareng, akhirnya munculah ide untuk membentuk komunitas, dan jadilah akhirnya kita menentukan logo dan nama, yang pada akhirnya terbentuklah Komunitas Film Anak Kampung," tutur Sam ketika menjelaskan perihal asal muasal terbentuknya KFAK.
Setelahnya, Sam juga menambahkan tujuan dari dibentuknya komunitas film nirlaba ini.
"Tujuan utama dari KFAK sendiri, sebenernya ingin merangkul sineas-sineas yang ada di kampung-kampuung. Karena, jika diibaratkan, apa sih yang ada dibenak kita ketika mendengar anak kampung? jauh dari kata teknologi. Itulah yang ingin kita tekan bahwa anak kampung ini bisa loh bikin film," ucap founder KFAK tersebut. Ia menegaskan bahwa KFAK ingin merangkul para pegiat film yang ada di kampung-kampung, dan ingin membuktikan bahwa anak kampung ini bisa membuat film yang ciamik.
Filosofi dan pemaknaan 'Anak Kampung' dari KFAK sukses membawa mereka kepada beberapa penghargaan ternama, yang membuat nama komunitas film nirlaba tersebut semakin dikenal oleh masyarakat dan sesama sineas.
"Penghargaan pertama berasal dari film pertama berjudul 'Seribu Keping'. Penghargaan ini bukan berupa sertifikat atau piala, tetapi apresiasi penonton terhadap film. Di film tersebut kami mengajak satu kampung untuk membuat film, nama kampungnya itu Karangrejo. Mereka juga basicnya suka teater, jadi cocok. Menurut kami, itu apresasi tertinggi yang pernah kita capai. Kalau untuk yang lain-lain, di tahun 2022, di film yang berjudul 'Manah', kita masuk 10 besar film pilihan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Terakhir, kita memperoleh juara 1 di Festival Film Surabaya yang diadakan oleh Disbudporapar Surabaya, dengan film yang berjudul 'Ceritera' pada tahun 2023," ujar Sam ketika memaparkan penghargaan yang telah diraih KFAK selama ini.
Ketua sekaligus founder dari komunitas film nirlaba tersebut juga menuturkan bahwa penghargaan tersebut menjadi penyemangat dan tanggung jawab untuk tetap menciptakan karya-karya yang ciamik.
"Penghargaan-penghargaan tersebut membuat kita semangat untuk terus berkarya, dan menjadi tanggung jawab yang besar. Dalam artian, setelah ini kita harus konsisten, karena kita telah diketahui orang banyak," sambung Sam dalam menjelaskan penghargaan-penghargaan yang telah dicapai oleh KFAK.
Tak lupa, Sam juga menaruh harapan yang besar terhadap Komunitas Film Anak Kampung (KFAK) selama berproses di dunia sinema.
"Harapan utama yang timbul dari benak saya, perihal bagaimana KFAK harus tetap untuk menjaga konsistensi, agar kita juga semakin dikenal kota Surabaya, dan sebenernya kita tidak muluk-muluk, tapi kita punya mimpi yang bener-bener besar, yaitu kita pengen masuk ke festival film internasional," tutup Sam sambil tersenyum ketika mengucapkan harapan untuk komunitas gagasannya ini.
Sebagai komunitas film nirlaba yang berbasis di Surabaya, KFAK sukses menorehkan prestasi-prestasi yang tertanam dalam benak para pegiat film, terkhusus di Surabaya. Mereka memiliki impian yang besar, yakni tampil di ranah internasional dengan membawa nama "Anak Kampung", yang kini menjadi identitas yang mereka bawa kemana-mana.
Baca Juga
-
Review Anime Takopi's Original Sin: Pesan Tersirat dan Tamparan Realita
-
Mandiri Jogja Marathon 2025: Pengambilan Race Pack Jadi Pengalaman yang Seru!
-
Kopicek: Ketika Komunitas Mata Hati Mengubah Stigma Tunanetra Melalui Kopi
-
Nalitari: Ketika Inklusi Menjadi Wadah 'Menyempurnakan' Bakat Terpendam
-
Makna Tersirat Lagu Boy Pablo 'Sick Feeling' : Bukan Lagu Galau !
Artikel Terkait
-
Sempat Diculik Israel, Sutradara No Other Land Hamdan Ballal Akhirnya Bebas
-
Yunho TVXQ Dikabarkan Debut Film Jepang Lewat Remake The Outlaws
-
Ulasan Film Kill Boksoon, Dilema Ibu Tunggal Berkehidupan Ganda
-
4 Film yang Dibintangi oleh Artis Chungmuro: Ada Film Parasite!
-
Jadi Film Terlaris Sepanjang Masa, Sutradara Beber Target Rilis Ne Zha 3
News
-
Siswa MAN 4 Jakarta, Choky Fii Ramadhani dkk Raih Dua Medali pada Ajang IYRC 2025 di Korea Selatan
-
Bukan Sekadar Teman, Ini Alasan Pelihara Hewan Bisa Redakan Stres
-
Bukan Sekadar Teman, Ini Alasan Pelihara Hewan Bisa Redakan Stres
-
5 Inspirasi Outfit Liburan ala Park Bo Gum, Bikin Gaya Makin Stunning!
-
Living In Harmony: Lurik Fashion Show, Pentas Tari, dan Pertunjukan Musik
Terkini
-
Rizky Ridho Dianggap Layak Main di Eropa, Mengapa Tak Langsung Abroad?
-
Diisukan Diincar Schalke 04, Akankah Thom Haye Pilih Karir di Liga Jerman?
-
Novel The Art of a Lie: Misteri Kehidupan Ganda Suami yang Telah Meninggal
-
Imajinasi Terjun Bebas Tanpa Batas dalam Buku Puisi Telepon Telepon Hallo
-
Ulasan Buku Bertemu Denganmu: Mari Bertemu Lagi, untuk Pertama Kalinya