Hayuning Ratri Hapsari | Siti Nuraida
Presiden Prabowo Subianto melantik menteri dan wakil menteri baru Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/9/2025). (BPMI Sekretariat Presiden)
Siti Nuraida
Baca 10 detik
  • Presiden Prabowo merombak kabinet dengan mengganti lima menteri, termasuk nama besar seperti Sri Mulyani dan Budi Gunawan.
  • Secara tak biasa, Prabowo mengirim surat terima kasih pribadi sebagai bentuk apresiasi dan etika politik kepada para menteri yang diganti.
  • Selain mengganti menteri, Prabowo juga membentuk Kementerian Haji dan Umrah untuk meningkatkan fokus pelayanan ibadah.
[batas-kesimpulan]

Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini melakukan langkah politik penting dengan merombak sejumlah posisi menteri di Kabinet Merah Putih.

Dalam reshuffle kedua yang digelar pada Senin, 8 September 2025, Prabowo tidak hanya mengganti lima orang menteri, tetapi juga menyampaikan penghargaan khusus kepada mereka melalui surat pribadi.

Tindakan ini menjadi sorotan publik karena jarang terjadi dalam tradisi politik Indonesia, presiden secara langsung memberi ucapan terima kasih resmi kepada menteri yang telah diganti.

Surat tersebut, yang disebut sebagai “surat khusus” atau “surat terima kasih”, diserahkan langsung kepada masing-masing menteri yang tidak lagi menjabat melalui Sekretaris Kabinet, Letkol Teddy Indra Wijaya.

Isi dari surat itu menekankan apresiasi Presiden terhadap dedikasi, kerja keras, serta kontribusi besar para mantan menteri dalam membantu menjalankan roda pemerintahan.

Latar Belakang Reshuffle

Presiden Prabowo Subianto melantik empat jabatan menteri dan satu wakil menteri Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/9/2025). (Instagram/kemensetneg.ri)

Reshuffle kabinet ini merupakan yang kedua sejak Prabowo resmi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia. Menurut penjelasan pihak Istana, evaluasi terhadap kinerja para menteri dilakukan secara berkala.

Dari hasil evaluasi tersebut, Presiden menilai perlu adanya penyegaran di beberapa sektor penting agar program pemerintah bisa berjalan lebih efektif dan menjawab tantangan yang semakin kompleks.

Pertimbangan reshuffle juga tidak lepas dari dinamika politik dan kebutuhan memperkuat koordinasi antar kementerian.

Selain itu, ada pula faktor strategi untuk memastikan kementerian-kementerian tertentu bisa lebih fokus pada agenda prioritas, termasuk penguatan ekonomi, tata kelola keuangan negara, perlindungan pekerja migran, pengembangan koperasi, serta pembangunan sumber daya pemuda dan olahraga.

Nama-nama Menteri yang Diganti

Para pegawai Kementerian Keuangan menyambut Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani usai serah terima jabatan di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (9/9/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Berdasarkan keterangan resmi yang dirilis pemerintah, ada lima menteri yang diganti oleh Presiden Prabowo dalam reshuffle kali ini. Berikut daftar lengkapnya:

1. Budi Gunawan – Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).

  • Belum ada pengganti definitif, sementara posisi ini dijabat oleh pejabat ad interim.

2. Sri Mulyani Indrawati – Menteri Keuangan.

  • Digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa.

3. Abdul Kadir Karding – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI).

  • Digantikan oleh Mukhtarudin.

4. Budi Arie Setiadi – Menteri Koperasi.

  • Digantikan oleh Ferry Juliantono.

5. Dito Ariotedjo – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).

  • Saat ini belum ada pengganti resmi, dan kursi Menpora masih kosong atau diisi oleh pejabat sementara.

Selain mengganti lima menteri, Prabowo juga melakukan perubahan struktural dengan membentuk Kementerian Haji dan Umrah yang baru.

Kementerian ini dipimpin oleh Mochamad Irfan Yusuf sebagai Menteri, dengan Dahnil Azhar Simanjuntak menjabat sebagai Wakil Menteri. Langkah ini menandai adanya prioritas baru dalam penyelenggaraan layanan ibadah haji dan umrah yang dianggap sangat penting bagi masyarakat Indonesia.

Isi dan Makna Surat Presiden

Isi surat dari Presiden Prabowo pada intinya menyampaikan ucapan terima kasih atas dedikasi, kerja keras, dan pengabdian para menteri yang telah mengakhiri masa jabatannya. Presiden menegaskan bahwa jasa mereka akan selalu menjadi bagian penting dari perjalanan bangsa dan tidak akan dilupakan.

Selain itu, surat juga menyebut bahwa meski sudah tidak lagi menjabat, para mantan menteri diharapkan tetap bisa berkontribusi bagi bangsa sesuai bidangnya masing-masing.

Presiden juga menekankan bahwa reshuffle bukanlah bentuk penghakiman atau penilaian buruk, melainkan bagian dari penyegaran organisasi untuk menjawab tantangan baru yang dihadapi pemerintahan.

Langkah ini dipandang publik sebagai sikap negarawan, karena Prabowo memilih jalur komunikasi yang penuh penghargaan ketimbang sekadar mengumumkan pergantian posisi.

Dengan cara ini, hubungan baik antara Presiden dan para mantan pembantunya tetap terjaga, sekaligus memberikan contoh etika politik yang santun.

Reaksi dan Tanggapan

Presiden Prabowo Subianto usai menjenguk korban dari demo ricuh baik dari kalangan petugas kepolisian maupun masyarakat yang dirawat di RS Bhayangkara, Jakarta Timur. [Suara.com/Novian]

Langkah Presiden mengirimkan surat terima kasih menuai beragam tanggapan positif dari publik, pengamat politik, hingga partai-partai politik pendukung maupun oposisi. Banyak yang menilai tindakan tersebut menunjukkan penghormatan terhadap kerja keras para menteri, meskipun sudah tidak lagi menjabat.

Beberapa pengamat menyebut, tradisi ini jarang dilakukan oleh presiden sebelumnya. Biasanya, reshuffle diumumkan secara formal tanpa ada bentuk apresiasi pribadi yang khusus. Dengan adanya surat, para menteri yang diganti merasa tetap dihargai dan tidak kehilangan muka di hadapan publik.

Selain itu, langkah ini juga dinilai bisa menjaga stabilitas politik internal. Para mantan menteri yang berasal dari berbagai latar belakang partai maupun profesional diharapkan tetap mendukung program pemerintah, meski tidak lagi berada di kursi kabinet.

Konteks Politik dan Strategi

Reshuffle kabinet di masa Prabowo bukan hanya soal teknis mengganti orang, tetapi juga memiliki makna politik yang lebih dalam.

Pertama, penggantian Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan dengan Purbaya Yudhi Sadewa menandakan adanya arah baru dalam kebijakan fiskal dan ekonomi. Purbaya dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Presiden serta memiliki pandangan ekonomi yang dianggap lebih sejalan dengan prioritas pemerintahan Prabowo.

Kedua, posisi Menko Polhukam yang sebelumnya diisi Budi Gunawan adalah jabatan strategis. Kosongnya kursi ini secara definitif menimbulkan spekulasi politik bahwa Presiden sedang berhitung matang untuk menentukan sosok yang tepat.

Ketiga, masuknya Ferry Juliantono dan Mukhtarudin dalam kabinet menunjukkan akomodasi politik terhadap kelompok-kelompok yang sebelumnya belum terwakili secara optimal di jajaran menteri.

Keempat, pembentukan Kementerian Haji dan Umrah mempertegas arah politik Prabowo yang ingin menekankan pelayanan kepada masyarakat muslim sebagai mayoritas di Indonesia.

Implikasi bagi Pemerintahan

Reshuffle kali ini membawa beberapa implikasi penting bagi jalannya pemerintahan:

  1. Efektivitas Kebijakan Ekonomi — Dengan pergantian Menteri Keuangan, publik menanti arah kebijakan fiskal dan moneter yang baru. Hal ini menjadi krusial mengingat kondisi perekonomian global yang penuh tantangan.
  2. Stabilitas Politik dan Keamanan — Kosongnya posisi Menko Polhukam sementara waktu membuat stabilitas keamanan menjadi sorotan. Presiden perlu segera menetapkan pengganti untuk menghindari kekosongan koordinasi di sektor vital ini.
  3. Perlindungan Pekerja Migran — Pergantian Menteri P2MI menunjukkan perhatian serius pemerintah terhadap isu pekerja migran yang sering kali menghadapi masalah perlindungan hukum dan kesejahteraan.
  4. Pemberdayaan Koperasi — Kementerian Koperasi dengan pemimpin baru diharapkan bisa meningkatkan peran koperasi sebagai tulang punggung ekonomi rakyat.
  5. Perhatian pada Generasi Muda — Dengan belum adanya Menpora definitif, perhatian pada sektor kepemudaan dan olahraga sementara masih menjadi tanda tanya. Namun, pemerintah berkomitmen mencari figur terbaik untuk posisi ini.
  6. Fokus pada Urusan Haji dan Umrah — Kementerian baru ini diharapkan mampu mengatasi berbagai persoalan teknis maupun administratif dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, sehingga lebih profesional dan transparan.

Penutup

Reshuffle kabinet dan pengiriman surat terima kasih dari Presiden Prabowo Subianto kepada lima menteri yang diganti merupakan peristiwa penting dalam dinamika politik nasional. Langkah ini menunjukkan bahwa pergantian jabatan tidak selalu harus diwarnai ketegangan, tetapi bisa dilakukan dengan cara elegan dan penuh penghormatan.

Surat khusus tersebut tidak hanya menjadi bentuk apresiasi, tetapi juga sinyal bahwa Prabowo ingin membangun budaya politik yang lebih santun, menghargai kontribusi setiap pihak, sekaligus memastikan transisi kepemimpinan di kabinet berjalan mulus.

Dengan reshuffle ini, publik menanti bagaimana wajah baru Kabinet Merah Putih akan bekerja. Harapan masyarakat tentu agar menteri-menteri baru mampu menjawab berbagai tantangan, memperkuat ekonomi, menjaga stabilitas politik, serta meningkatkan pelayanan publik.

Ke depan, reshuffle ini akan menjadi ujian penting bagi pemerintahan Prabowo dalam membuktikan janji-janji kampanyenya, sekaligus memperlihatkan kemampuannya dalam mengelola koalisi politik yang luas.