M. Reza Sulaiman
Polisi orang tua penyerang guru di Sinjai (Instagram)

ada kabar yang dijamin bikin kita semua auto elus dada sambil istigfar. Dunia pendidikan kita lagi-lagi tercoreng oleh aksi barbar. Seorang siswa SMA di Sinjai, Sulawesi Selatan, dengan brutal menghajar wakil kepala sekolahnya sendiri.

Dan bagian paling bikin geleng-geleng kepala? Aksi penganiayaan ini diduga terjadi tepat di depan mata ayahnya, yang notabene adalah seorang anggota polisi, Aiptu Rajamuddin. Sontak, karier sang polisi kini ikut di ujung tanduk setelah diperiksa Propam, sementara ia harus menanggung malu dan menyampaikan permohonan maaf terbuka.

Saat Mediasi Berubah Jadi Ring Tinju

Jadi, ceritanya begini. Siswa berinisial MF (18) ini memang dikenal sering bikin masalah di SMAN 1 Sinjai, terutama hobi membolos. Pihak sekolah, yang sudah kehabisan akal, akhirnya mengambil langkah terakhir: memanggil orang tuanya.

Pada Selasa (16/9), Aiptu Rajamuddin pun datang memenuhi panggilan. Pertemuan di ruang Bimbingan Konseling (BK) yang seharusnya jadi ajang mediasi, justru berubah jadi petaka.

Saat korban, Mauluddin, yang menjabat sebagai Wakasek Kesiswaan masuk ke ruangan, MF tanpa basa-basi langsung menyerangnya dari belakang secara membabi buta.

Versi Sekolah: Ayahnya Cuma 'Duduk Santai Melihat'

Inilah bagian paling memberatkan bagi Aiptu Rajamuddin. Menurut Kepala SMAN 1 Sinjai, Muh Suardi, sang ayah sama sekali tidak berbuat banyak untuk menghentikan aksi brutal anaknya.

"Lebih dari lima kali, dipukul kepala belakang dan luka di hidung. Orang tua pelaku hanya duduk santai melihat," beber Suardi.

Pihak sekolah sangat menyayangkan sikap pasif ini. "Yang kami sesalkan... kenapa orang tuanya ini tidak lompat juga melerai. Hanya melakukan pembiaran," sesalnya.

Versi Aiptu Rajamuddin: "Tidak Ada Pembiaran, Saya Langsung Marahi Dia!"

Tentu saja, Aiptu Rajamuddin membantah keras tudingan "duduk santai" itu. Menurutnya, ia syok dengan tindakan anaknya dan langsung berusaha melerai.

"Saya sempat melerai anak saya. Tidak ada pembiaran," ujarnya.

Ia mengaku sangat malu dan langsung memarahi anaknya di hadapan para guru setelah insiden itu.

"Saya sampaikan ke anak saya ada gurunya di situ 'nak kau pergi minta maaf situ sama gurumu, sama wali kelasmu, kau bikin malu saya di sini'," kata Rajamuddin.

Karier di Ujung Tanduk, Diperiksa Propam

Terlepas dari siapa yang benar, nasi sudah menjadi bubur. Aksi barbar anaknya telah mencoreng nama baiknya dan institusi Polri. Kini, Aiptu Rajamuddin harus berhadapan dengan Propam.

"Saya sempat diambil keterangan sama Propam," akunya.

Ia juga menyampaikan permohonan maaf terbuka kepada korban, pihak sekolah, PGRI, dan seluruh masyarakat Sinjai. Soal nasib anaknya, ia menyerahkan sepenuhnya pada proses hukum.

"Untuk ke depannya masalah anak saya, saya serahkan kepada pihak berwajib... apapun keputusannya akan saya terima dengan lapang dada," pungkasnya.

Sementara itu, pihak sekolah sudah mengambil tindakan tegas dengan mengeluarkan (DO) MF dari sekolah. Kasus ini menjadi cerminan pahit tentang gagalnya peran orang tua dan arogansi yang mungkin timbul karena merasa punya "bekingan" aparat.