Lagi duduk santai di beranda rumah, eh, tiba-tiba lihat awan hitam menjulang tinggi di langit. Pasti langsung muncul pikiran, “Waduh, bakal hujan deras atau ada badai, nih.” Nah, kemungkinan besar awan yang kamu lihat itu adalah awan Cumulonimbus (Cb).
Awan yang satu ini memang terkenal sebagai alarm cuaca ekstrem. Tapi, apakah benar setiap kali muncul awan Cumulonimbus, pasti akan disusul oleh badai? Yuk, kita kupas lebih dalam.
Kenalan Sama Si Awan Raksasa
Rupanya, awan Cumulonimbus bukanlah awan biasa. Kalau awan lain biasanya terlihat lembut seperti kapas, Cb adalah jenis awan yang tumbuh vertikal ke atas dengan sangat cepat. Ia bisa dimulai dari lapisan rendah atmosfer sampai menembus bagian paling tinggi.
Menurut What’s This Cloud, awan Cb memiliki dasar yang rendah, tetapi puncaknya dapat menjulang sangat tinggi hingga terlihat seperti gunung raksasa di langit.
Ini dia ciri-cirinya agar kamu mudah mengenalinya:
- Ujung atasnya melebar seperti landasan, yang disebut sebagai anvil.
- Terkadang muncul mammatus, yaitu bentuk seperti kantung-kantung di bawah awan.
- Bisa juga ada formasi wall cloud atau shelf cloud, yang menjadi tanda pertumbuhan awan yang sangat agresif.
BMKG Udah Kasih 'Warning', Ini Wilayah Potensinya
Untuk berjaga-jaga akan datangnya awan Cb, di Indonesia, BMKG sampai membuat layanan khusus untuk memprediksi potensinya. Mereka memantau secara rutin informasi soal awan Cb, terutama untuk pertumbuhannya di area bandara dan wilayah udara Indonesia.
Potensi sebaran awan Cb dibagi menjadi tiga oleh BMKG:
- ISOL CB (Isolated CB): Cakupan areanya kurang dari 50%.
- OCNL CB (Occasional CB): Cakupan areanya berkisar sekitar 50-75%.
- FRQ CB (Frequent CB): Cakupan areanya lebih dari 75%.
Pada periode 23-29 September 2025, BMKG telah mengeluarkan prediksinya. Awan Cb kategori OCNL hingga FRQ diperkirakan akan muncul di beberapa wilayah besar seperti Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan, hingga Sulawesi.
Artinya, peluang terbentuknya awan Cb menjadi cukup tinggi di wilayah-wilayah tersebut, sehingga kita perlu lebih waspada.
Jadi, Ini Pasti Tanda Badai?
Nah, tapi perlu kamu perhatikan juga. Awan Cb memang punya potensi untuk menghasilkan cuaca yang ekstrem, mulai dari hujan lebat, angin kencang, petir, hingga hujan es pada kondisi tertentu. Namun, tidak semua awan Cb otomatis berujung pada badai.
Faktanya, beberapa awan Cumulonimbus dapat tumbuh cepat lalu melemah, dan biasanya hanya akan menghasilkan hujan biasa atau gerimis. Efeknya juga sangat dipengaruhi oleh kondisi setempat, seperti kelembapan udara, kecepatan arus udara naik, serta perbedaan suhu di atmosfer.
Cara Aman Hadapi 'Ancaman' dari Langit
Supaya kamu tidak panik dan tetap aman, ada beberapa cara praktis yang bisa kamu lakukan jika kondisi ekstrem terjadi:
Pantau Prakiraan Cuaca: Cek terus informasi dari BMKG. Kamu bisa melihat peta potensi Cb harian di situs atau aplikasi mereka.
Kenali Tanda Visualnya: Awan yang menjulang tinggi dengan puncak melebar dan warna kelabu pekat biasanya menjadi alarm awal.
Siapkan Perlindungan: Kalau kamu sedang berada di luar ruangan, segera cari tempat untuk berteduh dan hindari ruang terbuka saat ada petir.
Meskipun dikenal sebagai "awan badai", kehadirannya tidak selalu berarti akan muncul badai besar. Tapi, bukan berarti kemungkinannya tidak ada.
Jadi, jika suatu hari kamu melihat ciri-cirinya, jangan panik. Jadikan ini sebagai alarm buat kamu untuk lebih siap menghadapi perubahan cuaca yang mungkin terjadi.
Penulis: Flovian Aiko
Baca Juga
-
Ulasan Novel Mangsa (Prey), Ancaman Kematian di Belantara Montana
-
Jadi Pengacara Tasya Farasya, Ini Riphat Senikentara Suami Poppy Bunga
-
Ronde Keempat Babak Kualifikasi dan Kekhawatiran Sistem 2 Center Back Patrick Kluivert
-
FC Twente Lakukan Bullying, Cara Kurang Tepat Pihak Klub Akui Kualitas Mees Hilgers
-
Gen Z dan Meme: Kenapa Generasi Digital Ini Bicara Lewat Gambar?
Artikel Terkait
-
BMKG Rilis Peringatan Dini: Mayoritas Indonesia Diguyur Hujan, Wilayah Ini Berstatus Siaga
-
BMKG Ingatkan Ancaman Krisis Pangan Akibat Iklim Ekstrem, Petani Diminta Tinggalkan Titi Mongso
-
Waspada! BMKG: Puncak Musim Hujan Ekstrim Terjadi November 2025 - Februari 2026
-
Musim Hujan 2025/2026 Maju, BMKG Ingatkan Risiko Banjir hingga Demam Berdarah
-
BMKG: Musim Hujan 2025/2026 Datang Lebih Awal, Waspada Banjir dan Longsor
News
-
Gen Z dan Meme: Kenapa Generasi Digital Ini Bicara Lewat Gambar?
-
Seminar Nasional di UNY Bahas Pembaruan Hukum Acara Pidana: RUU KUHAP Menuju Keadilan Berkelanjutan
-
Viral! 'Tepuk Sakinah' di KUA Bikin Bimbingan Pra-Nikah Jadi Lebih Asyik
-
Jadi Inspirasi, Presiden Prabowo Kutip Semangat Declaration of Independence
-
Isu Minyak Babi di Ompreng MBG, Ini Kata Tegas Badan Gizi Nasional
Terkini
-
Ulasan Novel Mangsa (Prey), Ancaman Kematian di Belantara Montana
-
Jadi Pengacara Tasya Farasya, Ini Riphat Senikentara Suami Poppy Bunga
-
Ronde Keempat Babak Kualifikasi dan Kekhawatiran Sistem 2 Center Back Patrick Kluivert
-
FC Twente Lakukan Bullying, Cara Kurang Tepat Pihak Klub Akui Kualitas Mees Hilgers
-
Top 3 Game Roblox yang Lagi Kuasai Chart, Kamu Sudah Mainin?