Sekar Anindyah Lamase | Rana Fayola R.
Menpora Erick Thohir bertemu Menkeu Purbaya. (Instagram/erickthohir)
Rana Fayola R.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir melakukan pertemuan dengan Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa. Pertemuan tersebut diklaim sebagai langkah kolaborasi strategis dalam rangka mewujudkan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, terutama pada sektor penguatan sumber daya manusia, peningkatan prestasi olahraga, serta peran pemuda tanah air.

Merujuk Antara News pada Minggu (28/9/2025), Erick menyampaikan hal itu melalui unggahan di akun Instagram resminya pada Sabtu. Dalam keterangan singkatnya, ia menegaskan bahwa pembangunan di bidang olahraga dan kepemudaan membutuhkan sinergi lintas kementerian, termasuk dukungan dari Kementerian Keuangan.

Meski tidak dijelaskan secara gamblang, pertemuan Erick dengan Purbaya diyakini berkaitan erat dengan pembahasan peluang penambahan anggaran untuk kontingen Indonesia yang akan berlaga di SEA Games 2025.

Sebelumnya, Erick sempat menyinggung bahwa dana yang tersedia untuk ajang olahraga terbesar di Asia Tenggara itu hanya sekitar Rp10 miliar. Anggaran ini masih jauh dari cukup untuk mendukung kontingen Indonesia.

Menurut perhitungannya, Indonesia hanya mampu mengirimkan 120 atlet ke Thailand dengan dana tersebut. Jumlah ini memang terbilang sangat kecil bila dibandingkan dengan SEA Games sebelumnya.

Dana Masih Minim, KOI Benarkan Pernyataan Erick Thohir soal Target di SEA Games 2025

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari turut mengonfirmasi pernyataan Erick Thohir. Ia menyebut target prestasi Indonesia di SEA Games 2025 belum bisa ditetapkan sebelum ada kepastian dukungan anggaran dari pemerintah.

Menurut Oktohari, dirinya cukup terkejut ketika mendengar langsung bahwa anggaran yang tersedia hanya Rp10 miliar. Dengan angka itu, praktis jumlah atlet Indonesia yang bisa diberangkatkan hanya sekitar 120 orang.

Padahal, secara rata-rata Indonesia selalu mengirimkan sekitar 900 atlet di ajang SEA Games. Dengan keterbatasan ini, Oktohari menilai mustahil bisa menjanjikan prestasi yang lebih tinggi.

“Sebelum kita bicarakan target (prestasi di SEA Games 2025), saya rasa harus ada kepastian anggaran dulu,” ujar Oktohari.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa pencapaian prestasi adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya KOI.

"Kami juga tidak mau disalahkan oleh masyarakat Indonesia sehingga (bagaimana mengupayakan penambahan anggaran) ini harus menjadi tanggung jawab bersama juga," tambahnya.

Oktohari juga menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari Menkeu hingga DPR RI. Upaya ini diharapkan bisa menggalang dukungan lebih luas bagi olahraga Indonesia.

Selain itu, ia menyoroti bahwa pada SEA Games 2025 hanya ada 41 cabang olahraga yang dipertandingkan. Angka ini jauh lebih sedikit dibandingkan SEA Games sebelumnya yang mencapai 87 cabang olahraga.

Banyak cabang unggulan Indonesia tidak dipertandingkan karena kebijakan tuan rumah Thailand. Menurut Oktohari, strategi ini bukan hal baru, sebab Indonesia juga pernah melakukan hal serupa saat menjadi tuan rumah pada 2011.

Di tengah tantangan anggaran dan perubahan jumlah cabang olahraga, kolaborasi antara Menpora Erick Thohir dan Menkeu Purbaya menjadi sangat krusial. Sinergi ini diharapkan mampu menjaga semangat Asta Cita Presiden untuk memajukan olahraga sekaligus memberdayakan pemuda Indonesia.

Jika masalah pendanaan tidak segera terselesaikan, maka peluang Indonesia untuk mempertahankan prestasi di ajang olahraga internasional bisa terganggu. Sebaliknya, dengan adanya dukungan penuh, SEA Games 2025 dapat menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menunjukkan kekuatan dan daya saingnya di kawasan Asia Tenggara.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS