Sekar Anindyah Lamase | Mira Fitdyati
Potret warga di Uganda (Instagram/popmedia.id)
Mira Fitdyati

Ratusan warga di Uganda rela meninggalkan rumah, harta, dan pekerjaan mereka setelah percaya pada ramalan kiamat. Melalui unggahan video di akun Instagram @popmedia.id pada Selasa (30/9/2025), tampak warga berbondong-bondong masuk ke hutan dengan keyakinan bahwa hari akhir akan segera datang.

Fenomena ini bermula dari pernyataan seorang pastor asal Afrika Selatan, Joshua Mhlakela, yang viral di media sosial. Ia meramalkan bahwa kiamat akan terjadi pada 23 atau 24 September 2025.

Keyakinan tersebut membuat banyak pengikutnya di Uganda percaya bahwa dengan berkumpul dan berdoa di hutan, mereka akan diangkat ke surga saat Yesus Kristus datang kembali.

Harapan yang Berakhir Kekecewaan

Para pengikut percaya bahwa mengasingkan diri ke hutan adalah cara menyambut akhir zaman dengan lebih suci. Namun, saat tanggal yang dijanjikan berlalu, tak ada tanda-tanda kiamat yang muncul.

Langit tetap cerah, aktivitas masyarakat sekitar berjalan normal, dan tidak terjadi fenomena alam luar biasa. Kondisi ini menimbulkan rasa bingung di kalangan pengikut.

Beberapa bahkan terlihat mulai meragukan keputusan yang telah mereka ambil. Fenomena seperti ini sebenarnya bukan hal baru. Dalam sejarah, ramalan kiamat kerap bermunculan di berbagai belahan dunia.

Reaksi Publik dan Pelajaran yang Bisa Diambil

Peristiwa di Uganda langsung menjadi sorotan internasional. Foto dan video yang beredar memperlihatkan warga masuk hutan dengan membawa bekal seadanya. Banyak warganet mengomentari fenomena ini dengan berbagai tanggapan, mulai dari rasa heran hingga guyonan.

Maaf kiamat ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan karena tanggalnya sudah bocor,” tulis seorang warganet disertai emotikon tertawa.

Jadi kiamatnya harus surprise biar lebih terasa wow,” komentar warganet lain.

Meski mengundang tawa, fenomena ini menyimpan pelajaran penting. Kepercayaan adalah hak setiap orang, tetapi kewaspadaan terhadap informasi menyesatkan tetap diperlukan. Ketika keyakinan berubah menjadi tindakan ekstrem, dampaknya bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Pada akhirnya, kiamat adalah misteri yang tidak bisa ditentukan oleh manusia. Peristiwa ini menjadi pengingat agar masyarakat lebih kritis dan lebih bijak dalam menerima informasi.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS