M. Reza Sulaiman
Ilustrasi perumahan (Antara)

Ada sebuah kisah horor dari dunia properti yang dijamin bikin kamu yang lagi nabung buat beli rumah pertama auto merinding. Bayangin, kamu sudah susah payah ngumpulin DP, eh rumah impianmu justru berubah jadi "kota hantu".

Inilah yang dialami oleh puluhan keluarga di Perumahan Mansion Hill Mekarwangi, Kabupaten Bekasi. Proyek yang menjanjikan kemewahan ini kini mangkrak total selama lebih dari tiga tahun, meninggalkan kerugian miliaran rupiah dan para konsumen yang cuma bisa pasrah.

Kisah ini jadi pelajaran super mahal buat kita semua. Yuk, kita lihat dulu "neraka"-nya, lalu kita bedah tipsnya biar kamu nggak ikut jadi korban!

Potret 'Kota Hantu' di Bekasi: Ilalang Setinggi Pinggang & Janji yang Menguap

Pemandangan di lokasi perumahan ini benar-benar bikin nyesek. Dari 120 unit yang dijanjikan, cuma satu rumah yang dihuni. Sisanya? Cuma kerangka beton kosong yang mulai lapuk. Jalanan masih tanah merah, ditumbuhi ilalang setinggi pinggang, dan sama sekali nggak ada fasilitas umum.

Salah satu korban, Kurnia, bercerita kalau ia dan puluhan korban lain sudah membayar Rp448 juta per unit. Tapi yang mereka dapat cuma janji kosong.

"Fasilitas nihil. Jalan rusak, nggak ada penerangan, surat rumah pun belum ada," keluh Kurnia.

Pihak pengembang, PT AWS, sempat berjanji akan memperbaiki keadaan. Tapi janji itu menguap begitu saja.

"Sampai sekarang tidak ada pergerakan. Mereka kabur, kantornya pindah," ungkap Kurnia.

Kini, puluhan rumah itu jadi monumen bisu dari sebuah investasi bodong.

'Survival Guide' Beli Rumah Pertama Biar Nggak Jadi Korban Berikutnya

Kisah di atas memang mengerikan, tapi ini adalah "kuliah umum" paling berharga buat kita yang lagi berburu rumah pertama. Biar mimpimu nggak berakhir jadi mimpi buruk, ini dia beberapa tips "anti-boncos" yang wajib kamu terapkan!

1. Jadi Detektif Dadakan: Cek Rekam Jejak Developer

Ini adalah langkah paling krusial. Jangan pernah tergiur sama brosur atau maket yang keren. Lakukan "investigasi" mendalam soal si pengembang (developer).

Googling Nama Developer + "Kasus": Cara paling simpel buat lihat apakah mereka punya rekam jejak buruk.

Cek Keanggotaan di Asosiasi: Developer yang kredibel biasanya terdaftar di asosiasi seperti Real Estate Indonesia (REI).

Kunjungi Proyek Mereka yang Lain: Lihat langsung hasil kerja mereka di proyek-proyek sebelumnya. Apakah dibangun dengan baik? Apakah fasilitasnya sesuai janji?

2. Jangan Beli 'Kucing dalam Karung': Cek Legalitas Tanah dan Izin

Ini soal dokumen, mungkin sedikit membosankan, tapi ini adalah penyelamatmu! Pastikan developer sudah mengantongi semua izin yang diperlukan.

Sertifikat Tanah: Pastikan status tanahnya sudah Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) Induk atas nama developer, bukan masih Hak Guna Usaha (HGU) atau tanah sengketa.

Izin Mendirikan Bangunan (IMB): Pastikan IMB sudah terbit untuk seluruh unit, bukan cuma IMB induk.

3. 'Surat Sakti' yang Wajib Ada Sebelum DP: Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB)

Jangan pernah transfer DP sebelum kamu menandatangani PPJB di hadapan notaris. Dokumen ini adalah "kontrak suci"-mu dengan developer. Pastikan semua detail tercantum di dalamnya: spesifikasi bangunan, jadwal serah terima, dan klausul denda jika developer telat.

4. Jangan Tergiur Harga 'Nggak Masuk Akal'

Kalau ada perumahan yang harganya jomplang banget di bawah harga pasar sekitarnya, kamu wajib curiga. Bisa jadi ada "udang di balik batu", entah itu kualitas bangunan yang dikurangi, fasilitas yang fiktif, atau legalitas yang bermasalah.

5. Cek Kerja Sama dengan Bank (Ini Indikator Penting!)

Developer yang terpercaya biasanya sudah bekerja sama dengan bank-bank besar untuk fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Kenapa ini penting? Karena sebelum setuju bekerja sama, pihak bank pasti sudah melakukan analisis mendalam terhadap legalitas dan kredibilitas si developer.

Kalau developer-mu nggak punya rekanan bank KPR yang jelas, ini adalah red flag besar.

Membeli rumah pertama memang perjalanan yang panjang dan penuh risiko. Tapi dengan menjadi pembeli yang cerdas dan kritis, kamu bisa meminimalkan risiko terjebak dalam mimpi buruk seperti yang dialami para korban di Bekasi.