M. Reza Sulaiman
Ilustrasi cuaca panas, sinar matahari (freepik/freepik.com)

Belakangan ini, banyak orang yang mengeluh soal cuaca yang bikin gerah luar biasa. Rasanya, keluar rumah sebentar saja sudah banjir keringat. Menurut BMKG, Indonesia memang sedang dalam fase panas ekstrem. Beberapa daerah bahkan mencatatkan suhu hingga tembus 37,6°C. Suhu yang dijamin panasnya luar biasa untuk beraktivitas sehari-hari.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa penyebab utama dari suhu panas kali ini adalah gerak semu matahari yang sedang berada di selatan ekuator. Ditambah lagi, Monsun Australia sedang aktif membawa udara kering dari arah selatan, sehingga membuat awan susah terbentuk dan sinar matahari jadi lebih leluasa "membakar" bumi.

“Bagian tengah dan selatan [Indonesia], seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua, menerima penyinaran matahari yang lebih intens, sehingga cuaca terasa lebih panas,” kata Guswanto, mengutip keterangan resmi BMKG, Jumat (17/10/2025).

Bukan Cuma 'Gerah Biasa', Ini Bahayanya

Berdasarkan artikel dari Yale Medicine, panas ekstrem bukan cuma soal angka di termometer. Masalahnya ada di kombinasi suhu tinggi dan kelembapan, yang membuat tubuh sulit mendinginkan diri lewat keringat.

Ketika mekanisme alami ini gagal, tubuh bisa mengalami heat exhaustion (kelelahan karena panas) atau bahkan heat stroke, sebuah kondisi serius yang butuh penanganan medis segera.

Kelompok yang paling rentan adalah anak kecil, lansia, pekerja luar ruangan, dan orang dengan penyakit kronis seperti jantung atau ginjal.

Jurus 'Survive' di Tengah Gempuran Panas

Kalau kamu merasa matahari sudah tidak bersahabat lagi, ini beberapa langkah sederhana yang bisa kamu lakukan, berdasarkan panduan dari Yale Medicine:

Atur Jam Aktivitasmu: Hindari keluar rumah antara pukul 10.30 sampai 14.00, saat sinar matahari lagi ganas-ganasnya.

Jaga Tubuh Tetap Terhidrasi: Jangan tunggu haus baru minum. Tubuhmu butuh cairan terus-menerus. Kalau bisa, tambahkan sedikit garam atau minuman elektrolit agar mineral yang hilang juga tergantikan.

Pilih Pakaian yang 'Bersahabat': Pakai baju yang longgar, ringan, dan berwarna terang. Jangan lupa pakai topi dan sunscreen agar kulit tetap aman dari sinar UV.

Cari 'Oase' Pendingin: Kalau rumahmu terasa panas, manfaatkan ruangan ber-AC seperti mal atau perpustakaan. Istirahat di tempat sejuk selama beberapa jam bisa sangat membantu.

Kenali Tanda-tanda Bahaya: Kalau kamu mulai merasa pusing, mual, atau kulit terasa panas tapi kering (tidak berkeringat), itu adalah tanda tubuhmu sudah kewalahan. Segera berteduh dan minum air. Kalau makin parah, jangan tunggu lama dan segera cari bantuan medis.

Jangan Panik, tapi Tetap Waspada

BMKG sudah mengingatkan kalau kondisi ini bisa bertahan sampai awal November. Jadi, ini bukan saatnya panik, tapi waktunya untuk beradaptasi.

Cek terus pembaruan cuaca lewat situs bmkg.go.id atau aplikasi Info BMKG agar kamu tahu kapan waktu yang paling aman untuk beraktivitas di luar.

Cuaca panas mungkin bukan hal baru di negeri tropis seperti Indonesia, tapi kali ini, intensitasnya memang lebih terasa. Jadi, rawat dirimu baik-baik. Karena di tengah suhu yang membakar, menjaga tubuh tetap sejuk adalah bentuk sayang pada diri sendiri.

(Flovian Aiko)