Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | awwalunisa kusuma
Ilustrasi hand sanitizer. [Shutterstock]

Meningkatnya kasus pasien positif sekitar 15% membuat bogor masuk dalam zona merah (28/09). Kurangnya disiplin pada masyarakat diduga penyebab dari peningkatan kasus pasien positif. Kekhawatiran mahasiswa KKN UIN Walisongo akan peningkatan kasus pasien positif di Desanyalah yang melatarbelakangi alasan pemberian hand sanitizer di tempat ibadah secara sukarela.

Hasil pengamatan saya di beberapa masjid di kampung sawah RW 06 tempat tinggalnya­, tidak ada fasilitas hand sanitizer atau tempat cuci tangan di halaman depannya. Saya khawatir jika itu terus dibiarkan akan menyebabkan adanya klaster baru berupa tempat ibadah » (ujarnya).

“Bagus kegiatannya positif. Berarti memerhatikan ke masyarakat di masa pandemik ini,” ucap Saepudin sebagai ta’mir masjid RT03/06 Kp. Sawah tentang kegiatan pemberian hand sanitizer (10/10).

“Alhamdulilahh ya mugi Barokah. Iya terima kasih sekali adanya ini. Gatau sebernarnya di mushola the ga ada emang gamau atau ga punya dana. Karena dikasih ini saya merasa bersyukur,” ucap Ustad Deden sebagai imam mushola di RT02/06 Kp.Sawah tentang kegiatan pemberian hand sanitizer.(10/10).

“Alhamdulilah, tanggapan masyarakat positif, semoga ini menjadi amal jariyah untuk kita semua,” ujar mahasiswa. Senyum yang terpancar setelah pemberian hand sanitizer membuat mahasiswa tersebut senang. Sebenarnya, kegiatan amal hand sanitizer ini merupakan progam kerja individu KKN mahasiswa asal UIN Walisongo tersebut. remaja 20 tahun tersebut pun menyampaikan harapan setelah pemberian hand sanitizer tersebut. Menurutnya progam ini harusnya dilakukan oleh semua elemen pejabat desa, sebagai bentuk perlindungan terhadap jamaah tempat ibadah dan sebagai bentuk kepedulian dari pandemik Covid-19 sendiri.

awwalunisa kusuma

Baca Juga