Berawal dari kesenangan untuk berkebun, hidroponik dapat menjadi peluang bisnis yang menggiurkan di masa pandemi saat ini. Hidroponik merupakan teknik menanam yang mudah dilakukan serta tidak memerlukan lahan yang luas. Seperti yang dilakukan oleh dosen sistem informasi, Suhendra, S.Kom., M.Kom. Sekaligus pemiliki bisnis hidropnik “Riverian Farm” yang beralamat di Jl. Raden Kimas Hasyim No.60, Babakan, Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang.
“Saya memilih menggeluti bidang hidroponik dilatar belakangi rasa senang bercocok tanam. Selain itu lebih mudah dalam hal perawatan serta hasil panen yang sehat karena tidak menggunakan pestisida selama perawatan.” Ujar Suhendra saat diwawancarai via telepon, Sabtu (17/10/2020).
Suhendra menambahkan bahwa ia mempelajari teknik hidroponik secara mandiri dari internet. Awalnya ia mencoba menerapkan hidroponik dengan menggunakan media baskom. Setelah menemukan teknik hiroponik yang tepat kini ia telah memanfaatkan halaman rumahnya untuk memulai bisnis sayuran hidroponik.
“Setelah menemukan cara yang tepat untuk menanam sayuran dengan teknik hidroponik, saya beralih menggunakan pipa PVC untuk mengaplikasikan hidroponik dalam skala yang lebih besar,” katanya.
Dari pengaplikasian teknik hidroponik tersebut, Suhendra telah menanam berbagai macam jenis sayuran seperti pokcoy, basil, kangkung, oregano, caisim dan lain-lain. Untuk menanam pokcoy misalnya, yang perlu dilakukan pertama kali adalah penyemaian bibit pokcoy menggunakan media rockwool. Selanjutnya bibit pokcoy yang sudah muncul daun ketiga setelah semai (7-14 HSS) dipindahkan kedalam pipa PVC dengan sistem hidroponik.
“Untuk perawatan tanaman pokcoy dengan sistem hidroponik sangatlah mudah, cukup dilakukan pengecekan kadar air di rockwool serta penambahan nutrisi pada saat pembenihan agar tanaman dapat tumbuh dengan maksimal,” imbuhnya.
Suhendra menambahkan bahwa menjaga kadar air dan nutrisi dari tanaman menjadi kunci keberhasilan teknik hidroponik. Selama melakukan pembenihan tanaman, ia tidak menambahkan pestisida. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan sayuran organik dengan kualitas yang baik.
Selama pandemi, permintaan sayuran hidroponik di pasaran semakin meningkat. Untuk menjangkau konsumen dengan mudah, hasil panen tersebut telah dipasarkan secara online dan meraih omset yang besar. Ia pun memberikan pesan bagi kaum milenial yang ingin mengikuti jejaknya sebagai pengusaha hidroponik.
“Mulai saja dulu dari yang kecil menggunakan media baskom untuk hidroponik skala kecil baru kemudian beralih menggunakan pipa PVC untuk skala besar dan belajar secara mandiri dengan menonton tayangan di YouTube,” tutupnya.
Oleh: Shela Delfia Ramadhana
Artikel Terkait
-
Proker KKN Membuat Ganci dari Kain Perca: Edukasi Cinta Bumi Sejak Dini
-
Bupati Mojokerto Sambut Peserta KKN-BBK Unair 2025
-
Edukasi Peziarah, Mahasiswa KKN Arab Saudi Resik-Resik Jabal Khandamah
-
Tak Cuma Sekadar Cat, Inisiatif Mahasiswa Ini Hadirkan Kehangatan dan Kebersamaan di Desa
-
Mahasiswa KKN UMBY Dorong Pemuda Kalidadap 1 Bangun Branding dan Marketing
Release
-
Mahasiswa KKN UIN Walisongo Ikut Serta dalam Kegiatan Posyandu
-
Bantu Program Sekolah Kampung, KKN UIN Walisongo Gagas Model Pembelajaran Baru
-
Gowes dan Tanam: Aksi Nyata Menjaga Bumi ala Pencinta Alam UIN Jakarta
-
Ekspor Indonesia Alami Penurunan, Akibat Pandemi Covid-19?
-
Komunikasi Publik dalam Pemilu Lahirkan Pemilih Cerdas dan Berdaulat
Terkini
-
FIFA Matchday Kontra China Taipei Menjadi Bukti Betapa Pentingnya Menit Bertanding bagi para Pemain
-
FIFA Matchday 2025 dan Semakin Matangnya Atribut Positioning Ramadhan Sananta
-
4 Padu Padan OOTD Chic ala Yunjin LE SSERAFIM, Stylish Buat Segala Suasana!
-
Kesejahteraan Guru Terancam? Menag Bilang 'Cari Uang, Jangan Jadi Guru!'
-
4 Rekomendasi Serum Vitamin C Terjangkau untuk Pelajar dengan Kulit Cerah