Di Indonesia, sedang terjadi perubahan iklim yang menyebabkan frekuensi cuaca ekstrem menjadi semakin sering. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), intensitas curah hujan di Indonesia meningkat hingga 40 persen dalam tahun 2020-2021. Di sebagian besar wilayah di Indonesia, curah hujan masih berpotensi kategori menegah hingga tinggi, yakni 200-500 milimeter per bulan.
Dampak curah hujan yang tinggi berpotensi memunculkan kerusakan pada tanaman, karena dapat mengurangi suplai oksigen dan CO2 dalam tanah, serta mengganggu proses fotosintesis serta respirasi. Hal itu membuat tanaman dapat menjadi busuk atau gagal panen.
Selain itu, peningkatan kelembaban udara berpotensi memunculkan penyakit tanaman, dan mendukung meningkatnya populasi hama serta tingkat keparahan yang ditimbulkan. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kualitas serta ketahanan tanaman dari kondisi cuaca yang ekstrem dan timbulnya hama.
Stanislaus, Mahasiswa Universitas Diponegoro, dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II 2020/2021 periode 30 Juni-12 Agustus 2021, mengenalkan sekaligus memberikan panduan untuk dapat membuat bakteri fotosintesis (PSB) yang murah dan mudah dari rumah.
Photosynthesis bacteria merupakan mikroorganisme yang dapat melakukan fotosintesis dan digunakan sebagai pupuk organik. Mikroorganisme ini mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman dan memperbaiki kualitas hasil panen.
Bakteri fotosintesis ini juga mampu memberikan zat-zat yang berguna bagi tanaman seperti nitrogen dan hidrogen sulfida, dengan mengubah bahan organik melalui fotosintesis.
Sosialisasi ini dilakukan pada RT 01/RW 02, Kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah. Dalam lokasi pelaksanaan kegiatan KKN ini, banyak warga sekitar yang gemar melakukan kegiatan bercocok tanam.
Masyarakat diberikan informasi tentang tanaman yang dapat berguna sebagai obat herbal penjaga daya tahan tubuh di era pandemi Covid-19 ini dan cara meningkatkan serta menjaga kualitas tanaman, dengan menambahkan bakteri fotosintesis.
Masyarakat diberikan infomasi secara online melalui poster dan video edukasi yang disosialisasikan menggunakan media WhatsApp komunitas masyarakat. Sementara untuk video dibagikan melalui YouTube. Kegiatan ini mendapat respons yang positif berupa komentar dan reaksi terkait kegiatan yang telah dilaksanakan.
Penulis : Stanislaus Christo
Dosen Pembimbing Lapangan : Dr. Khairul Anam, S.Si, M.Si
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Kuliah S2 di Australia dengan Biaya Lokal, Bagaimana Caranya?
-
Sebut LGBTQ jadi Ancaman Negara, Ucapan Sekjen Wantannas Dikecam Koalisi Sipil: Langgar Prinsip HAM!
-
Kemensos dan Kemen Imipas Jalin Kerjasama Rehabilitasi Sosial Warga Binaan
-
Buntut 'Jalan-Jalan ke Bali', Pengamat Sarankan Pj Bupati Ganti Kadinsos Jika Tak Ingin Kepercayaan Masyarakat Hilang
-
Akui Politik Uang di Pemilu Merata dari Sabang sampai Merauke, Eks Pimpinan KPK: Mahasiswa Harusnya Malu
Release
-
Mahasiswa KKN UIN Walisongo Ikut Serta dalam Kegiatan Posyandu
-
Bantu Program Sekolah Kampung, KKN UIN Walisongo Gagas Model Pembelajaran Baru
-
Gowes dan Tanam: Aksi Nyata Menjaga Bumi ala Pencinta Alam UIN Jakarta
-
Ekspor Indonesia Alami Penurunan, Akibat Pandemi Covid-19?
-
Komunikasi Publik dalam Pemilu Lahirkan Pemilih Cerdas dan Berdaulat
Terkini
-
3 Rekomendasi Serum yang Mengandung Buah Nanas, Ampuh Cerahkan Kulit Kusam
-
Memperbaiki Kesalahan di Masa Lalu dalam Novel 'Ten Years Challenge'
-
Absen Lawan Australia, Posisi Justin Hubner akan Digantikan Elkan Baggott?
-
Jennie-Lisa, XG, Hingga ENHYPEN Dikonfirmasi Tampil di Coachella 2025
-
Bojan Hodak Sebut Persib Bandung Terbebani 'Juara Bertahan', Ini Alasannya