Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 126 Universitas Sebelas Maret (UNS) menginisiasi program BERSERI (Bio Enzim daRi SErangan untuk lingkungan asRI) pada 14 Agustus 2025 melalui sosialisasi dan pelatihan di Kelurahan Serangan.
Program ini hadir sebagai solusi inovatif atas permasalahan limbah organik rumah tangga yang semakin mendesak setelah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung tidak menerima sampah organik per 1 Agustus 2025.
BERSERI merupakan bentuk kolaborasi antara Mahasiswa KKN 126 UNS dengan PT Bali Turtle Island Development (BTID) dan sebagai bentuk dukungan untuk program Serangan Bersih Indah Asri (Bersinar).
Melalui program ini, mahasiswa KKN UNS memperkenalkan bio enzim sebagai solusi ramah lingkungan untuk mengurangi limbah organik rumah tangga. Cairan hasil fermentasi limbah organik ini memiliki beragam manfaat, seperti pembersih alami, pengendali hama, hingga pengurai sampah yang ramah lingkungan.
Pelatihan dilakukan secara praktik langsung dan diikuti oleh kepala lingkungan serta perangkat desa yang nantinya akan membagikan ilmu tersebut kepada warga agar mampu memproduksi bio enzim mandiri dengan komposisi bahan 1:3:10 (gula/molase, limbah organik, dan air).
Proses fermentasi dilakukan menggunakan wadah plastik dengan sistem airlock agar gas hasil fermentasi tidak menimbulkan ledakan serta penambahan EM4 sebagai aktivator untuk mempercepat fermentasi menjadi 1-1,5 bulan, berbeda dengan proses normal yang memakan waktu 3 bulan.
Kepala Kelurahan Serangan menyambut baik program ini, karena sejalan dengan penerapan teba modern yang sedang digalakkan untuk pengelolaan sampah rumah tangga.
“Kami berharap ilmu ini bisa diteruskan kepada warga di masing-masing lingkungan sehingga Serangan dapat menjadi contoh pengelolaan sampah berkelanjutan,” ujarnya.
Melalui program BERSERI, menunjukkan kontribusi nyata Mahasiswa KKN 126 UNS dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) 12 mengenai konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
Program ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menginspirasi masyarakat Serangan untuk mandiri dalam mengelola limbah organik dengan cara yang lebih ramah lingkungan sekaligus mendukung terwujudnya lingkungan yang bersih, sehat, dan lestari.
Baca Juga
-
Jadwal Bentrok dengan MMA 2025, D.O. EXO Absen di Pernikahan Kim Woo Bin
-
Ini 2 Zodiak yang Disebut Paling Berpeluang Jadi Orang Sukses: Kamu Salah Satunya?
-
Arti Mimpi Gigi Copot: 7 Makna Menurut Psikologi dan Spiritual
-
Prekuel The Hunger Games Siap Tayang 2026, Duet Ikonik Katniss dan Peeta Ada Lagi?
-
Mungil tapi Memikat: Parfum Roll On yang Wajib Ada di Tas Kamu
Artikel Terkait
-
Indonesia Terjebak 76 Ribu Ton Sampah per Hari: Bisakah Limbah Makanan Jadi Solusi Berkelanjutan?
-
Datangi KPK, ICW Bawa 11 Tuntutan Soal Pemberantasan KKN
-
Proker KKN Membuat Ganci dari Kain Perca: Edukasi Cinta Bumi Sejak Dini
-
Edukasi Peziarah, Mahasiswa KKN Arab Saudi Resik-Resik Jabal Khandamah
-
Tak Cuma Sekadar Cat, Inisiatif Mahasiswa Ini Hadirkan Kehangatan dan Kebersamaan di Desa
Rona
-
Kisah Akbar, Disabilitas Netra yang Berkelana di Ruang Sastra Tukar Akar
-
Warriors Cleanup Indonesia: Gerakan Anak Muda Ubah Kegelisahan Akan Lingkungan Jadi Aksi Nyata
-
Bandung Sustainability Summit 2025: Kota Kembang Pimpin Gerakan Hijau Nasional!
-
Mengenal Lutung Jawa: Si Hitam Penjaga Rimba yang Terancam Punah
-
Pengen Berkiprah di Pekerjaan Hijau? Ini Tiga Sektor Pekerjaan Hijau Paling Menjanjikan
Terkini
-
Jadwal Bentrok dengan MMA 2025, D.O. EXO Absen di Pernikahan Kim Woo Bin
-
Ini 2 Zodiak yang Disebut Paling Berpeluang Jadi Orang Sukses: Kamu Salah Satunya?
-
Arti Mimpi Gigi Copot: 7 Makna Menurut Psikologi dan Spiritual
-
Prekuel The Hunger Games Siap Tayang 2026, Duet Ikonik Katniss dan Peeta Ada Lagi?
-
Mungil tapi Memikat: Parfum Roll On yang Wajib Ada di Tas Kamu