Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | zahir zahir
Kevin Diks (Kanan), Jay Idzes (Tengah) dan Ole Romeny (Kiri) Saat Berseragam Timnas Indonesia. (instagram.com/@kitagaruda_id)

Kekalahan timnas Indonesia dengan skor mencolok, yakni 5-1 atas Australia nampaknya benar-benar menjadi pemberitaan dari berbagai media, khususnya media luar negeri. Melansir dari laman resmi PSSI (pssi.org), kekalahan telak skuad asuhan pelatih Patrick Kluivert dalam laga yang digelar pada Kamis (20/03/2025) kemarin di Allianz Stadium, Sydney benar-benar mengejutkan banyak pihak.

Pasalnya, dari segi kekuatan timnas Indonesia awalnya diprediksi bisa mencuri poin di markas Australia atau bahkan memetik poin penuh di kandang lawan. Ditambah timnas Australia berlaga dalam kondisi pincang usai 2/3 pemain andalannya mengalami cedera. Kondisi tersebut seakan-akan membuat Indonesia akan meraih kemenangan mudah saat menghadapi Australia.

Namun, segala prediksi yang dilakukan oleh banyak pihak tersebut ternyata berbanding terbalik 180 derajat. Timnas Indonesia harus menyerah dengan skor telak 5-1 dan bahkan harus tertinggal 3-0 di babak pertama. Kondisi ini sendiri membuat banyak pihak bertanya-tanya mengenai apa yang terjadi dengan timnas Indonesia.

Menurut media asal Vietnam, Soha, timnas Indonesia takluk dari Australia yang notabane memiliki kualitas pemain yang dibawah skaud garuda saat itu karena tak adanya filosofi dan visi bermain yang jelas. Melansir dari laman soha.vn, kehadiran pelatih Patrick Kluivert yang menggantikan Shin Tae-yong di pertengahan babak kualifikasi dianggap menjadi penyebab hancurnya filosofi timnas Indonesia yang selama ini dibangun oleh pelatih asal Korea Selatan tersebut.

Bagaimana Anda menjelaskan Indonesia menguasai bola selama 60% di babak pertama, tetapi berakhir tertinggal 3-0 di babak pertama? Sepanjang pertandingan, Indonesia menguasai bola hingga 56%, tetapi hanya melepaskan 4 tembakan tepat sasaran dan 1 gol. Sebaliknya, Australia hanya menguasai bola hingga 44%, tetapi melepaskan 6 tembakan tepat sasaran, termasuk 5 gol. Kesalahan tim Indonesia adalah kesalahan pelatih Kluivert yang menerapkan pola serangan total dipadu gaya penguasaan bola tiki-taka yang populer di dunia,” tulis media Soha.

Sepanjang pertandingan kontra Australia kemarin, timnas Indonesia memamg memainkan pola permainan yang cukup menyerang. Bahkan, penguasana bola timnas Indonesia mencapai lebih dari 50% sepanjang jalannya laga. Namun, penguasaan bola tersebut tak mampu dimanfaatkan oleh skuad garuda untuk mencetak gol ke gawang lawan dan laga haru berakhir dengan kekalahan 5-1 dari Australia.

Media Vietnam Sebut Taktik Menyerang Tak Cocok Untuk Timnas Indonesia

Di sisi lain, media Vietnam, Soha juga menyoroti taktik permainan yang diterapkan oleh Patrick Kluivert saat menghadapi Australia kemarin. Menurut media tersebut, timnas Indonesia tak cocok jika menerapkan permainan menyerang dengan memanfaatkan aliran bola cepat seperti gaya Total Football di timnas Belanda pada era 1970 hingga 1990-an ataupin strategi Tiki-Taka khas Spanyol.

Timnas Indonesia dirasa lebih cocok bermain dengan skema defensive dengan mengandalkan serangan balik cepat yang mematikan. Hal ini sendiri sudah terbukti di era kepelatihan Shin Tae-yong yang dimana hampir seluruh taktik yang diterapkan oleh timnas Indonesia selalu mengutamakan pertahanan dan memanfaatkan serangan balik cepat. Hal ini juga terlihat saat laga leg ke-2 kontra Arab Saudi yang dimana timnas Indonesia sukse mencetak 2 gol melalui skema counter-attack yang mematikan dan berhasil menang dengan skor 2-0.

Tiki-taka tidak selalu cocok. Di bawah pelatih Shin Tae-yong, Indonesia kalah 1-2 dari China ketika mereka dengan percaya diri memilih gaya menyerang habis-habisan, dan segera setelah itu, pelatih Shin Tae-yong dengan cepat kembali ke gaya serangan balik defensif dan Indonesia mengalahkan Arab Saudi 2-0,” tulis media Soha.

Kini, timnas Indonesia diharapkan fokus untuk menghadapi laga selanjutnya kontra Bahrain yang digelar pada 25 Maret 2025 mendatang di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

zahir zahir