Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Lintang Larissya
Ubur-ubur Surai Singa [dok. southshorehealth.org]

Menjadi salah satu binatang yang mengisi lautan luas, ubur-ubur merupakan sejenis hewan tak bertulang belakang dari kelas Schypozoa.

Umumnya ubur-ubur berukuran 2 sampai 40 cm, tapi ubur-ubur yang lebih besar bisa mencapai 1-2 meter, misalnya spesies terbesarnya Cyanea capillata atau lebih dikenal dengan ubur-ubur surai singa.

Selain menjadi jenis ubur-ubur yang terbesar, ubur-ubur surai singa juga dikenal sebagai salah satu organisme terbesar di dunia. Wilayah hidupnya pun terbatas pada perairan dingin Arktik, Atlantik Utara, dan Samudra Pasifik utara. Ada pula yang ditemukan menghuni lautan yang berair dingin di dekat Australia dan Selandia Baru.

Berwarna cokelat kemerahan dengan ratusan tentakel yang menyerupai rambut yang panjang, ubur-ubur surai singa atau juga dikenal dengan sebutan Lion's Mane Jellyfish dalam bahasa Inggris.

Ubur-ubur yang juga dikenal sebagai jeli rambut ini memiliki hingga 1200 tentakel yang dibagi menjadi delapan klutser serta sengatan yang sangat kuat sebagai perlindungan diri dan senjata untuk menangkap mangsa sebelum kemudian akan dikoyak dan dimakan. Tentakel ini dilengkapi dengan nematocysts yang sebagian besar digunakan untuk menangkap mangsa dan pertahanan diri, tetapi juga untuk penggerak. Sengatannya dapat menangkap ikan-ikan kecil, krustasea kecil, bahkan ubur-ubur lain yang berukuran lebih kecil untuk memenuhi makanannya.

Ubur-ubur surai singa juga memiliki kemampuan bioluminescent, artinya ia mampu menghasilkan cahayanya sendiri dan bersinar di bawah air yang gelap.

Ubur-ubur surai singa berkembang biak melalui pembuahan eksternal. Lava akan menetap di dasar laut dan berkembang menjadi polip. Reproduksi aseksual pada ubur-ubur, akan tetap melekat pada induknya hingga induk membentuk kuncup yang lain sehingga akan terbentuk koloni (strobilla). Yang akhirnya akan berpisah dari idnuknya dan tumbuh menjadi efira (ubur-ubur muda) dalam waktu 30-40 hari.

Penelitian menunjukkan bahwa ubur-ubur ini kehidupannya dipengaruhi oleh aktivitas manusia seperti penangkapan ikan yang berlebihan, polusi air laut yang dapat mengurangi mangsa ubur-ubur raksasa ini atau ubur-ubur lainnya.

Dampak Apabila Manusa Tersengat oleh Ubur-ubur Surai Singa

Ubur-ubur ini memiliki sengatan yang menyakitkan meskipun tidak benar-benar beracun dan tentakel halus yang seringkali sulit dihindari oleh perenang. Oleh karena itu, apabila bertemu diharapkan untuk menjaga jarak sejauh mungkin.

Jika tersengat akan mengakibatkan reaksi alergi untuk beberapa orang, upaya penanganannya adalah kompres dengan air dingin dan segera cari bantuan medis.

Referensi:

oceana.org

Lintang Larissya