Meskipun berasal dari keluarga kiai yang terpandang, sosok KH. Abdurrahman Wahid atau kerap dipanggil Gus Dur, begitu memasyarakat dan sederhana. Lihat saja cara berpenampilannya semasa hidup yang jauh dari kesan ‘wah’ alias mewah. Beliau memang sudah almarhum, tetapi gagasan atau pemikiran-pemikirannya yang cemerlang masih terus dikenang dan dibukukan.
Buku berjudul ‘Gus Dur, Jejak Bijak Sang Guru Bangsa’ yang disusun oleh Anom Whani Wicaksana (C-Klik Media, 2018) ini misalnya, berusaha menyingkap kisah hidup Gus Dur dengan pemikiran-pemikirannya yang begitu bijaksana. Kesederhanaan Gus Dur adalah suatu bentuk kezuhudan. Ia tidak memikirkan materi yang berlebihan namun ia tetap menerima apa adanya dan istiqomah dalam memperjuangkan kebenaran.
Pemikiran, sikap, dan teladannya juga telah membuat pesonanya tidak pernah pudar hingga sekarang. Bagi banyak orang, sosoknya terasa masih ‘hidup’. Pemikiran Gus Dur, baik lewat sikap, ucapan, maupun dalam bentuk tulisan, telah menginspirasi banyak orang untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangannya. Gus Dur, menurut Gus Sholah, ibarat buku yang dapat dibaca semua orang. Ia dapat dibaca oleh siapa pun, kapan saja, dan dari sudut pandang apa pun (Gus Dur, Jejak Bijak Sang Guru Bangsa, halaman 79).
Gus Dur adalah patron bagi intelektual muda NU (Nahdlatul Ulama). Nyaris setiap intelektual kontemporer dari kalangan NU akan mengakui Gus Dur setidaknya pernah menjadi sumber inspirasi untuk keluar dari pesantren dan merambah ke dunia luar. Banyak alumni pesantren yang kemudian berani membuka diri ke dunia luar, mengadopsi gagasan baru, serta memotori pembaruan di lingkungan nahdliyin yang pernah diidentikkan dengan kehidupan yang terbelakang dan konservatif (Gus Dur, Jejak Bijak Sang Guru Bangsa, halaman 34).
Gus Dur memang mempunyai keutamaan yang menjadikan dirinya dicintai banyak orang. Di pemakaman Pesantren Tebuireng Jombang, manusia membanjiri pemakamannya serta menggelar tahlil belasungkawa selang beberapa hari. Itu adalah bukti nyata bahwa banyak orang begitu mencintai sosoknya yang sederhana dan penuh keteladanan. Ia sudah beramal saleh secara tulus, dan masyarakat yang merasa menerima manfaat amal salehnya membalasnya juga secara tulus (Gus Dur, Jejak Bijak Sang Guru Bangsa, halaman 36).
Lewat buku berjudul ‘Gus Dur, Jejak Bijak Sang Guru Bangsa’ ini pembaca dapat mengambil banyak inspirasi dan keteladanan dari sosok almarhum KH. Abdurrahman Wahid atau familier disapa Gus Dur. Selamat membaca, semoga bermanfaat.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Novel If We Survive This: Perjuangan Dua Saudara di Tengah Virus Mematikan
-
Ulasan Komik Nyai Anteh: Cerita Rakyat Bergaya Modern dan Sarat Pesan Moral
-
Fifty Shades: Trilogi Film Romansa Mewah Penuh Luka dan Kontroversi
-
Madame Wang Secret Garden: Kafe ala Ghibli yang Bikin Betah Berlama-lama!
-
Simbol Unik, Ini Makna Matahari Biru di Lagu Debut aoen 'The Blue Sun'
Terkini
-
BPJS Kesehatan Pangkas 21 Layanan: Efisiensi Anggaran atau Eliminasi Hak Rakyat?
-
5 Drachin Tayang Juli 2025, Ada Drama Reuni Zhao Jinmai dan Zhang Linghe
-
Belajar Hidup dari Anak Kos, Tamat 1000 Pelajaran Hidup di Kota Orang
-
Bocoran Xiaomi 15T Pro: HP Gahar Buat Ngebut
-
Minimalis nan Stunning! 4 Gaya Elegan ala Lee Da Hee yang Bisa Kamu Sontek