Dalam buku ‘Eksistensi Candi Sebagai Karya Agung Arsitektur Indonesia di Asia Tenggara’ (Kanisius, 2018) penulis memaparkan bahwa Indonesia pada hakikatnya memiliki tradisi arsitektur yang kuat dan unggul. Hal ini tecermin dari wujud desain arsitekturnya. Wujud arsitektur yang beragam dan dinamis adalah termasuk bagian tradisi arsitektur tersebut. Keragaman ini sekaligus menunjukkan pola berpikir masyarakat bangsa ini yang bisa dibilang dinamis dan terbuka.
Keberadaan candi dipandang sebagai salah satu local historical prototype yang cukup penting di Indonesia. Dalam perkembangannya, representasi candi ternyata tidak hanya sekadar dipahami sebagai sebuah bangunan, akan tetapi juga mengandung nilai “place” dalam alam pikiran masyarakat, khususnya di daerah Jawa-Bali (Eksistensi Candi Sebagai Karya Agung Arsitektur Indonesia di Asia Tenggara, halaman 25).
Candi di Nusantara dikenal mempunyai gaya yang secara umum dibagi menjadi gaya Jawa Tengah dan Jawa Timur. Meskipun kedua gaya tersebut menunjukkan perbedaan karakteristik yang signifikan, namun penggolongan bentuk candi menurut provinsi dirasa kurang tepat. Pembagian provinsi yang dikenal adalah produk administrasi pemerintahan masa kini yang belum tentu relevan dengan masa lampau, apalagi bila harus disertakan bangunan candi yang ditemukan di luar Pulau Jawa. Penggolongan candi gaya Jawa Tengah dan Jawa Timur sebenarnya untuk mempermudah mengenali secara general karakteristik bentuk-bentuk candi yang ditemukan (Eksistensi Candi Sebagai Karya Agung Arsitektur Indonesia di Asia Tenggara, halaman 35-36).
Selain di Indonesia, ada juga negara yang memiliki warisan bersejarah berupa candi, yaitu Kamboja. Kamboja termasuk negara di Asia Tenggara yang banyak mewarisi situs percandian seperti halnya di Jawa. Kamboja merupakan daerah Indochina yang juga menjadi pusat berkembangnya kepercayaan Hindu dan Buddha seperti di Jawa pada masa silam. Masa perkembangan Hindu-Buddha yang hampir bersamaan dengan Jawa memungkinkan munculnya korelasi antara arsitektur bangunan sakral di Kamboja dan Jawa, apalagi jika dikaitkan dengan Raja Jayawarman II dari Kamboja yang diperkirakan pernah tingal di Jawa pada masa Mataram kuno (halaman 104).
Terbitnya buku ‘Eksistensi Candi Sebagai Karya Agung Arsitektur Indonesia di Asia Tenggara’ yang disusun oleh Rahadhian P.H., dkk. ini patut diapresiasi dan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi tentang candi yang merupakan warisan bersejarah bagi negeri ini.
Tag
Baca Juga
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Novel How to End A Love Story:Ketika Cinta Harus Bertemu Luka Lama
-
Ulasan Buku Finding My Bread, Kisah si Alergi Gluten Membuat Toko Roti
-
Review Film Heart Eyes: Siapa Sangka Hari Valentine Jadi Ajang Pembunuhan
-
Pulau Karampuang, Salah Satu Wisata Wajib Dikunjungi saat Liburan di Mamuju
-
Ariana Grande Refleksikan Perempuan Penuh Komitmen Lewat Lagu Right There
Terkini
-
2 Nama yang Berpeluang Gantikan Denny Landzaat jika Tinggalkan Timnas Indonesia
-
Alfredo Vera Masuk Nominasi Pelatih Terbaik Usai Selamatkan Madura United
-
Kim Soo-hyun Terancam Digugat Rp70 Miliar Imbas Pembatalan Fan Meeting
-
Di Balik Tren Quiet Quitting: Tanda Karyawan Lelah atau Perusahaan Gagal?
-
Pemanggilan Rafael Struick: Statistiknya Buat Fans Meragukan Kemampuannya