Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Budi Prathama
Foto bersama dengan kepala Dusun Galung Paara. (Dok.pribadi/@budi.prathama)

Seperti pada umumnya, mahasiswa yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tentu akan menyimpan kenangan dan harapan tempat ia ber-KKN. Begitu pun dengan kami yang melakukan KKN di desa Pamboborang, terkhusus di dusun Galung Paara dan Galung Paara Selatan. 

Banyak cerita yang kami dapatkan selama ber-KKN di sana. Bukan hanya selama menjalankan program kerja yang kurang lebih 40 hari, tetapi pada saat malam ramah tamah atau malam perpisahan yang terjadi pada tanggal 5 Januari 2022. 

Suasana yang sangat berbeda dengan malam ramah tamah bagi mahasiswa KKN yang lain. Kami melaksanakan malam ramah tamah yang  dikonsep seperti pesta rakyat. Deretan hidangan tersaji dengan banyak jenis dan rupa makanan, mulai dari makanan ringan hingga makanan yang berat. 

Warga masyarakat Galung Paara dan Galung Paara Selatan sangat antusias membantu mahasiswa KKN untuk menyukseskan malam ramah. Mereka telah rela menyiapkan berbagai jenis makanan serta membantu adakan peralatan yang lain, sehingga malam ramah dapat terlaksana dengan konsep yang sangat meriah. 

Seandainya masyarakat tidak berperan aktif dalam persiapan ramah tamah kami, tentu kami akan merasa kewalahan dan mungkin acara akan seadanya saja. Harus kami akui bahwa kami tak punya banyak anggaran untuk melaksanakan malam ramah tamah dengan konsep yang meriah, apalagi pemerintah setempat pun tak memberikan support dana dalam melaksanakan program dan juga acara malam ramah tamah. 

Kami dari mahasiswa KKN merasa haru dan bangga malam ramah tamah waktu itu, nampak terlihat warga masyarakat ikut meramaikan kegiatan kami, bahkan menurut salah satu pemuda setempat bahwa warga kampung semuanya hadir dalam acara malam ramah tamah itu. 

Rangkaian acara dibarengi beberapa pertunjukan, seperti persembahan menari dari siswa SMA dan SMP, shalawatan dari siswa SD, rebana dari anak-anak Galung Paara, dan persembahan nyanyian dari pemuda kampung. 

Hal yang paling mengharukan juga saat pak Abdullah selaku kepala dusun Galung Paara memberikan sepatah kata sambutan, dengan nada yang menyentuh hati dan menceritakan apa yang kami lakukan selama KKN bersama dengan beliau. Pak Abdullah salah satu orang tua kami selama melaksanakan KKN di Galung Paara. 

Kisah mengharukan selanjutnya saat kami foto bersama, kami menyampaikan permohonan maaf dan ucapan terimakasih kepada bapak ibu posko yang telah bersedia menampung kami selama ber-KKN, rumahnya telah menjadi kenangan bagi kami selama 40 hari. 

Tentu kenangan-kenangan itu tak akan kami lupakan, itu semua akan menjadi awal untuk menjalin silaturahmi kepada siapapun. Pasalnya, silaturahmi adalah suatu amalan yang sangat dianjurkan. 

Selain itu, peran pemuda kampung juga tak akan kami lupakan. Apresiasi dan bantuan yang diberikan kepada kami sangatlah berarti, sehingga program kerja kami dapat terlaksana dengan baik, terlebih malam ramah tamah dengan konsep yang meriah dapat terlaksana.

Seandainya bukan inisiatif dan bantuan dari para pemuda, mungkin saja warga kampung akan sedikit yang bisa berpartisipasi. Terakhir, kami ucapkan banyak-banyak terimakasih kepada seluruh warga Galung Paara dan Galung Paara Selatan. 

Budi Prathama