Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Sigit Candra Lesmana
Buku Rokat Tase' (DocPribadi/sigitlesmana)

Kumpulan cerita pendek bisa menjadi salah satu pilihan untuk kalian yang lebih suka menghabiskan bacaan dalam sekali duduk. Berbeda dengan novel yang ceritanya terus bersambung, cerita pendek seperti namanya memanglah kisah yang diceritakan secara singkat dan padat. Biasanya cerpen-cerpen tersebut kemudian dirangkum dalam sebuah buku kumpulan cerpen.

 “Rokat Tase’” adalah sebuah kumpulan cerpen karya Muna Masyari. Seperti yang sudah menjadi ciri khas setiap tulisan dari Muna, kumpulan cerpen ini juga kental akan lokalitas Madura. Mulai dari budayanya, kondisi sosial masyarakatnya, hingga kaindahan alamnya. Semua terangkum dengan apik di dalam buku setebal 178 halaman ini.

Rokat Tase’ merupakan kumpulan dua puluh cerpen karya Muna yang telah terbit di berbagai media seperti Kompas, Jurnal Nasional, Republika, Basabasi, Radar Surabaya, dan banyak lagi. Bahkan salah satu cerpennya yang berjudul “Kasur Tanah” dinobatkan sebagai cerpen terbaik kompas tahun 2017.

Salah satu cerpen paling menarik dalam buku ini adalah cerpen berjudul Rokat Tase. Rokat Tase’ bercerita tentang pergolakan keyakinan antara mertua dan menantu.

Sang mertua yang merupakan seorang nelayan sangat menjaga tradisi rokat tase’ atau yang biasa juga dikenal sebagai petik laut. Dia ingin sang menantu juga ikut membantu dalam prosesi rokat tase’ yang akan diadakan. Namun, si menantu tidak ingin terlibat karena dia berkeyakinan bahwa rokat tase’ merupakan salah satu bentuk kemusrikan.

Sang mertua yang marah akhirnya menyuruh si menantu untuk ikut melaut, dengan tujuan agar si menantu tahu bagimana kerasnya hidup sebagai seorang nelayan. Namun, di hari pertama menantunya melaut, menantunya tersebut tak kunjung pulang. Istrinya menunggu dengan cemas, sang mertua pun ikut khawatir. Hingga adzan magrib berkumandang, si menantu belum juga pulang.

Selain rokat tase’, masih ada sembilan belas cerpen lagi yang kental dengan lokalitas Madura. Bagi pembaca yang tidak berasal dari pulau atau suku Madura, dengan membaca kumpulan cerpen ini bisa sedikit berkenalan dengan budaya dan masyarakat Madura. 

Sigit Candra Lesmana