Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Ruslan Abdul Munir
Curug Malela Surga Tersembunyi (Instagram/@jefry32)

Gununghalu merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah administrasi Kabupaten Bandung Barat. Dapat dikatakan kecamatan ini merupakan kecamatan paling ujung jika dibandingkan dengan Kecamatan Lembang yang lebih dekat dengan pusat kota Bandung. Kecamatan ini terbilang luas dan beberapa desa atau kelurahan berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Cianjur.

Kondisi geografis yang terbilang baik, di mana keadaan alam masih terjaga dan asri serta memiliki berbagai potensi keindahan alam yang masih tersembunyi , membuat beberapa tempat di Kecamatan Gununghalu sangat berpotensi apabila dikembangkan menjadi destinasi wisata. Salah satu bukti nyata akan potensi tersebut alah satunya dengan hadirnya pesona wisata Curug Malela

Curug Malela, Bukti Nyata Surga yang Terpendam 

Curug Malela (Instgram/@sanusi_uchiha0

Curug Malela merupakan salah satu surga tersembunyi yang ada di pedalaman Gununghalu yang kini telah berkembang menjadi destinasi wisata air terjun. Curug dengan ketinggian sekitar 60 sampai dengan 70 meter dengan lebar sekitar 50 meter ini menawarkan keindahan alam dan kemegahannya, serta suasana yang menyejukkan sehingga cocok dijadikan destinasi wisata alam.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Mulyadi et al., 2018), Curug Malela menjadi salah satu dari lima belas objek yang ada di Kabupaten Bandung Barat yang termasuk ke dalam kawasan yang berpotensi untuk dijadikan kawasan Geopark dengan mempertimbangkan beberapa aspek seperti geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara umum ke lima belas objek tersebut layak dijadikan Kawasan Geopark namun harus ada pembenahan dalam segi sumber daya manusia atau pelaku pengembangan Kawasan Geopark. 

Adapun potensi lain mengapa Kecamatan Gununghalu dapat berpotensi dikembangkan sebagai daerah wisata adalah terdapat kawasan-kawasan strategis seperti hutan pinus, kebun teh, kopi, serta didukung oleh kegiatan pertanian masyarakat yang sangat mampu mendukung perekonomian jika dikembangkan lebih lanjut sebagai kawasan destinasi wisata. Dukungan sektor lain dalam mengembangkan destinasi wisata di Kecamatan Gununghalu tentunya sangat penting. 

Katakanlah sektor perkebunan, Gununghalu salah satunya dikenal sebagai penghasil kopi dengan jenis robusta dan arabika. Lahan perkebunan kopi di Gununghalu telah mencapai sekitar 20 hektar serta telah banyak lagi dikembangkan pembibitan di beberapa lokasi. Keberadaan olahan khas yakni kopi Gununghalu dapat menjadi buah tangan khas yang dapat dinikmati apabila berkunjung ke beberapa tempat wisata yang sedang direncanakan.

Hal tersebut tentunya akan semakin membangun sebuah branding yang baik terhadap keberadaan pelaku usaha serta menguntungkan pula bagi internal pariwisata.

Set The Gelas! Perencanaan Wilayah Gununghalu sebagai Destinasi Wisata Alam

Set The Goals (Pexels/Markus Winklr)

Untuk membuat sebuah perencanaan yang matang, tentunya dibutuhkan alur atau kerangka tujuan yang akan dicapai demi sebuah keberhasilan. Seperti pada perencanaan suatu wilayah yang harus berorientasi pada kebutuhan atau utilitas serta fungsinya bagi manusia maupun masyarakat. Hal tersebut guna membuat suatu perencanaan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada, serta merencanakan perkembangan sumber daya di masa yang akan datang. 

Adapun set the goals yang dapat dilakukan demi mencapai tujuan mengembangkan Kecamatan Gununghalu menjadi kawasan destinasi wisata alam adalah sebagai berikut:

1. Inventarisasi Data

Mengumpulkan data atau menginventarisasi data-data terkait sumber daya alam dan lingkungan, baik itu dari data penginderaan jauh maupun peta tematik tentang geografi fisik wilayah Kecamatan Gununghalu. Data-data penginderaan jauh atau peta tematik ini tentunya akan sangat membantu dalam perencanaan wilayah pada beberapa tingkat, terutama untuk pendayagunaan potensi sumber daya alam dan lingkungan bahkan kebencanaan. Begitupun dengan kecamatan Gununghalu, potensi yang sangat besar sangat terlihat di wilayah ini. Namun, mungkin ada beberapa potensi yang masih belum terlihat bahkan terekspos lebih dalam.

Dengan data penginderaan jauh baik itu citra satelit maupun photo udara tentunya kita akan semakin mudah menganalisis wilayah-wilayah di Kecamatan Gununghalu ini dengan cara melihat kenampakan-kenampakan wilayah dengan tidak secara langsung melakukan survey kelapangan. Sehingga penentuan potensi sumberdaya wisata dan pengelolaan lingkungan akan semakin terencana.

2. Buat Analisis

Membuat sebuah perencanaan awal yang dapat dilakukan dengan cara membuat sebuah analisis sederhana berdasarkan analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunity, Threat). Pengembangan wilayah yang baik khususnya pengembangan potensi sumber daya wisata tentunya harus ada strategi yang baik, jika tidak dilandasi perencanaan yang baik, maka dapat menyebabkan bencana (Kardono, 2000).

Begitupun dengan pengembangan berbagai potensi sumber daya wisata di Kecamatan Gununghalu haruslah memiliki perencanaan yang sesuai. Potensi yang sangat besar harus dapat dianalisis secara baik efektif, sehingga langkah selanjutnya adalah harus mampu menginventarisasi potensi-potensi yang ada secara nyata. Bahkan jika memungkinkan harus ada sebuah program penginventarisasian berbagai potensi sumber daya alam secara baik dan teliti agar dapat disusun suatu perencanaan yang baik dan tentunya berwawasan lingkungan serta berkelanjutan.

3. Jalin Kerja Sama

Menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah setempat mulai dari level desa hingga provinsi. Sebagai penentu kebijakan pemerintah memegang peran utama dalam hal perencanaan suatu wilayah. Pemerintah harus mampu berpikir secara jauh bagaimana mengembangkan potensi sumber daya yang dimiliki oleh suatu wilayah. 

Melakukan kerjasama dengan masyarakat dan pelaku  UMKM yang ada di daerah setempat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kolaborasi menjadi hal yang sangat penting dalam mendukung keberlangsungan suatu kegiatan. Kerja sama yang saling menguntungkan antara pelaku usaha dengan internal pariwisata tidak menutup kemungkinan akan membuka sebuah peluang baru baik itu untuk pelaku usaha maupun internal pariwisata sendiri. 

4. Risk Management

Menganalisis risiko kebencanaan yang ada di Kecamatan Gununghalu menjadi tahapan yang sangat penting dalam merencanakan pengembangan wilayah. Gununghalu sendiri memiliki morfologi wilayah yang cukup terjal karena didominasi oleh perbukitan, sehingga sangat berpotensi besar terjadi bencana longsor terlebih jika di musim penghujan, tingkat terjadinya bencana longsor tentu akan sangat besar.

Daerah yang membentuk lahan miring seperti di perbukitan dan daerah pegunungan sangat rawan akan terjadinya gerakan tanah. Suatu lereng dengan kemiringan di atas 20 memiliki potensi longsor (Hardianto et al., 2020). Sehingga dengan melakukan analisis kebencanaan di awal harapannya dapat menjadi suatu mitigasi dan suatu usaha pengurangan risio bencana (PRB) yang mungkin terjadi.

Daftar Rujukan 

Harianto, A., Winardi, D., Rusdiana, D. D., Putri, A. C. E., Ananda, F., Devitasari, Djarwoatmodjo, F. S., Yustika, F., & Gustav, F. (2020). Pemanfaatan Informasi Spasial Berbasis SIG untuk Pemetaan Tingkat Kerawanan Longsor di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Jurnal Geosains Dan Remote Sensing, 1(1), 23–31.

Kardono, P. (2000). Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh Untuk Indentifikasi Batas Wilayah Sebagai Informasi Dasar Dalam Menunjang Otonomi Daerah (pp. 14–19). GLOBE Bakosurtanal.

Mulyadi, A., Renata, W., Ruhimat, M., Geografi, D. P., & Indonesia, U. P. (2018). Identifikasi Potensi Wilayah Kabupaten Bandung Barat Sebagai Kawasan Geopark. Jurnal Pendidikan Geografi, 18(1), 33–40.

Ruslan Abdul Munir