Pernah membayangkan bagaimana rasanya harus bertahan hidup dari ruangan atau lingkungan yang telah didesain sedemikian rupa sehingga sewaktu-waktu bisa merenggut nyawa kita? Lalu untuk bisa keluar dari situasi tersebut, kita diberikan kode-kode yang harus dipecahkan dalam tempo yang singkat?
Kita membayangkannya saja sudah merasa ngeri, apalagi sampai harus mengalaminya. Sayangnya, hal tersebut terjadi pada Zoey Davis (diperankan oleh Taylor Russel) dan sahabatnya, Ben Miller (diperankan oleh Logan Miller). Kedua sahabat ini, bersama dengan beberapa orang, kembali dijebak dalam ruangan-ruangan yang penuh dengan kode, dan membutuhkan kejelian agar mereka bisa keluar dengan selamatn.
Oh iya, kali ini saya akan mengangkat sedikit ulasan yang Escape Room: Tournament of the Champions yang rilis pada tahun 2021 ya. Pasalnya, sebelum film ini juga sudah ada sekuel-sekuel film sebelumnya, jadi, biar tak salah alur cerita, dijelaskan dahulu bahwa yang saya tulis ini adalah yang Escape Room: Tournament of the Champions.
Sama seperti film-film sebelumnya, film Tournament of the Champions ini juga secara garis besar menceritakan tentang usaha penyelamatan diri sekelompok orang dari ruangan yang sudah didesain untuk membunuh. Namun bedanya, pada film yang ini, pesertanya adalah mereka yang mampu lolos dari escape room di film sebelumnya, termasuk Zoey Davis dan Ben Miller. Namun belajar dari escape room sebelumnya, sang pencipta ruangan ini membuat tantangan yang lebih canggih bagi para peserta yang mereka jebak.
Dalam film ini, para korban pertama kali dijebak dalam kereta api yang penuh dengan sengatan listrik, kemudian ruangan yang penuh dengan sinar laser mematikan, view pantai dengan pasir yang bisa menelan mereka hidup-hidup, hingga ruangan yang penuh dengan hujan asam yang muncul dalam periode tertentu. Membayangkannya saja sudah ngeri bukan? Namun, itulah kenyataan yang harus mereka hadapi. Demi bisa mempertahankan hidupnya, mereka harus bisa menganalisis setiap kode yang ada, dan memutuskan langkah yang tepat untuk melepaskan diri.
Film bergenre thriller dengan durasi 1 jam 28 menit ini sejatinya memiliki alur cerita yang bagus. Namun, sayangnya, kualitas gambar dan teknik pengambilan gambar pada film ini sedikit mengurangi kualitasnya, sehingga tak mengherankan jika penerimaan penonton agak kurang dan mendapatkan rating kurang dari 6 di IMDb.
Ingin menonton film ini? Siapkan mental karena film ini dipenuhi dengan adegan kekerasan dan adegan yang membuat kita bergidik ngeri. Bahkan, di akhir film, kita juga akan mendapatkan sebuah plot twist yang mungkin tak kita sangka-sangka ketika menontonnya. Happy watching!
Baca Juga
-
SEA Games 2025: Timnas Indonesia Terhindar Duo Favorit, tapi Bisa Bertarung Melawan Malaysia
-
4 Klub Unggas Sudah Berjaya di Tahun 2025, tapi Masih Ada Satu Lagi yang Harus Dinantikan!
-
Harapan Pupus! Ada 2 Alasan Kekalahan MU dari Spurs Kali Ini Terasa Jauh Lebih Menyakitkan
-
Gagal Juara Europa League, Tottenham Benar-Benar Berikan Musim Menyakitkan bagi Iblis Merah
-
Kevin Diks, Sandy Walsh dan Cara Semesta Beri Kesempatan Pemain Reserve Berbakti ke Timnas
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Perfect Days: Kebahagiaan Sederhana di Dalam Toilet Umum Tokyo
-
Wisata Sendang Kun Gerit, Tempat Liburan Keluarga yang Ideal di Sragen
-
Selain Sate, 3 Hidangan Ini Bisa Dijadikan Sajian Saat Perayaan Idul Adha
-
T-Ara Sugar Free: Lagu Patah Hati dalam Irama Pesta yang Membara
-
Ulasan Lagu LUCY Flowering, Musim Semi yang Penuh Harapan dan Kehangatan
Terkini
-
Josh Hartnett Siap Comeback ke Layar Kaca lewat Serial Bertema Monster Laut
-
5 Pembasmi Iblis Terkuat Gugur saat Bertugas di Kimetsu no Yaiba, Heroik!
-
BRI Liga 1: Persebaya Takluk saat Jamu Bali United, Terlalu Banyak Blunder?
-
Doh Kyung Soo Siap Rilis Album Penuh pada Juli 2025 dan Gelar Tur Asia
-
Stand Out saat Hangout dengan 5 Inspirasi Outfit Kasual ala Sheila Dara