Ekosistem merupakan kesatuan sistem ekologi yang didalamnya terdapat interaksi yang berbetuk hubungan sanling menguntungkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Keteraturan dalam suatu ekosistem dapat dilihat berdasarkan unsur-unsur pendukung keteraturan tersebut seperti keberadaan materi, energi hingga entropi dalam suatu ekologi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Materi
Suatu materi dapat berpindah atau membentuk siklus melalui peristuwa rantai makanan. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa materi itu selalu tersedia dalam bentuk H2O / air dan CO2 / karbondioksida. Materi akan mengalir di dalam ekosistem melalui komponen biotik khususnya makhluk hidup yang berklorofil seperti tumbuhan dan phytoplankton.
Selanjutnya akan diserap oleh tumbuhan kemudian diubah menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis yang terjadi di daun dengan bantuan klorofil dan energi dari matahari. Secara berturut- turut materi tersebut akan berpindah dari makhluk hidup yang satu ke makhluk yang lain dan suatu saat akan kembali ke bumi.
Setelah mengalami berbagai proses akan kembali menjadi air (H2O) dan CO2 yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan hijau, selanjutnya akan memasuki tubuh organisme lain. Jadi itulah siklus suatu materi dalam sebuah ekosistem
2. Energi
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sumber energi terbesar adalah berasal dari matahari. Proses perpindahan energi dari suatu organisme ke organisme lain pada suatu ekosistem tentunya tidak lepas dari proses rantai makanan.
Secara sederhana proses tersebut diawali dari organisme autotrof atau biasa dikenal sebagai produsen utama yang mengubah energi cahaya dari matahari menjadi energi kimia. Energi kimia tersebut digunakan organisme untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Energi kimia ini akan diteruskan kepada konsumen primer,kemudian konsumen sekunder bahkan hingga konsumen tersier sebagai puncak rantai makanan. Apabila organisme tersebut mati maka akan terjadi perpindahan energi yang akan diteruskan kepada organisme pengurai atau dekomposer. Proses tersebut terjadi secara berulang membentuk sebuah siklus.
3. Entropy
Entropy merupakan salah satu besaran termodinamika yang mengukur energi dalam sistem per satuan temperatur yang tak dapat digunakan untuk melakukan usaha (Hermawan & Imrona, 2014). Proses-proses ini hanya bisa dilakukan oleh energi yang sudah diubah bentuknya, dan ketika energi diubah menjadi kerja/usaha, maka secara teoritis mempunyai efisiensi maksimum tertentu.
Selama kerja/usaha tersebut, entropi akan terkumpul pada sistem, yang lalu terdisipasi dalam bentuk panas buangan. Dalam penelitian lain menyatakan bahwa entropi merupakan fungsi keadaan dan dapat dianggap sebagai ukuran keteraturan suatu sistem yang berhubungan dengan perubahan setiap keadaan, dari keadaan awal hingga keadaan akhir sistem (Chusni et al., 2018). Dengan kata lain entropy dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang menyatakan derajat ketidakteraturan.
Menurut (Umar, E dalam Chusni et al., 2018) menyatakan bahwa secara alamiah entropi selalu diproduksi oleh semua proses tetapi tidak dapat dihilangkan. Hal ini sesuai dengan hakikat hukum II termodinamika yang menyatakan bahwa total entropi di dalam suatu sistem terisolasi cenderung terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu.
Dalam keilmuan fisika, entropi didefinisikan sebagai besaran termodinamika yang menyatakan derajat ketidakaturan suatu partikel (Priyani, 2017). Maka semakin tidak teratur entropy semakin besar, sebaliknya semakin teratur maka entropy semakin kecil (Hermawan & Imrona, 2014).
Sedangkan menurut (Hsu & Hsu dalam Hermawan & Imrona, 2014) menyatan bahwa semakin tinggi temperatur, maka semakin tidak teratur gerak molekul, dan semakin dingin, maka keteraturan molekul/atom berkurang. Sebagai contoh pada air memiliki entropi lebih besar daripada es, karena molekul dalam air dapat bergerak lebih leluasa, lebih tidak teratur, daripada es yang memiliki sifat dingin sehingga entropy yang tercipta lebih kecil.
Daftar Rujukan
Chusni, M. M., Amelia, A., Azizah, D. S., Zafira, K. F., & Agustina, R. D. (2018). Fenomena Entropi Dilihat Dari Perspektif Sains Dan Al-Qur’an. SPEKTRA : Jurnal Kajian Pendidikan Sains, 4(2), 105. https://doi.org/10.32699/spektra.v4i2.51
Hermawan, L. D., & Imrona, M. (2014). Implementasi Metode Entropy Dan Oreste Pada Rekruitasi Karyawan. E-Proceeding of Engineering, 1(1), 711–718.
Priyani, S. D. (2017). Implementation of Cosine Similarity and Time Interval Entropy Method to Identify Bot Spammer Account on Twitter. 6(2), 51–57.
Baca Juga
-
Bijak Berpakaian: Merdeka dari Fast Fashion Demi Bumi yang Lebih Lestari
-
Belajar dari Malaysia: Voucher Buku sebagai Investasi Masa Depan Literasi
-
Paradoks Pengetahuan: Semakin Banyak Membaca, Semakin Merasa Bodoh
-
Sisi Lain Unggahan Buku: Bukan Pamer, Tapi Bentuk Dokumentasi dan Motivasi
-
Review Film Labinak: Praktik Sekte Kanibalisme dalam Keluarga Bhairawa
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Novel Saujana Cinta: Iman dan Cinta yang Terikat Selamanya
-
Ulasan Novela Sayap-sayap Patah: Kisah Cinta yang Murni, Tragis, dan Puitis
-
Review Buku Life is Yours: Sebuah Pelukan di Tengah Krisis Diri
-
Dendam Berdarah, Menyingkap Kesadisan Film Darah Nyai
-
Review Film The Map That Leads to You: Cinta yang Nggak Pakai Logika
Terkini
-
IHR-Merdeka Cup 2025: Perpaduan Serunya Pacuan Kuda dengan Indahnya Samudra Hindia
-
Statistik Minor Rafael Struick di Liga dan Panggilan Timnas Indonesia yang Terasa Kian Menjauh
-
5 Cara Menghilangkan Flek Hitam agar Wajah Kembali Cerah Tanpa Noda
-
Demo Chaos di Senayan: Kronologi dari Saling Sindir Sampai Hujan Bambu di Jalan Tol
-
3 Seiyuu Baru Bergabung di Anime Kaiju No. 8 Season 2, Disambut Hangat!