Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Nanda Putri
Ilustrasi hewan yang sedang berkomunikasi (Pexels/NADExRioTic)

Hewan mungkin tidak dapat bicara seperti manusia, tapi mereka menggunakan teknik lain seperti sinyal untuk berkomunikasi satu sama lain dengan spesiesnya.

Menyadur Sciencing, metode komunikasi hewan dalam berkomunikasi, diklasifikasikan menjadi empat kategori: visual, auditori, kimiawi, dan taktil atau melalui indera peraba.

Komunikasi audiotori menggunakan suara vokal atau metode lain untuk menghasilkan suara. Komunikasi secara kimia dilakukan dengan cara mendeteksi bahan kimia melalui indera perasa dan penciuman.

Komunikasi  secara taktil, membutuhkan kontak antar hewan lain seperti gigitan, goresan, dan benturan fisik.

Komunikasi antar hewan yang berbeda, dipengaruhi oleh fisiologi dan sifat lingkungan, namun sebagian besar hewan akan menggunakan teknik komunikasi yang berbeda sepanjang hidupnya.

Komunikasi yang dilakukan, biasanya digunakan untuk mencari pasangan, menarik mangsa, menyatakan wilayah dan untuk memperingatkan para predator.

Teknik komunikasi audiotori

Sama seperti manusia, sinyal berbasis suara adalah metode umum yang paling umum digunakan pada hewan untuk berkomunikasi. Suara dapat diartikan sebagai penyampaian berbagai makna dan maksud, sehingga hal ini akan menghasilkan sebuah pola suara yang bervariasi, kompleks, dan spesifik.

Misalnya, pada burung, ketika burung bernyanyi ada maksud tertentu yang ingin mereka sampaikan. Seperti untuk menyatakan kewilayahan mereka, menarik pasangan, atau untuk sekedar memperingatkan adanya pemangsa.

Keuntungan yang didapatkan dalam berkomunikasi melalui audiotori adalah dapat ditransmisikan pada jarak yang jauh. Ketika paus bersuara, maka suaranya dapat ditransmisikan hingga 10.000 mil jauhnya melalui lautan.

Teknik komunikasi kimia

Sebagian besar hewan dapat berkomunikasi melalui bau yang ditimbulkan oleh zat kimia yang disebut feromon. Feromon dapat membantu hewan untuk mengenali sesama jenis, spesies lain, dan kelompok lain melalui indera penciuman. Metode komunikasi ini jauh lebih unggul dibandingkan dengan teknik lainnya.

Banyak hewan, seperti kucing besar, termasuk serigala menggunakan aroma mereka untuk menandai ke wilayah mereka. Hal ini bisa ditemukan dalam bentuk urin, sekresi, ludah, atau bagian lain dari anatomi mereka. Penanda aroma tersebut akan bertahan lama, meskipun hewan tersebut sudah melakukan perjalanan ke daerah lain.

Spesies lain menggunakan feromon sebagai sinyal bahwa mereka siap untuk kawin. Misalnya pada ngengat, ngengat jantan dapat mendeteksi dan mengikuti arah feromon ngengat betina dari jarak 30 mil.

Teknik komunikasi taktil

Komunikasi taktil, memiliki kekurangan, yaitu dibatasi oleh kebutuhan kedekatan antar spesies. Namun, hubungan kedekatan antar spesies ini, juga memungkinkan komunikasi yang berlangsung secara cepat. Komunikasi taktil adalah salah satu teknik yang efektif untuk meningkatkan hubungan ikatan sosial.

Komunikasi secara taktil, biasanya digunakan para hewan untuk menyampaikan suasana hati mereka. Seperti menggigit, mencakar, atau menunjukkan agresi sebagai bentuk peringatan.

Banyak hewan jantan akan memperebutkan wilayah atau pasangan, sehingga hal ini akan berakibat cedera yang serius atau bahkan kematian.

Namun, tidak seluruh sinyal seperti gigitan atau cakaran adalah sebagai tanda peringatan. Sinyal tersebut juga dapat dilakukan sebagai permainan pada hewan yang lebih muda, atau sebagai bagian dari proses perkawinan hewan yang dewasa.

Teknik komunikasi visual

Banyak makhluk menggunakan isyarat visual sebagai bentuk berkomunikasi. Teknik ini, biasa digunakan pada burung. Misalnya, burung merak dan cendrawasih yang menggunakan bulu-bulu indah mereka untuk menarik perhatian atau pasangan. Tampilan visual juga dapat digunakan untuk mencegah para pemangsa.

Komunikasi visual dapat diamati dari jarak yang cukup jauh, namun tetap memiliki keterbatasan yang dibatasi oleh kondisi lingkungan dengan visibilitas terbatas, seperti pada malam hari, kondisi air yang keruh, dan vegetasi yang lebat.

Beberapa hewan mampu berkomunikasi di lingkungan dengan visibilitas rendah, dengan menggunakan bioluminesensi (cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup karena adanya reaksi tertentu), seperti kunang-kunang, dan cacing yang dapat memancarkan cahaya.

Itu tadi beberapa ulasan mengenai cara hewan dalam berkomunikasi, semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuanmu, ya!

Nanda Putri