Hewan mungkin tidak dapat bicara seperti manusia, tapi mereka menggunakan teknik lain seperti sinyal untuk berkomunikasi satu sama lain dengan spesiesnya.
Menyadur Sciencing, metode komunikasi hewan dalam berkomunikasi, diklasifikasikan menjadi empat kategori: visual, auditori, kimiawi, dan taktil atau melalui indera peraba.
Komunikasi audiotori menggunakan suara vokal atau metode lain untuk menghasilkan suara. Komunikasi secara kimia dilakukan dengan cara mendeteksi bahan kimia melalui indera perasa dan penciuman.
Komunikasi secara taktil, membutuhkan kontak antar hewan lain seperti gigitan, goresan, dan benturan fisik.
Komunikasi antar hewan yang berbeda, dipengaruhi oleh fisiologi dan sifat lingkungan, namun sebagian besar hewan akan menggunakan teknik komunikasi yang berbeda sepanjang hidupnya.
Komunikasi yang dilakukan, biasanya digunakan untuk mencari pasangan, menarik mangsa, menyatakan wilayah dan untuk memperingatkan para predator.
Teknik komunikasi audiotori
Sama seperti manusia, sinyal berbasis suara adalah metode umum yang paling umum digunakan pada hewan untuk berkomunikasi. Suara dapat diartikan sebagai penyampaian berbagai makna dan maksud, sehingga hal ini akan menghasilkan sebuah pola suara yang bervariasi, kompleks, dan spesifik.
Misalnya, pada burung, ketika burung bernyanyi ada maksud tertentu yang ingin mereka sampaikan. Seperti untuk menyatakan kewilayahan mereka, menarik pasangan, atau untuk sekedar memperingatkan adanya pemangsa.
Keuntungan yang didapatkan dalam berkomunikasi melalui audiotori adalah dapat ditransmisikan pada jarak yang jauh. Ketika paus bersuara, maka suaranya dapat ditransmisikan hingga 10.000 mil jauhnya melalui lautan.
Teknik komunikasi kimia
Sebagian besar hewan dapat berkomunikasi melalui bau yang ditimbulkan oleh zat kimia yang disebut feromon. Feromon dapat membantu hewan untuk mengenali sesama jenis, spesies lain, dan kelompok lain melalui indera penciuman. Metode komunikasi ini jauh lebih unggul dibandingkan dengan teknik lainnya.
Banyak hewan, seperti kucing besar, termasuk serigala menggunakan aroma mereka untuk menandai ke wilayah mereka. Hal ini bisa ditemukan dalam bentuk urin, sekresi, ludah, atau bagian lain dari anatomi mereka. Penanda aroma tersebut akan bertahan lama, meskipun hewan tersebut sudah melakukan perjalanan ke daerah lain.
Spesies lain menggunakan feromon sebagai sinyal bahwa mereka siap untuk kawin. Misalnya pada ngengat, ngengat jantan dapat mendeteksi dan mengikuti arah feromon ngengat betina dari jarak 30 mil.
Teknik komunikasi taktil
Komunikasi taktil, memiliki kekurangan, yaitu dibatasi oleh kebutuhan kedekatan antar spesies. Namun, hubungan kedekatan antar spesies ini, juga memungkinkan komunikasi yang berlangsung secara cepat. Komunikasi taktil adalah salah satu teknik yang efektif untuk meningkatkan hubungan ikatan sosial.
Komunikasi secara taktil, biasanya digunakan para hewan untuk menyampaikan suasana hati mereka. Seperti menggigit, mencakar, atau menunjukkan agresi sebagai bentuk peringatan.
Banyak hewan jantan akan memperebutkan wilayah atau pasangan, sehingga hal ini akan berakibat cedera yang serius atau bahkan kematian.
Namun, tidak seluruh sinyal seperti gigitan atau cakaran adalah sebagai tanda peringatan. Sinyal tersebut juga dapat dilakukan sebagai permainan pada hewan yang lebih muda, atau sebagai bagian dari proses perkawinan hewan yang dewasa.
Teknik komunikasi visual
Banyak makhluk menggunakan isyarat visual sebagai bentuk berkomunikasi. Teknik ini, biasa digunakan pada burung. Misalnya, burung merak dan cendrawasih yang menggunakan bulu-bulu indah mereka untuk menarik perhatian atau pasangan. Tampilan visual juga dapat digunakan untuk mencegah para pemangsa.
Komunikasi visual dapat diamati dari jarak yang cukup jauh, namun tetap memiliki keterbatasan yang dibatasi oleh kondisi lingkungan dengan visibilitas terbatas, seperti pada malam hari, kondisi air yang keruh, dan vegetasi yang lebat.
Beberapa hewan mampu berkomunikasi di lingkungan dengan visibilitas rendah, dengan menggunakan bioluminesensi (cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup karena adanya reaksi tertentu), seperti kunang-kunang, dan cacing yang dapat memancarkan cahaya.
Itu tadi beberapa ulasan mengenai cara hewan dalam berkomunikasi, semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuanmu, ya!
Baca Juga
-
4 Cara Efektif untuk Hindari Distraksi dan Fokus pada Pekerjaan
-
Pahami! 4 Penyebab Utama Merasa Tidak Puas dalam Kehidupan
-
4 Cara Efektif untuk Mencapai Konsistensi dan Stabilitas dalam Hidup
-
4 Hal yang Dapat Kamu Lakukan untuk Atasi Stres di Perkuliahan
-
4 Kemampuan yang Wajib Kamu Miliki agar Menjadi Pribadi yang Menarik
Artikel Terkait
-
Musim Mudik, Hotel Kucing Kebanjiran Pelanggan
-
8 Tips Mudik Bawa Hewan Peliharaan, Ciptakan Perjalanan Aman dan Tenang untuk Anabul
-
8 Tempat Penitipan Hewan Peliharaan di Semarang saat Mudik Lebaran
-
7 Tempat Penitipan Hewan di Bandung, Mudik Lebaran 2025 Jadi Lebih Tenang
-
Mudik Aman dan Tenang: Ini 5 Penitipan Kucing Terpercaya di Jakarta
Ulasan
-
Review Jumbo: Cara Menghadapi Kehilangan dan Belajar Mendengarkan Orang Lain
-
Lezatnya Bakso Lava Aisyah, Pilihan Tepat untuk Pencinta Kuliner Pekanbaru
-
Review Qodrat 2: Lebih Religius dan Lebih Berani Menebar Teror!
-
Review Komang: Menelusuri Cinta Raim dan Komang yang Bikin Baper
-
Review Anime Mob Psycho 100 Season 2, Kekuatan Esper Bukanlah Segalanya
Terkini
-
PSM Makassar Konsentrasi Hadapi CAHN FC, 2 Pemain Ini Diramal Jadi Ancaman
-
Gelar Konferensi Pers, Drama Kim Soo-hyun 'Knock-Off' Terancam Tak Tayang
-
Film Muslihat: Tipu Daya Iblis di Panti Asuhan, Siapa yang Akan Tersesat?
-
Tanpa Gustavo Almeida, Persija Jakarta Hadapi Madura United FC di Bangkalan
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca