Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Qayla Ramadhania
Novel November 9 (Dokumen Pribadi/qailara)

Fallon O’Neil sempat menjadi artis cilik yang naik daun hingga dia diluluhlantahkan oleh sebuah kecelakaan. Saat berumur 16 tahun, sebuah kebakaran terjadi dan meninggalkan bekas luka bakar dari pipi Fallon sampai pinggangnya, juga meninggalkan luka di hatinya hingga butuh dua tahun untuknya bisa bangkit.

Mimpinya untuk menjadi artis belum padam, Fallon yang tinggal di L.A ingin terbang ke New York. Namun, ayahnya yang merupakan seorang aktor justru meledeknya ketika mereka membicarakan hal ini saat makan malam berdua di sebuah restoran.

Tiba-tiba saja seorang pemuda asing bernama Ben bergabung di meja mereka, mengaku sebagai pacarnya Fallon, dan menutup mulut sang ayah dengan kata-katanya yang mendukung Fallon.

Dari sanalah semuanya dimulai. Fallon dan Ben tertarik satu sama lain, tapi tidak ingin menyimpulkan bahwa mereka jatuh cinta mengingat mereka baru menghabiskan waktu beberapa jam, ditambah lagi posisinya Fallon akan pindah ke New York.

Sebuah ide terlintas. Keduanya hanya akan bertemu sekali setahun, di tanggal 9 November sampai mereka berumur 23 tahun. Selama itu tak boleh ada teks ataupun stalking sosial media, benar-benar tak boleh ada interaksi kecuali pada tanggal 9 November. Menjelang mereka berumur 23, Ben sang penulis akan menuliskan kisah mereka dan Fallon akan berusaha mengembalikan kepercayaan dirinya di New York.

Namun, selama itu ada banyak hal yang terjadi, yang menyakiti ataupun yang membahagiakan. Hingga sebuah rahasia besar milik Ben terkuak, rahasia yang terhubung dengan masa lalu Fallon. “Butuh 4 tahun bagiku untuk jatuh cinta padanya. Butuh 4 halaman bagiku untuk berhenti...” 

Dari awal saja tema ceritanya sudah unik, bukan hubungan antara laki-laki dan perempuan biasa, bukan juga kerumitan komitmen biasa. Bab dibuat dengan model “November Pertama” hingga “November Terakhir.” Sudut pandang berubah-ubah antara Fallon dan Ben, membuat kita juga merasakan apa yang mereka rasakan, walau tak jarang di tengah-tengah cerita kita dibuat lupa sudut pandang siapa yang sedang dibaca hingga harus balik ke halaman awal.

Setiap pertemuan selalu memberi kesan tersendiri di antara Ben dan Fallon. Hingga suatu saat mereka bertengkar di sebuah pertemuan, dan kita dibuat geram karena mereka tidak menyelesaikan masalah saat itu juga, masih kekeuh menunggu 9 november tahun depan padahal mereka sudah satu kota. Namun seperti biasa, Colleen Hoover menyelesaikan ceritanya dengan tepat, yang artinya masuk akal dan berhasil menusuk. 

Qayla Ramadhania