Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Fachry Fadillah
Ilustrasi puisi (pexels)

Puisi mbeling merupakan salah satu jenis puisi kontemporer. Dari sekian banyaknya jenis puisi kontemporer, puisi mbeling merupakan jenis puisi yang paling banyak diminati, karena pembawaannya yang tidak umum seperti pada puisi kebanyakan sekaligus mampu menyajikan bahan sindiran dalam tulisannya.

Kata mbeling sendiri berasal dari bahasa Jawa, yang artinya nakal, susah diatur, atau memberontak. Pada mulanya puisi mbeling ini merupakan salah satu kolom pada majalah Aktuil asuhan Remy Sylado, yang mana merupakan kolom untuk membahas musik pada kurun waktu antara 1972-1973.

Sebab kegelisahan muda-mudi yang pada saat itu ingin mengirimkan naskah-naskah karya sastra mereka, membuat Remy Sylado berinisiatif untuk menciptakan sebuah kolom puisi pada majalahnya guna menampung hasil kreativitas anak muda. Sebab majalah-majalah sastra saat itu tidak sebanding dengan banyaknya karya-karya yang dihasilkan, terutama oleh muda-mudi yang belum memiliki nama dalam lingkaran sastra.

Seperti namanya, mbeling berarti memberontak. Puisi tersebut pun bertujuan untuk menyindir karya-karya puisi yang pada saat itu terlalu 'njlimet' atau 'ndakak-ndikik'. Puisi ini memiliki ciri khas yang tidak seperti pada umumnya, tidak menggunakan bentuk puisi lama, melainkan menggunakan kata-kata dengan sesuka hati, dan tentu memiliki standar ukuran estetika yang berbeda.

Puisi mbeling pada umumnya berisikan humor atau satire, meskipun menggunakan diksi-diksi yang tidak umum, tetapi puisi jenis ini mampu menemukan suatu cara penghayatan yang baru, seperti bilamana kita merujuk pada arti sebuah puisi dalam bahasa Yunani, yaitu 'poesis' yang berarti 'menemukan'.

Pelopor dari puisi jenis mbeling ini ialah Remy Sylado, selaku pengasuh majalah Aktuil. Adapun sastrawan-sastrawan lain yang mengikuti jejak puisi ini antara lain seperti Yudhistira ANM Massardi, Jeihan Sukmantoro, hingga penyair Joko Pinurbo.

Kendatipun berasal dari permainan kata-kata, bukan berarti puisi jenis ini tidak memerlukan proses kreatif. Proses kreatif tetap diperlukan, karena bermain-main pun perlu pengalaman. Saya kira puisi jenis ini sangat cocok untuk siapa saja yang ingin berpuisi di medsos, karena kekhasan isinya yang mengandung banyak bubuhan humor.

Saya rasa itu saja yang ingin saya sampaikan, tentu kalian dapat memahami lebih lanjut puisi jenis mbeling ini dan menemukan contoh-contohnya dari sumber lain. Di akhir kalimat saya ucapkan terima kasih dan semoga bermanfaat.

Fachry Fadillah