Bagi teman-teman yang menyukai film dengan genre peperangan atau laga, pasti sudah pernah menonton atau setidaknya mendengar film berjudul 300. Iya, film yang dirilis pada tahun 2006 tersebut mengisahkan tentang heroism Leonidas, sang pemimpin Sparta bersama dengan para prajuritnya membendung usaha aneksasi yang dilakukan oleh kerajaan Persia yang kala itu merupakan imperium penguasa dunia. Dalam peperangan yang dikenal dengan pertempuran Thermophilus atau Thermophilae, 300 pejuang Sparta dengan gigih berhasil menahan laju serangan pasukan Persia meski pada akhirnya harus meregang nyawa sebagai patriot negaranya. Dan bagi teman-teman yang menyukai film perjuangan tak seimbang namun kaya dengan strategi seperti film 300 ini, ternyata ada juga lho film sejenis. Judulnya adalah Furious, yang dirilis pada tahun 2017 lalu oleh para sineas dari negara Rusia.
Sama seperti dengan film 300, film Furious yang berdurasi 1 jam 47 menit ini mengisahkan tentang perjuangan tujuh belas prajurit Rusia yang dipimpin oleh Evpatii Kolovrat dalam mempertahankan tanah airnya dari invasi tentara Mongol yang terus merangsek untuk menguasai benua Eropa. Film ini sendiri didasarkan kisah nyata yang dikenal dengan nama “Kehancuran Riazan” dan mengambil setting pada tahun 1237. Sama halnya dengan Leonidas di film 300, Evpatii Kolovrat yang menjadi tokoh sentral dalam film ini, memainkan peranan penting dalam menghadapi invasi Mongol yang dipimpin oleh Batu Khan.
Meskipun secara jumlah sudah jelas kalah, namun Evpatii dan rekan-rekannya berhasil membuat tentara Mongol kocar-kacir dengan berbagai muslihat dan juga serangan sporadis yang mereka lakukan. Hasilnya, tentara Rusia yang memiliki jumlah ribuan kali lipat dari pasukan Evpatii bahkan mengalami trauma mental karena tak bisa melenyapkan mereka.
Pertarungan heroik yang dilakukan oleh Evpatii dan rekan-rekannya pada akhirnya harus berakhir dengan kematian mereka semua. Namun perlu dicatat, hingga akhir pertarungan dan nafas terakhir yang mereka hembuskan, Evpatii dan para pejuang lainnya tak sekalipun tunduk di hadapan Batu Khan dan lebih memilih untuk gugur dengan membawa kebanggaan membela tanah air mereka. Sehingga tak mengherankan jika pada akhirnya, Batu Khan pun memberikan penghormatan yang layak bagi mereka dengan menguburkannya secara ksatria.
Baca Juga
-
Jay Idzes dan Venezia: Ketika Loyalitas Serta Kesetiaan Bertarung Melawan Mimpi Besar
-
Kevin Diks Cedera, Bukan Perkara Mudah untuk Menggantikan Posisinya di Timnas Indonesia
-
Bhayangkara FC Ambisius Bangun Kekuatan, Para Pemain Diaspora Jangan Terburu-buru Tergoda!
-
Uniknya Thailand, Ubah-Ubah Aturan Demi Bisa Kembalikan Medali Emas Sepak Bola SEA Games
-
Terjadi Lagi! Setelah Batasi Usia, Thailand Kini Berencana Ubah Format Sepak Bola SEA Games
Artikel Terkait
-
Jogja Film Pitch and Fund 2024 Digelar, Terpilih 4 Film Karya Sineas Lokal yang Menggugah Sanubari
-
Dari Reruntuhan ke Harapan: Kisah Jayadi, Penyintas Gempa Lombok yang Menginspirasi
-
Deretan Film Produksi Dee Company yang Diangkat dari Kisah Nyata, Terbaru Tumbal Proyek
-
5 Fakta Film Gundik, Diperankan Luna Maya dan Maxime Bouttier
-
Explore Bangka Belitung, Menelisik Sejarah Pertimahan di Museum Timah Indonesia
Ulasan
-
Danau Laguna, Dikelilingi Perbukitan yang Semakin Membuatnya Tampak Menawan
-
Explore Bangka Belitung, Menelisik Sejarah Pertimahan di Museum Timah Indonesia
-
Review Film Whisper of the Heart: Mengejar Mimpi Lewat Kisah Romantis
-
Panoramanya Indah Danau di Atas Awan dalam Persona Wisata Habbema di Tanah Papua
-
TWS Ungkap Keberuntungan Dicintai dan Mencintai Lewat Lagu Lucky to be Loved
Terkini
-
Jin Ki Joo Jadi Artis Pertama Basecamp Company Milik Dua Aktor Ternama
-
Timnas Indonesia Diminta Introspeksi Diri Jika Ingin Lolos ke Piala Dunia
-
Spirit-Performatif Ki Hadjar Dewantara: Jalan Politik dalam Laku Pendidikan Bangsa
-
Kkuljaem Edu, Gerbang Menuju Impian Kuliah di Korea Selatan
-
PPG Bahasa Indonesia Tumbuhkan Minat Literasi dengan Pembelajaran yang Asik