Kedatangan bulan suci Ramadan perlu dimanfaatkan dengan mempelajari pengetahuan tentang agama Islam. Banyak media yang bisa kamu gunakan untuk menambah ilmu tentang Islam seperti melalui Al Qur’an, hadis, buku, dan lain sebagainya.
Media untuk mempelajari ilmu agama Islam yang tengah populer adalah dengan menonton film. Salah satu film yang recommended banget buat menambah wawasan ke-Islam-an adalah film Fetih 1453.
Film asal Turki ini disutradarai oleh Faruk Aksoy dan dibintangi Devrim Evin, Ibrahim Celikkol, dan Dilek Serbest. Berikut ini adalah 6 fakta unik film Fetih 1453.
1. Mengisahkan tentang hadis nabi
Film Fetih 1453 diawali oleh adegan di masa kenabian Muhammad SAW. Abu Ayyub dalam suatu pertemuan mengatakan sebuah hadis kepada sahabat nabi yang lain. Hadis tersebut berbunyi:
“Sesungguhnya Konstantinopel akan ditaklukkan, pemimpin mereka adalah sebaik-baik pemimpin, tentara mereka adalah sebaik-baik tentara.” (HR. Imam Ahmad dan Bukhori)
Sejak saat itulah banyak sultan maupun panglima perang kaum muslim mencoba mewujudkan hadis tersebut, tetapi selalu gagal hingga sampai pada pemerintahan Sultan Mehmet II dari dinasti Turki Usmaniyyah.
2. Rencana untuk menaklukan Konstantinopel
Film kemudian berlanjut pada abad ke-15 di mana Sultan Mehmed II naik tahta pada tahun 1444 pada umur yang sangat belia yaitu 12 tahun. Sultan Mehmed II yang kemudian bergelar Muhammad Al-Fatih dikenal sebagai sultan yang baik serta taat beribadah.
Sultan Mehmed sangat terinspirasi pada hadis nabi tentang penaklukkan kota Konstantinopel. Beliau bersama para pemuka kesultanan Turki Usmaniyyah kemudian menyusun berbagai rencana seperti menyiapkan tentara, amunisi, hingga mengajak damai berbagai kerajaan Eropa agar tidak mengganggu rencana penaklukkan.
3. Persiapan pasukan kesultanan Turki Usmaniyah
Terdapat alasan mengapa sejak zaman nabi hingga era kesultanan Turki Usmani sangat sulit untuk mewujudkan hadis penaklukkan Konstantinopel. Penyebabnya adalah tembok tebal, pertahanan efektif, hingga sebuah penghalang di selat Golden Horn yang mencegah kapal Turki untuk menjangkau benteng.
Menghadapi rintangan yang sulit, Sultan Mehmed II segera mempersiapkan pasukan besar sejumlah 130.000 orang dilengkapi dengan meriam raksasa buatan Orban dan puluhan kapal.
4. Kekalahan di awal perang
Setelah semua persiapan telah rampung, Sultan Mehmed beserta panglima dan pasukannya berangkat dari Ankara ke Konstantinopel. Mereka di depan benteng dan memulai pengepungan pada 6 April 1453.
Sebelum menyerang, Sultan Mehmed II berunding dengan raja Konstantinopel yaitu Constantine XI agar menyerahkan benteng agar tidak terjadi pertumpahan darah. Constantine menolak ajakan Mehmed sehingga perang tak terelakkan.
Karena perundingan menemui jalan buntu, Mehmed segera memerintahkan tentaranya untuk menyerang benteng. Pada awal pengepungan mereka sempat berhasil menjebol benteng namun segera dipukul mundur oleh pasukan Konstantinopel. Korban jiwa yang menggunung di pihak Turki membuat moral pasukan turun.
5. Strategi yang diluar nalar
Pengepungan sudah berjalan lebih dari 40 hari dan belum ada tanda-tanda untuk berhasil. Sultan Mehmed yang menolak menyerah kemudian melakukan sesuatu yang diluar nalar. Beliau memerintahkan pasukannya untuk membawa kapal melintasi daratan agar bisa melewati rantai penghalang di teluk Golden Horn.
Rintangan seperti bentangan bukit serta hutan tidak menyurutkan niat pasukan Turki Usmani untuk memindahkan kapal perang. Kerja keras sultan dan pasukannya membuahkan hasil manis karena sebanyak 70 kapal perang telah berjejer rapi di selat Bosporus dan siap memborbardir benteng.
Melihat strategi diluar logika ini, pihak pasukan Konstantinopel panik dan mulai mempersiapkan pertahanana di bagian benteng yang rentan tertembus. Sebelum memulai serangan, Sultan Mehmed II memimpin Salat Subuh berjamaah dengan seluruh pasukannya. Setelah itu sultan berpidato untuk membakar semangat tentara Turki karena kemenangan sudah di depan mata.
6. Kemenangan bersejarah
Kemudian pada pagi hari serangan yang menentukan akhirnya tiba. Meriam raksasa kembali ditembakkan dan berhasil menjebol benteng Konstantinopel. Ratusan tentara Usmani segera menyerbu dan menyerang tentara Konstantinopel di dalam benteng.
Komandan pasukan Turki yaitu Hasan Ulubat berhasil mengalahkan pimpinan pasukan Konstantinopel, Gustiniani. Setelah itu, Hasan menancapkan bendera Usmani di puncak benteng yang menandai runtuhnya Konstantinopel.
Tanggal 29 April 1453 menandai kemenangan bersejarah kesultanan Turki Usmaniyah atas kerajaan Konstantinopel. Kota Konstantinopel pun berganti nama menjadi Istanbul dan Sultan Mehmed II segera membuat pengumuman bahwa setiap warga kesultanan berhak menjalankan agama yang dianutnya.
Penaklukan Konstantinopel lewat film epic Fetih 1453 berisi pelajaran antara lain tetap giat berusaha walaupun telah alami berbagai kegagalan serta percaya Tuhan akan membantu hambanya yang pantang menyerah dan taat beribadah kepada-Nya.
Tag
Baca Juga
-
Pratama Arhan Main di K-League, Ini Rangkingnya di Jajaran Liga Top Asia
-
Rekap Tim Asia Tenggara di Pekan Perdana Piala Asia 2023, Thailand Menang!
-
Ini Pemain Indonesia yang Masuk dalam Daftar Unggulan di Malaysia Open 2024
-
Veda Ega Pratama Ikut Ajang Ini! 3 Fakta Red Bull MotoGP Rookies Cup
-
Peluang Cetak Sejarah! Ini Sepak Terjang Tim Asia Tenggara di Piala Asia
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Al Ghazali karya Shohibul:Jejak Spiritual Sang Hujjatul Islam
-
Kapan Ramadhan 2025? Simak Perkiraan Tanggal dan Fakta Menariknya!
-
Densus 88 Ringkus 2 Terduga Teroris Negara Islam Indonesia di OKU Timur, Inisial MD dan MA
-
Ulasan Buku Al-Farabi, Sang Maestro Filsafat yang Tak Lekang oleh Waktu
-
Kelompok Hamas dan Jihad Islam Serang Lokasi Vital Militer Israel di Tel Aviv
Ulasan
Terkini
-
Bambang Pamungkas Sebut Mimpi Indonesia ke Piala Dunia Masih Ada, Kenapa?
-
4 Pilihan OOTD Hangout ala Park Ji-hu yang Wajib Dicoba di Akhir Pekan!
-
Tips Sukses Manajement waktu Antara Kuliah dan Kerja ala Maudy Ayunda
-
F1 GP Las Vegas 2024, Bisakah Max Verstappen Kunci Gelar Juara Dunia?
-
AFF Cup 2024 Resmi Gunakan Teknologi VAR, Kabar Buruk Bagi Timnas Vietnam?