Kaum wanita memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat banyak. Terlebih bila ia sudah menjadi seorang istri. Selain taat terhadap suami, ia juga harus berusaha menjaga dan mengelola uang dari suaminya dengan baik, merawat dan mendidik anak-anaknya, dan masih banyak tugas serta tanggung jawab lainnya.
Bicara tentang tugas dan tanggung jawab kaum wanita, ada keterangan menarik dalam buku Istri-Istri Raja di Tanah Jawa. Begini keterangannya:
Berpijak pada persepsi masyarakat Jawa, wanita sering dimaknai dengan wani ditata dan sekaligus wani nata. Dalam pengertian wani ditata, wanita (istri) wajib mendengarkan serta melaksanakan petuah-petuah yang baik dari guru laki (suami).
Sementara dalam pengertian wani nata, wanita harus mampu memberikan pertimbangan atas pemikiran suami hingga lahirlah keputusan yang arif demi kebaikan bersama dalam satu keluarga. Terwujudnya simbiosis mutualisme antara wanita (istri) dengan pria (suami) yang akan menjadi kunci di dalam menciptakan stabilitas kehidupan di dalam berumah tangga.
Jika berpijak pada persepsi filosofis yang menempatkan peran wanita merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam hubungan simbiosis mutalisme, maka pemikiran-pemikiran masyarakat Jawa lebih maju dari yang kita duga. Karenanya, asumsi perihal wanita sekadar sebagai kanca wingking (istri yang pekerjaannya cuma di dapur dan sumur), isi-ning omah (istri sebagai pelengkap dalam rumah tangga), atau partner seks tersebut sesungguhnya sangat bertentangan dengan kearifan masyarakat Jawa.
Perihal pemosisian wanita yang setara dengan kaum pria oleh masyarakat Jawa sesungguhnya sudah ada sejak zaman Ratu Jay Shima dari Kalingga atau mungkin sejak zaman sebelumnya. Fakta ini dibuktikan melalui catatan-catatan sejarah yang menyatakan bahwa wanita bukan sekadar menduduki posisi sebagai kanca wingking, isi-isining omah, atau partner seks; tetapi memiliki posisi penting seperti sebagai raja atau pahlawan.
Adapun beberapa nama wanita yang menduduki posisi penting dan termaktub dalam catatan sejarah tersebut, antara lain: Ratu Jay Shima (raja putri Kalingga), Pramodhawardhani (raja putri Medang periode Jawa Tengah dari Dinasti Sailendra terakhir), dan masih banyak lainnya yang dibeberkan dalam buku ini.
Terbitnya buku Istri-Istri Raja di Tanah Jawa karya Krishna Bayu Adji dan Sri Wintala Achmad terbitan Araska ini layak diapresiasi. Buku ini dapat menjadi catatan sejarah tak terlupakan tentang para wanita hebat yang memiliki banyak tugas serta tanggung jawab yang besar.
Baca Juga
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
-
Ulasan Buku Sabar tanpa Batas, Memaknai Hidup dengan Bijaksana
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel 'Ayah, Ini Arahnya Kemana, Ya', Buku yang Temani Kamu Lewati Masa Sulit
-
Suci Muliyani Babat Habis Lawan di HDC 2024 Purwokerto, Bukti Lihai dalam Kendarai Honda BeAT
-
Ulasan Novel Happy Ending Machine: Ketika Mencintai Orang yang Salah
-
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam: Melawan Tradisi Kawin Tangkap
-
Menguak Sisi Gelap Masyarakat Elitis dalam Novel Ferris Wheel at Night
Ulasan
-
Ulasan Novel 'Ayah, Ini Arahnya Kemana, Ya', Buku yang Temani Kamu Lewati Masa Sulit
-
Emosional yang Begitu Sesak dalam Film Bila Esok Ibu Tiada
-
Ulasan Novel Happy Ending Machine: Ketika Mencintai Orang yang Salah
-
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam: Melawan Tradisi Kawin Tangkap
-
Menguak Sisi Gelap Masyarakat Elitis dalam Novel Ferris Wheel at Night
Terkini
-
Teka-teki Eliano Reijnders Dicoret STY dari Skuad, Ini Kata Erick Thohir
-
Pilihan Hidup Sendiri: Ketika Anak Muda Memutuskan Tidak Menikah, Salahkah?
-
Kesbangpol dan PD IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama untuk Meningkatkan Toleransi dan Harmoni
-
3 Rekomendasi Film Kolaborasi Memukau Ryan Gosling dan Emma Stone
-
Rekor Pertemuan Timnas Indonesia vs Arab Saudi, Garuda Belum Pernah Menang?