Serial Gang Buntu 13 keempat; Ujian, Oh Ujian ini adalah buku remaja ketujuh karya Arul Khan yang diterbitkan oleh Dar! Mizan di bawah Lini Sahabat Remaja Muslim, setelah Serial Gang Buntu 13 pertama; Bintang Sinetron, Serial Gang Buntu 13 kedua; Hati yang Terluka, Serial Gang Buntu 13 ketiga; Cewek Sombong Banget, Novel Remaja Islami; Senja yang Menghilang, Kumpulan Cerita Islami; Romantisme Masa Lalu, dan Novel Spionase; Labirin.
Arul Khan adalah penulis muda berbakat. Ia menulis esai, catatan perjalanan jurnalistik, cerpen, puisi, resep makanan, catatan kuliah, dan melukis pemandangan. Karya-karyanya banyak dimuat di di majalah Ceria Remaja, Gatra, Mandiri Online, Satu Arah (Malaysia), Garda, Tabloid Fikri, Kharisma, cybersastra.net, Akcaya Pontianak Post, Majalan Sarina (Malaysia), dan Esastera Malaysia.
Sebagaimana biasa, dalam setiap buku Serial Gang Buntu 13, di bagian awal tertera keterangan nama-nama penghuni gang tersebut, tahun lahir, kebiasaan unik, bentuk tubuh, dan lain sebagainya, serta dilengkapi dengan peringatan penulis. Peringatan penulis dalam setiap judul buku tentu berbeda-beda. Khusus pada buku Ujian, Oh Ujian ini, penulis memberi peringatan seperti berikut:
Peringatan Penulis
Percayakah Anda bahwa efek membaca buku serial ini adalah terhindar dari kelaparan? Jika ingin membuktikan, bacalah serial ini sambil menyantap hidangan di meja makan. Dijamin!
Dalam buku Ujian, Oh Ujian ini kebetulan jadwal ujian SPMB antara Zae, Ipal, Benny, dan Asong, berbarengan. Mereka pun sibuk menyediakan perlengkapan yang diperlukan selama ujian, seperti pensil 2B, penghapus, pulpen, papan triplek sebagai alas tulis, pengraut pensil, kartu ujian, ongkos pulang pergi, dan kacamata hitam. Ketika ditanya, kacamata hitam buat apa? Demikian jawabannya dalam percakapan mereka.
"Ode mande, buat apa kacamata hitam?" tanya Ipal aneh.
"Bah, kalau ujian pakai kacamata hitam, bisa-bisa kau tidak akan melihat soal-soal ujian nantinya," sambung Benny.
"Haiya, pelgi ujian bawa-bawa kacamata. Mau jadi tukang ulut, ya?" tambah Asong.
"Fungsinye, kalo ntar yang duduk di samping kite cewek cantik, nah kite pake deh kacamatanye. Gue yakin, ntu cewek akan terpesona dengan kite," jelas Zae sambil memasang kacamata.
Mereka pun dalam berjuang menghadapi ujian SPMB itu tidak lupa berdoa kepada Allah. Masing-masing dengan penuh keyakinan dan keteguhan hati memanjatkan doa pengharapan kepada Allah agar Dia memberikan kekuatan kepada mereka.
"Moga Allah meridhai perjuang ini," kata Zae memberi tanda agar menutup doa masing-masing.
"Aamiin..." jawab mereka serempak.
Buku ini memuat sembilan cerita. Cerita-cerita tersebut bertajuk Lagi Serius, Kakak Kelas, Miss Model, Ujian, Oh Ujian, Juminah Cordova, Suamiku Malang (1), Suamiku Malang (2), dan Masih Ada Hari Esok. Meski terbilang bagus, namun isi buku ini kalah bagus jika dibandingkan dengan buku sebelumnya yang berjudul Romantisme Masa Lalu.
Baca Juga
-
Nubia Neo 3 GT Raih Penghargaan MURI Smartphone AI Virtual Assistant Pertama
-
Xiaomi 16 Diprediksi Meluncur pada September 2025, Berikut Bocoran Spesifikasinya
-
Realme GT 7 dan Realme GT 7T Bakal Rilis 27 Mei 2025, Mana yang Terbaik?
-
Setelah Absen 5 Tahun, Kini Poco Hadirkan Kembali Ponsel Pro Lewat F7 Pro
-
Asus ROG Phone 9 Pro, Hadirkan Fitur Gaming Bertenaga AI yang Bikin Nagih
Artikel Terkait
Ulasan
-
Goa Rangko, Wisata Alam Permata Tersembunyi di Nusa Tenggara Timur
-
Review Film Angkara Murka: Horor dan Kekuasaan di Balik Gelapnya Tambang
-
Ulasan Novel The Three Lives of Cate Kay: Antara Karier dan Keluarga
-
Film Komedi Kinda Pregnant, Kebohongan Kehamilan Menjadi Realita Emosional
-
6 Rekomendasi Wisata Air Terjun di Sumba, Ada yang Mirip Niagara
Terkini
-
SEA Games 2025: Timnas Indonesia Terhindar Duo Favorit, tapi Bisa Bertarung Melawan Malaysia
-
Menu Makanmu Selamatkan Bumi? Pola Makan Ini Pangkas Emisi Lebih Efektif dari Teknologi Mahal
-
3 Rekomendasi Film tentang Paspampres, Penuh Aksi yang Seru dan Intens!
-
4 Rahasia Fashion dan Hairdo Go Min Si yang Bikin Penampilan Makin Classy!
-
Tari Kontemporer Berbalut Kesenian Rakyat: Kolaborasi Komunitas Seni Jogja